Joseph Hardy Neesima

(Dialihkan dari Jo Niijima)

Joseph Hardy Neesima atau Jo Niijima (新島 襄, Niijima Jō, 12 Februari 1843 – 23 Januari 1890) adalah tokoh pendidikan Jepang dari zaman Meiji, pendiri Universitas Doshisha dan Doshisha Women's College of Liberal Arts. Keberangkatannya ke Amerika Serikat ketika Jepang sedang menjalankan kebijakan negara tertutup. Ia adalah orang Jepang pertama yang memperoleh gelar akademis dari perguruan tinggi di Barat. Neesima lulus dengan dari Amherst College dengan gelar Bachelor of Science.

Joseph Hardy Neesima (Jo Niijima)
Lahir(1843-02-12)12 Februari 1843
23 Januari 1890(1890-01-23) (umur 46)
Kanda, Edo
MeninggalŌiso, Prefektur Kanagawa
PekerjaanPendidik
Universitas Doshisha

Biografi

sunting

Masa kecil

sunting

Ia dilahirkan pada tahun 1843 di Kanda, Edo[1] (sekarang Tokyo), tepatnya di kompleks kediaman resmi klan Itakura dari Domain Annaka (Provinsi Kozuke). Ayahnya bernama Niijima Tamiji, seorang samurai berpangkat rendah yang menjadi juru tulis kantor perwakilan Domain Annaka di Edo, dan ibunya bernama Tomi.

Nama kecilnya adalah Shimeta (七五三太).[1] Ada dua penjelasan mengenai asal usul namanya. Pertama, ia lahir dalam suasana tahun baru ketika rumah-rumah di Jepang dipasangi hiasan shimekazari. Ia adalah anak laki-laki pertama setelah ibunya empat kali melahirkan anak yang semuanya perempuan. Kedua, kakeknya begitu gembira dengan kelahiran anak laki-laki hingga berteriak "Shimeta!" ("Habis"), maksudnya tidak perlu membuat anak lagi.[2] Empat tahun kemudian ibunya melahirkan lagi seorang bayi laki-laki.[2]

Ia belajar shodō dari ayahnya yang membuka sekolah kaligrafi aksara Tionghoa di rumah. Setelah menjalani genbuku, sebagai putra pertama keluarga samurai, ia pun bekerja sebagai samurai.[3] Jepang ketika itu sedang menjalankan politik sakoku. Pemerintahan dikendalikan oleh Keshogunan Edo dengan bantuan para daimyo di daerah-daerah. Pada tahun 1860, ia belajar di akademi angkatan laut keshogunan yang salah satu mata pelajarannya adalah studi Barat (rangaku). Selain itu, ia membaca buku-buku sejarah dunia Barat, buku agama, dan fiksi, termasuk terjemahan bahasa Jepang dari Robinson Crusoe karya Daniel Defoe.[4]

Dua benda dari Barat yang sangat dikaguminya adalah kapal Belanda yang dilihatnya tahun 1860, dan terjemahannya Alkitab dalam bahasa Tionghoa yang dibelinya di Hong Kong dalam perjalanan menuju Amerika Serikat.[5]

Berangkat ke Amerika

sunting

Niijima ingin pergi ke Amerika walaupun bepergian ke luar negeri masih terlarang dan diancam hukuman mati. Perjalanan diawalinya dari Hakodate, salah satu pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan dengan kapal asing. Sewaktu bersembunyi di Hakodate, ia bertemu dengan pendeta Kristen Ortodoks Nikolai Kasatkine dari konsular Rusia. Niijima membacakan dan mengajarkan Kojiki kepada Nikolai. Sebagai balasannya, ia diajari bahasa Inggris dan agama Kristen. Minatnya terhadap Alkitab membuat Nikolai ingin mengangkatnya sebagai murid. Niijima tetap bersikeras ingin ke Amerika, dan Nikolai menyelundupkannya ke dalam kapal sebagai penumpang gelap.[6]

