Dalam analisis numerik, kaidah Simpson atau aturan Simpson adalah salah satu metode untuk mencari hampiran numerik dari integral tentu. Metode ini berasal dari matematikawan Thomas Simpson (1710 – 1761), yang berasal dari Leicestershire, Inggris. Kaidah ini dinamai dengan kaidah tong dalam bahasa Jerman dan beberapa bahasa lainnya, lantaran Johannes Kepler berhasil menurunkan rumus ini pada tahun 1615 setelah melihat rumus ini digunakan pada tong anggur.[butuh rujukan] Kaidah Simpson merupakan dua kasus spesial dari rumus Newton-Cotes tertutup.

Kaidah Simpson dapat diturunkan dengan menghampiri integran (biru) dengan interpolasi kuadratik (merah).
Animasi yang menunjukkan bagaimana kaidah Simpson menghampiri fungsi dengan parabola, dan bagaimana proses penurunan galat dapat diraih dengan mengecilkan panjang langkah

Salah satu penerapan kaidah Simpson adalah dalam arsitektur perkapalan untuk menghitung kapasitas kapal atau sekoci.[1]

Kaidah Simpson 1/3 sunting

Salah satu perumusan paling sederhana dari kaidah ini adalah kaidah Simpson 1/3, yaitu :

 

Jika didefinisikan variabel   yang disebut panjang langkah[butuh rujukan], maka kaidah Simpson 1/3 dapat dinyatakan sebagai

 

Nilai hampiran di atas akan berubah menjadi eksak apabila fungsi   merupakan polinomial yang berderajat 3 atau kurang.

Penurunan Rumus sunting

Interpolasi Kuadratik sunting

Kaidah Simpson didasarkan pada interpolasi kuadratik yang dikonstruksikan dari titik  . Dengan menggunakan interpolasi polinomial Lagrange, maka diperoleh

 

Dengan menggunakan teknik integral substitusi, maka dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa

  •  
  •  
  •  

Apabila hasil di atas dituliskan dalam variabel  , maka didapatkan

 

Keberadaan faktor   pada rumus di atas mengakibatkan rumus tersebut disebut sebagai kaidah Simpson 1/3

Koefisien tak tentu sunting

Dengan menebak bahwa

 

maka nilai koefisien   di atas dapat diperoleh dengan mensyaratkan nilai hampiran di ruas kanan menjadi nilai eksak apabila fungsi   merupakan fungsi kuadrat. Oleh karena nilai  , maka sistem persamaan yang dihasilkan memiliki penyelesaian yang tunggal, yaitu

 

Pembuktian ini pada dasarnya adalah versi tak formal dari pembuktian interpolasi Lagrange, lantaran bentuk umum hampirannya ditebak di awal pembuktian.

Galat sunting

 
Animasi yang menunjukkan bagaimana hampiran kaidah Simpson akan semakin akurat apabila jumlah partisinya diperbanyak.

Galat dari hampiran integral menggunakan kaidah Simpson adalah

 

dengan  .[2]

Perhatikan bahwa galat kaidah Simpson 1/3 sebanding dengan  . Akan tetapi, penurunan rumus kaidah Simpson menunjukkan bahwa galat kaidah Simpson 1/3 sebenarnya sebanding terhadap  . Orde tambahan ini diperoleh karena kaidah Simpson menggunakan titik-titik berjarak sama pada domain integrasi  .

Oleh karena galatnya sebanding dengan turunan keempat dari fungsi   pada titik  , maka kaidah Simpson 1/3 akan memberikan hasil eksak apabila fungsi   merupakan polinomial berderajat tiga atau kurang, sebab turunan keempat dari fungsi   adalah nol pada setiap titik.

Kaidah Simpson 1/3 Komposit sunting

Jika domain integrasi   cukup "kecil" (dalam artian, fungsi yang akan diintegralkan relatif mulus pada interval  ), maka kaidah Simpson dengan   subinterval akan memberikan hampiran yang cukup dekat dengan nilai eksak integralnya. Untuk fungsi yang seperti itu, interpolasi kuadratik seperti yang digunakan dalam aturan Simpson akan memberikan hasil yang baik.

Akan tetapi, terkadang ditemukan kasus dimana fungsi yang akan diintegralkan tidaklah mulus pada interval yang diberikan. Biasanya, ini artinya fungsinya sangat berosilasi atau tidak memiliki turunan pada beberapa titik. Pada kasus-kasus tersebut, kaidah Simpson akan memberikan hasil yang buruk. Salah satu cara untuk menangani masalah ini adalah mempartisi interval   menjadi   subinterval yang sama panjangnya, lalu terapkan kaidah Simpson pada setiap subinterval. Nilai hampiran integralnya diperoleh dengan menjumlahkan hasil hampiran kaidah Simpson pada setiap subinterval. Pendekatan ini disebut sebagai kaidah Simpson 1/3 komposit, atau kaidah Simpson komposit saja.[butuh rujukan]

Misalkan interval   dipartisi menjadi   subinterval dengan panjang yang sama. Apabila variabel   menyatakan panjang dari partisi  , maka didapatkan  . Andaikan titik partisinya ialah  , maka diperoleh persamaan  . Sehingga,

 

Jika dipilih  , maka kaidah Simpson komposit akan menjadi kaidah Simpson 1/3 biasa.

