Kawah Chicxulub

kawah bekas tubrukan asteroid

Kawah Chicxulub (diucapkan [tʃikʃuˈlub]) adalah kawah kuno yang terkubur di Semenanjung Yukatan, Meksiko.[1] Kawah ini terbentuk sebagai akibat dari tabrakan asteroid berdiameter 11 - 81 km, yang dikenal sebagai penabrak Chicxulub.[2] Pusat kawah ini terletak di kota Chicxulub. Kawah ini memiliki diameter sebesar 180 km. Bagi para ilmuwan, kawah ini mungkin menyebabkan peristiwa kepunahan Kapur-Tersier yang memunahkan semua dinosaurus.

Kawah Chicxulub.

Kawah ini ditemukan oleh Glen Penfield yang sedang mencari minyak bumi pada tahun 1970-an.

Dampak Tumbukan

sunting

Ilmuwan yakin bahwa tumbukan meteorit di kawah ini telah menyebabkan kepunahan dinosaurus. Saat asteroid bertubrukan dengan Bumi, ratusan derajat celsius panas akan tersebar ke seluruh Bumi. Hanya 1 detik setelah tumbukan, setiap area sekitar 300 km dari tumbukan akan hancur. dan setelah beberapa detik, gelombang kejut akan membunuh makhluk di sekitarnya, terutama Amerika utara. Sekitar satu menit kemudian, hujan meteor dari bagian asteroid akan menghujani belahan bumi timur. Setelah 3 menit, ledakan meteorit akan mengeluarkan sebuah awan panas yang bernama ejekta. Ejekta akan menyelimuti Bumi, dan menaikkan suhu secara drastis. Setelah ejekta, gempa bumi raksasa, sekitar 12.5 skala ricther akan terasa di seluruh dunia. Sekitar 30 menit kemudian, debu panas yang meleleh akan mengakibatkan kebakaran disetiap tempat. Karena asteroid itu menubruk laut, satu jam kemudian, megatsunami raksasa membanjiri seluruh benua. Megatsunami itu dapat mencapai 3 km ke udara. Di area padang pasir, panas ejekta akan membuat badai pasir yang besar dan cukup kuat untuk menyerang seluruh belahan dunia. Pada hari kemudian, gelombang gempa akan menyebabkan aktivitas vulkanik dan gas beracun di seluruh belahan dunia. Ledakan asteroid juga merusak lapisan ozon, sehingga sinar UV akan membuat wabah penyakit yang besar. Hanya 3 hari setelah tumbukan, hujan asam dari gas beracun akan menghujani bumi selama seminggu. Dan setelah 2 minggu, bumi dilanda kegelapan total selama empat bulan yang berasal dari awan ejekta dingin dan ditambah dengan asap kebakaran dan letusan gunung berapi, cukup lama untuk membunuh kehidupan tumbuhan dan pada akhirnya hewan herbivora punah diikuti dengan karnivor. Selama kegelapan terjadi, iklim bumi menjadi rusak sehingga badai, taufan, siklon, tornado, dan bahkan sebuah badai raksasa bernama Hypercane akan melanda seluruh dunia. Tanpa cahaya Matahari, suhu bumi turun drastis dan menyebabkan zaman es kecil. Hujan es dan badai salju mendinginkan bumi selama 3 tahun dan tidak ada dinosaurus yang bisa bertahan terhadap suhu dingin. Setelah 1 tahun, awan ejekta mulai menghilang, tetapi dalam bentuk hujan abu. Layaknya hujan abu gunung berapi, hujan ini menimbun setiap daratan dan menenggelamkan dataran rendah. Beberapa jurang dapat tertimbun sedalam 120 meter. Setelah hujan berhenti, Bumi seperti planet mati, salju dan abu mengubur planet dan lava dari aktivitas gunung berapi tetap membakar planet Bumi. Namun setelah beberapa tahun, planet Bumi kembali sembuh. Abu mengandung mineral untuk menumbuhkan tanaman. Mamalia tingkat rendah dapat bersembunyi di bawah tanah. Hampir semua hewan yang lebih besar dari kucing akan punah.

Kekuatan Tumbrukan (daya ledak)

sunting

Kekuatan tubrukan Chicxulub dengan bumi menciptakan daya ledak yang sangat besar. Dalam perkiraan, daya ledak mencapai 5 miliar bom atom yang meledakkan Hiroshima. Peristiwa ini diyakini menjadi bencana terbesar dalam sejarah bumi. Bahkan, kekuatan dia hampir tak tertandingi. Jika dibandingkan dengan Gunung toba, supervulkan salah satu terdahsyat di bumi pun kalah dari Chicxulub yang kekuatannnya hanyalah 0,02 % (1/2000) dari Chicxulub.

Referensi

sunting

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting

21°24′N 89°31′W / 21.400°N 89.517°W / 21.400; -89.517