Pada tanggal 17 Juli 1864, Niijima, 21 tahun, diam-diam ikut kapal Amerika Serikat Berlin yang berangkat menuju Shanghai. Pihak berwenang Jepang tidak berhasil menemukannya, karena Kapten William T. Savory setuju membawanya ke Shanghai, dan mengatur perjalanan ke Amerika. Di Shanghai, ia berganti kapal, naik Wild Rover sebagai pesuruh kamar. Kapten kapal Horace Taylor menanyakan namanya, ia menjawab, "Niijima Shimeta." Namanya terdengar begitu sulit bagi kapten yang lalu memanggilnya "Joe". Ia dengan senang hati menerima nama barunya, dan lalu memakai nama Niijima Jo.[4]

Belajar di Amerika

sunting

Kapal Wild Rover tiba di Boston, Massachussetts pada bulan Juli 1865.[1] Pada bulan Oktober tahun yang sama, Susan H. Hardy, istri Alphaeus Hardy (pemilik kapal Wild Rover) membantunya masuk ke Phillips Academy Andover. Alphaeus Hardy adalah pengusaha sukses sekaligus komisaris Amherst Colloge dan anggota utama Dewan Komisaris Misi Asing Amerika (American Board of Commissioners for Foreign Missions), sebuah organisasi Gereja Kongregasional yang mensponsori misionaris asing, khususnya di Asia dan Amerika. Kapten Taylor sudah memberi tahu Hardy bahwa Niijima tertarik untuk menganut Kristen, dan bersekolah di Amerika Serikat. Hardy mengalami kesulitan mengerti bahasa Inggris yang diucapkan Niijima,[4] walaupun Niijima sebelumnya sudah belajar bahasa Inggris beberapa bulan di Hakodate, dan berada di kapal dengan pelaut yang berbicara bahasa Inggris.

Selama 9 tahun di Massachusetts, Niijima dianggap sebagai anak angkat dan biaya hidupnya ditanggung oleh keluarga Hardy. Dalam bahasa Inggris, ia bahkan menyebut dirinya sebagai Joseph Hardy Neesima. Dari Oktober 1865 hingga Juni 1867, ia belajar di Phillips Academy, dan dibaptis di gereja milik Seminari Teologi Andover pada bulan Desember 1866.[1] Setelah lulus dari Phillips Academy, ia melanjutkan ke Amherst College pada musim gugur 1867, dan lulus dengan bidang kekhususan geologi dan filsafat pada bulan Juli 1870 (usia 27 tahun). Setelah lulus dari Amherts College, Niijima masuk ke Seminari Teologi Andover pada bulan Oktober tahun yang sama.[1]

Gelar Bachelor of Science dari Amherst College menjadikan Niijima Jō sebagai orang Jepang pertama yang memperoleh gelar akademis dari perguruan tinggi di Barat. William Smith Clark yang mengajar kimia adalah salah seorang dosennya di Amherst College. Bagi Clark, Niijima adalah orang Jepang pertama yang diajarnya (di kemudian hari, Clark menjabat kepala sekolah pertanian di Sapporo). Meskipun demikian, Mori Arinori adalah mahasiswa Jepang pertama yang resmi belajar di luar negeri karena Niijima Jō tiba di Amerika sebagai penumpang gelap.

Bersama Delegasi Iwakura

sunting

Pada tahun 1872, Niijima bertemu dengan Delegasi Iwakura yang sedang berkunjung ke Amerika Serikat. Kemampuan bahasa Inggris Niijima menarik perhatian Kido Takayoshi. Ia dibayar untuk menjadi penerjemah pribadi Tanaka Fujimaro (14 April 1872-Januari 1873), dan disertakan sebagai anggota Delegasi Iwakura yang sedang mempelajari sistem pendidikan di Amerika dan Eropa. Bersama Delegasi Iwakura, Niijima berangkat dari New York menuju Eropa, dan berkesempatan mengunjungi Prancis, Swiss, Jerman, dan Rusia. Setelah itu ia kembali ke Berlin, dan menetap di sana selama 7 bulan untuk menyusun Riji Kōtei (理事功程) atau laporan direktur delegasi Iwakura.[7] Laporan tersebut nantinya memberi pengaruh besar terhadap perencanaan sistem pendidikan yang dibuat Pemerintah Meiji. Ia juga dikontrak untuk melakukan survei sistem pendidikan di Amerika Serikat dan Eropa, dan mendampingi Tanaka Fujimaro melakukan survei sistem pendidikan di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Mendirikan Doshisha

sunting

Niijima lulus dari Seminari Teologi Andover pada bulan Juni 1874. Ia adalah orang Jepang pertama yang ditahbiskan sebagai pendeta Protestan, dan menjadi anggota Gereja Kongregasional (sekarang Gereja Kristus Bersatu). Pada waktu itu, ia sudah dikenal sebagai Joseph Hardy Neesima, dan selalu berpakaian ala Barat.[8]

