Kacang tunggak

(Dialihkan dari Kacang tolo)
Kacang tunggak
Kacang otok, Vigna unguiculata ssp. unguiculata
dari Jatimulyo, Kunir, Lumajang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Subspesies:
V. u. subsp. unguiculata
Nama trinomial
Vigna unguiculata subsp. unguiculata
(L.) Walp. (1843)[1]
Sinonim

Dolichos unguiculatus L. (1753)[2]
Dolichos sinensis L. (1754)
Vigna sinensis (L.) Hassk. (1844)

Kacang tunggak (Vigna unguiculata subsp. unguiculata) adalah sejenis tanaman legum yang polong muda dan bijinya biasa disayur, seperti sayur lodeh atau brongkos. Tumbuhan ini relatif tahan kering[3] dan biasa ditanam di pekarangan sebagai cadangan pangan keluarga.

Kacang tunggak banyak variasi bentuknya. Di Jawa, kacang-kacang ini dikenal dengan beberapa nama seperti kacang dadap, kacang landes, kacang tunggak,[4] dan juga kacang otok serta kacang tolo.

Kacang tunggak masih satu jenis dengan kacang panjang namun berbeda subspesies atau kelompok kultivar.[5] Selain di Asia, biji kacang tunggak juga dimanfaatkan di Afrika, Eropa bagian selatan, dan kawasan Amerika Latin.

Pemerian

sunting
 
Pelat botani menurut Blanco

Kacang tunggak merupakan tanaman semusim yang tumbuh melebar, tegak atau hampir tegak, tinggi 15–80 cm. Kacang ini dibedakan dari subspesies lainnya dengan melihat polongnya yang sepanjang 10–30 cm, menggantung, keras dan kaku, tidak menggembung ketika muda. Bijinya biasanya agak besar, panjangnya antara 6–10 mm.[5] Ciri-ciri lainnya serupa dengan Vigna unguiculata pada umumnya.

Asal-usul dan pemanfaatan

sunting
 
Daun-daun dan bunga
 
Polong muda dijadikan sayur

Pusat keanekaragaman kacang tunggak (kelompok kv. Unguiculata) diperkirakan berada di Afrika Barat, tetapi kemudian tersebar luas di seluruh wilayah tropis dan ugahari. Kacang ini dimanfaatkan bijinya (kering atau basah) sebagai kacang-kacangan. Polongnya yang muda, dan daun-daun mudanya dipetik sebagai bahan sayuran atau lalapan. Bijinya dapat ditumbuk menjadi tepung atau diolah lebih lanjut menjadi kue-kue.[5]

Kacang tunggak juga baik untuk ditanam sebagai penutup tanah, karena dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dan dalam waktu pendek dapat menghasilkan banyak humus. Sebagai pupuk hijau, kacang tunggak mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi, yakni sebesar 4,4% berat kering hijauan. Daun dan ranting-ranting ini juga bagus sebagai pakan ternak karena mengandung kadar protein dan kapur yang tinggi, sementara serat kasarnya rendah.[4]

Kerabat dekat

sunting
 
Close up bunga

Vigna unguiculata memiliki tiga kelompok kultivar, yakni:[5]

  • Kelompok kv. Unguiculata (atau juga disebut Vigna unguiculata ssp. unguiculata) adalah kelompok kacang tunggak yang umum.
  • Kelompok kv. Biflora (Vigna unguiculata ssp. cylindrica) adalah kelompok kacang merah (kacang tunggak merah) atau kacang tunggak kecil.
  • Kelompok kv. Sesquipedalis (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) adalah kelompok kacang panjang.

Referensi

sunting
 
Polong masak
  1. ^ Walpers, W.G. 1843. Repertorium botanices systematicae. Auctore Guilielmo Gerardo Walpers ... 1: 779. Lipsiae: Sumtibus Friderici Hofmeister, 1842-48.
  2. ^ Linne, C. von. 1753. Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, ... 2: 725. Holmiae : Impensis Laurentii Salvii
  3. ^ Fery R. 2002. New opportunities in Vigna. In: Jannick and A. Whipkey (eds.). Trends in new crops and new uses. ASHS Press, Alexandria, VA.
  4. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 2: 1060-63. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. (sebagai V. sinensis. Edisi 1916: 342)
  5. ^ a b c d Pandey, R.K. & E. Westphal. 1989. Vigna unguiculata (L.) Walp. Diarsipkan 2021-01-16 di Wayback Machine. In: L.J.G. van der Maesen & S. Somaatmadja (Editors). Plant Resources of South-East Asia No. 1: Pulses. [Internet] Record from Proseabase, PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia. Diakses pada: 19-Aug-2013

Pranala luar

sunting