Kawasan Laweyan

masjid di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia


Laweyan merupakan kawasan perdikan dari kerajaan Pajang abad ke -16 dan Kasunanan hingga abad ke-20. Ketika Kyai Ageng Henis yang merupakan cucu Raja Mataram datang dan bermukim pada tahun 1546, Kawasan Laweyan tumbuh menjadi pusat perdagangan. Kawasan ini semakin populer ketika Haji Samanhoedi mendirikan Sarikat Dagang Islam (SDI) yang beranggotakan para pedagang batik serta produsen.[1] Maka dari itu, didirikan Museum Haji Samanhoedi yang berisikan benda-benda peninggalan milik sang pendiri SDI yang merupakan pengusaha batik.[2] Sejak saat itu, Kawasan Laweyan terkenal sebagai Kampung Batik dengan suasana lawas khas Solo.[2] Selain terkenal sebagai Kampung Batik, Laweyan terkenal akan nilai sejarah yang dimiliki sehingga Kawasan Laweyan masuk kedalam kawasan cagar budaya sesuai dengan SK penetapan, yaitu SK Menteri NoPM.03/PW.007/MKP/2010 dan SK Walikota No646/1-R/1/2013.[1]

Kawasan Laweyan terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah.[1] Kawasan ini terletak tidak begitu jauh dari Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo.[3]

Referensi sunting

  1. ^ a b c "Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-23. Diakses tanggal 2019-12-22. 
  2. ^ a b "Kampung Batik Laweyan: wisata batik dengan suasana lawas khas Solo". Bon Voyage Jogja (dalam bahasa Inggris). 2017-05-24. Diakses tanggal 2019-12-23. 
  3. ^ "Google Maps". Google Maps. Diakses tanggal 2019-12-26.