Pada bulan Oktober 1874, Niijima turut serta dalam pertemuan tahunan Dewan Komisaris Misi Asing Amerika di Rutland, Vermont. Dalam pertemuan, ia mengusulkan pendirian universitas Kristen di Jepang. Ia dijanjikan untuk diberi AS$5.000 sebagai modal pendirian universitas.[1] Niijima yang ketika itu berusia 31 tahun, tiba kembali di Yokohama pada bulan November 1874.[1] Keshogunan Edo berakhir pada tahun 1868, dan pemerintah baru Meiji sedang melakukan modernisasi.

Niijima awalnya berniat mendirikan sekolah di Osaka, dan rencananya mendapat dukungan dari menteri Kido Takayoshi. Setelah mendapat kesulitan dari pemerintah kota Osaka, ia memutuskan untuk mendirikan sekolah di Kyoto. Niijima memiliki banyak kenalan dari kalangan kuge kazoku karena mantan majikan Niijima (klan Itakura) dulunya bertugas di kantor keamanan Kyoto (Kyoto Shoshidai). Salah seorang kenalannya, Takamatsu Yasuzane meminjamkan kira-kira setengah dari kompleks kediaman klan Takamatsu. Bangunan kompleks kediaman klan Takamatsu di Teramachi kemudian disiapkannya sebagai gedung sekolah. Izin mendirikan sekolah diperoleh dari Gubernur Kyoto Makimura Masanao dan Penasihat Gubernur Kyoto Yamamoto Kakuma. Dōshisha Eigakkō secara resmi dibuka pada 29 November 1875. Dōshisha adalah nama ciptaan Yamamoto,[9] dibuatnya dari tiga aksara kanji yang secara harfiah berarti ikatan sama tujuan, dan eigakkō berarti sekolah Inggris. Sekolah yang dibukanya tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris, melainkan juga ilmu-ilmu dari Barat yang memakai bahasa Inggris.

Ketika sekolah baru dibuka, pengajarnya hanya dua orang: Niijima Jō yang merangkap kepala sekolah, dan misionaris Amerika Serikat, Jerome D. Davis. Muridnya pun hanya 8 orang semuanya laki-laki, di antaranya Motora Yūjirō, Nakajima Rikizō, dan Ueno Hidesaburō. Pada 3 Januari 1876, Niijima menikahi adik perempuan Yamamoto Kakuma yang bernama Yae.

Dosen lulusan Universitas Yale, Dr. Dwight Whitney Learned tiba untuk menjadi pengajar pada bulan April 1876. Setelah sekitar setengah tahun di Teramachi, Doshisha pindah ke dua gedung kecil dan satu gedung ruang makan di Imadegawa pada tahun ajaran baru September 1876. Kampus Imadegawa hingga kini masih dijadikan kampus utama Doshisha. Di Imadegawa, Doshisha menerima 35 siswa pindahan dari Kumamoto pada bulan September 1876. Mereka disebut Kelompok Kumamoto (Kumamoto Band) karena berasal dari Sekolah Ilmu Barat Kumamoto yang sudah dibubarkan tahun 1876 akibat tekanan penguasa setempat. Siswa Kelompok Kumamoto sebelumnya belajar bahasa Inggris dan Kekristenan dari orang-orang Amerika, termasuk Kapten Leroy Lansing Janes.[8]

Pada April 1877, Niijima membuka sekolah khusus untuk siswa putri, Doshisha Bunko Nyokoba di Kyoto. Ia sendiri bertindak sebagai kepala sekolah. Sekolah ini berawal dari sekolah putri yang didirikan misionaris wanita A.J. Starkweather pada Oktober 1876, tempatnya di rumah kediaman Jerome Dean Davis, di dalam kompleks Taman Istana Kekaisaran Kyoto. Dōshisha Bunkō Nyokōba diganti namanya menjadi Doshisha Jogakko pada bulan September tahun yang sama. Penggantian nama ini disebabkan kata nyokōba dapat menimbulkan salah pengertian sebagai sekolah yang mengajarkan menjahit dan keterampilan untuk perempuan.[10]