Dalam penerapan nya, seringkali lebih menguntungkan apabila digunakan panjang interval yang berbeda, dan fokus pada lokasi dimana fungsinya kurang "berperilaku baik". Metode ini akan mengarah ke Metode Simpson adaptif.

Galat sunting

Nilai galat yang dihasilkan dari kaidah Simpson komposit ialah

 

dimana   dan   adalah "panjang langkah".[3][4] Ukuran galatnya diperoleh dari

 

Kaidah Simpson 3/8 sunting

Kaidah Simpson 3/8, disebut juga Kaidah kedua Simpson, adalah metode lain untuk melakukan pengintegralan numerik yang diajukan oleh Thomas Simpson. Metode ini didasari oleh interpolasi kubik yang dikonstruksikan dari titik  . Secara matematis, kaidah Simpson 3/8 dapat dinyatakan sebagai berikut:

 
dengan   sebagai panjang langkah. Keberadaan faktor   pada rumus di atas mengakibatkan rumus tersebut disebut sebagai kaidah Simpson 3/8

Galat sunting

Galat yang dihasilkan melalui kaidah Simpson 3/8 ialah

 
dimana  . Sehingga, kaidah Simpson 3/8 dua kali lebih akurat daripada kaidah Simpson 1/3, namun metode ini memerlukan perhitungan nilai fungsi pada titik yang lebih banyak.

Kaidah Simpson 3/8 Komposit sunting

Apabila interval   dipartisi menjadi   subinterval dengan panjang yang sama. Apabila variabel   menyatakan panjang dari partisi  , maka didapatkan  . Andaikan titik partisinya ialah  , maka diperoleh persamaan  . Sehingga,

 

Jika dipilih  , maka kaidah Simpson 3/8 komposit akan menjadi kaidah Simpson 3/8 biasa.

Lihat juga sunting

Catatan sunting

  1. ^ McCall Pate (1918). The naval artificer's manual: (The naval artificer's handbook revised) text, questions and general information for deck. United States. Bureau of Reconstruction and Repair. hlm. 198. 
  2. ^ Atkinson, equation (5.1.15); Süli and Mayers, Theorem 7.2
  3. ^ Atkinson 1989, hlm. 257–258.
  4. ^ Süli & Mayers 2003, §7.5.

Referensi sunting

  • (Inggris) Atkinson, Kendall E. (1989). An Introduction to Numerical Analysis [Pengantar Analisis Numerik] (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-2nd). John Wiley & Sons. ISBN 0-471-50023-2. 
  • (Inggris) Burden, Richard L.; Faires, J. Douglas (2000). Numerical Analysis  [Analisis Numerik] (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-7th). Brooks/Cole. ISBN 0-534-38216-9. 
  • (Inggris) Cartwright, Kenneth V. (September 2017). "Simpson's Rule Cumulative Integration with MS Excel and Irregularly-spaced Data" [Pengintegralan Kumulatif Kaidah Simpson dengan MS Excel dan Data dengan Karak tak Beraturan] (PDF). Journal of Mathematical Sciences and Mathematics Education (dalam bahasa Inggris). 12 (2): 1–9. Diakses tanggal December 18, 2022. 
  • (Inggris) Kalambet, Yuri; Kozmin, Yuri; Samokhin, Andrey (2018). "Comparison of integration rules in the case of very narrow chromatographic peaks" [Perbandingan kaidah pengintegralan pada kasus puncak kromatografi yang sangat sempit]. Chemometrics and Intelligent Laboratory Systems (dalam bahasa Inggris). 179: 22–30. doi:10.1016/j.chemolab.2018.06.001. ISSN 0169-7439. 
  • (Inggris) Matthews, John H. (2004). "Simpson's 3/8 Rule for Numerical Integration" [Kaidah Simpson 3/8 untuk Pengintegralan Numerik]. Numerical Analysis - Numerical Methods Project (dalam bahasa Inggris). California State University, Fullerton. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 4, 2008. Diakses tanggal November 11, 2008. 
  • (Inggris) Kaw, Autar; Kalu, Egwu (2022). "Numerical Methods with Applications" [Metode Numerik beserta Penerapan] (dalam bahasa Inggris). .
  • (Inggris) Shklov, N. (December 1960). "Simpson's Rule for Unequally Spaced Ordinates" [Kaidah Simpson untuk Ordinat yang berjarak tak sama]. The American Mathematical Monthly (dalam bahasa Inggris). 67 (10): 1022–1023. doi:10.2307/2309244. JSTOR 2309244. 
  • (Inggris) Süli, Endre; Mayers, David (2003). An Introduction to Numerical Analysis [Pengantar Analisis Numerik] (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 0-521-00794-1. 
  • (Inggris) Weisstein, Eric W. "Newton-Cotes Formulas". MathWorld. Diakses tanggal December 14, 2022. 

Pranala luar sunting

Templat:PlanetMath attribution