Doshisha meluluskan 15 siswa angkatan pertama pada bulan Juni 1879. Dalam upacara pagi, 13 April 1880, Niijima memukuli telapak tangannya sendiri dengan sebilah tongkat kayu hingga tongkat patah menjadi tiga bagian. Sebagai kepala sekolah, dirinya merasa bertanggung jawab atas para siswa yang membolos karena menentang penggabungan kelas yang diputuskan sekolah.[1]

Pada 6 April 1884, Niijima untuk kedua kalinya mengadakan perjalanan Eropa dan Amerika, dan tiba kembali di Jepang pada Desember 1885. Ketika berada di Jerman, ia berkunjung ke rumah Johannes Hesse, dan bertemu dengan Hermann Hesse yang ketika itu masih anak-anak.

Setelah sekolah yang didirikannya semakin berkembang, Niijima pada tahun 1882 menyatakan niatnya untuk mendirikan universitas.[11] Pada November 1888, esainya yang berjudul Sasaran Pendirian Universitas Doshisha (Dōshisha Daigaku Setsuritsu no Shii) dimuat dalam majalah dan surat kabar utama di Jepang.

Meninggal dunia

sunting

Di tengah usaha mengumpulkan dana pendirian universitas, ia jatuh sakit di Maebashi, Prefektur Gunma. Di ryokan Mukadeya, Ōsaki, Prefektur Kanagawa tempatnya beristirahat, Jo Niijima meninggal dunia pada 23 Januari 1890 dalam usia 47 tahun. Sebelum meninggal dunia, ia menitipkan 10 butir wasiatnya kepada Tokutomi Sohō dan Kozaki Hiromichi.

Upacara pemakaman dilangsungkan 27 Januari 1890 di kapel Doshisha. Makamnya berada di Wakaōji, Higashiyama, Kyoto. Batu nisannya ditulis oleh Katsu Kaishū.

Ketika meninggal dunia, cita-citanya menjadikan sekolah yang didirikannya berstatus universitas belum tercapai, namun reputasinya sebagai seorang pendidik telah diakui, dan sekolah yang didirikannya terus berkembang. Doshisha memiliki gedung bata pertama, Shōeikan yang selesai dibangun tahun 1884, sebuah kapel dan gedung perpustakaan, masing-masing selesai dibangun pada tahun Juni 1886 dan November 1887. Pengusaha Amerika Serikat J.N. Harris yang menyumbangkan uang sebesar AS$10.000 sebagai modal membuka Sekolah Sains Harris pada bulan Juli 1890.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h "同志社大学/年表". Universitas Doshisha. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-19. Diakses tanggal 2010-01-23. 
  2. ^ a b "誕生と家族". 新島襄ものがたり. Universitas Doshisha. Diakses tanggal 2010-01-23. 
  3. ^ Anderson, Gerald H. 2001. Biographical dictionary of Christian missions. San Fransisco: Happer. 498-499.
  4. ^ a b c Van Sant, John E. (2000). Pacific Pioneers: Japanese Journeys to America and Hawaii, 1850-80 The Asian American experience. University of Illinois Press. ISBN 0-2520-2560-1.  line feed character di |title= pada posisi 67 (bantuan);
  5. ^ "キリスト教". 同志社のはじまり. Universitas Doshisha. Diakses tanggal 2010-01-23. 
  6. ^ Ebizawa, Norimichi. 1957. Japaness Witness For Christ . London: Luttherworth Press. 13-21.
  7. ^ "田中不二磨撰 『理事功程』明治10 (1877)年". Perpustakaan Kyoto University of Foreign Studies. Diakses tanggal 2010-01-23. 
  8. ^ a b Summerfield, Carol J. (1998). International Dictionary of University Histories. Taylor & Francis. hlm. 131–134. ISBN 1884964230. 
  9. ^ "英学校". 同志社のはじまり. Universitas Doshisha. Diakses tanggal 2010-01-23. 
  10. ^ "The spirit of the women who set the foundations of women's education in the early years still breathes today". Doshisha Women's College of Liberal Arts. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-09. Diakses tanggal 2010-01-23. 
  11. ^ "大学設立運動". 同志社のはじまり. Universitas Doshisha. Diakses tanggal 2010-01-23. 

Pranala luar

sunting