SMA Negeri 1 Medan

sekolah menengah atas di Kota Medan, Sumatera Utara

SMA Negeri 1 Medan, atau Smansa Medan, terletak di Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1, Medan, Sumatera Utara. Berdiri sejak tahun 1950, SMA Negeri 1 Medan melahirkan banyak pemimpin sipil dan militer di tingkat regional maupun nasional. Berdiri di jantung pusat kota yang kosmopolitan, Smansa Medan mendidik siswa dengan disiplin ketat demi mengabdikan ilmu untuk kepentingan bangsa dan negara. Selama masa Orde Lama dan Orde Baru, Smansa Medan terkenal dengan reputasi guru-gurunya yang tegas dan berkualitas. Banyak alumni Smansa Medan dikenal umum sebagai pelayan publik yang berhasil.

SMA Negeri 1 Medan
Informasi
Didirikan1950
AkreditasiA (Unggul)
Nomor Pokok Sekolah Nasional10210873
Kepala SekolahElfi Sahara, S. Pd., M. Si
Jumlah kelas27 Kelas IPA (9 Kelas/Angkatan)
9 Kelas IPS (3 Kelas/Angkatan)
Jurusan atau peminatanIPA dan IPS
Rentang kelasX IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka)
XI IPA dan XI IPS
XII IPA dan XII IPS
KurikulumKurikulum 2013 & Kurikulum Merdeka
Jumlah siswa1296
StatusSekolah Negeri
Alamat
LokasiJl. Teuku Cik Ditiro No.1, Madras Hulu, Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara 20152, Medan, Sumatera Utara
Situs webhttps://smanegeri1medan.sch.id/
LulusanIKAL SMANSA (Ikatan Alumni SMANSA)
Moto
Moto"CERDAS (Creative, Educative, Rasional, Dis- cipline, Asa dan Spirit)”"

Salah satu ciri khas unik yang dikenal dari Smansa Medan ialah posisi historisnya sebagai almamater para gubernur dan jenderal. Banyak alumninya yang berhasil melanjutkan pendidikan tinggi di jenjang akademi militer (Akademi Militer, AAU, AAL, Akpol) dan menunjukkan prestasi kepemimpinan yang menonjol sebagai perwira tinggi dalam sejarah modern Indonesia. Sedikit nama di antaranya ialah Edy Rahmayadi (Gubernur Sumatera Utara, Panglima Kostrad), Raja Inal Siregar (Gubernur Sumatera Utara, Panglima Kodam Siliwangi), Tengku Rizal Nurdin (Gubernur Sumatera Utara, Panglima Kodam Bukit Barisan), Adolf Sahala Rajagukguk (Wakil KASAD, Panglima Kostrad), Raja Kami Sembiring Meliala (Ketua Komisi II DPR RI, Panglima Kodam Cenderawasih), Burhanuddin Siagian (Panglima Kodam Bukit Barisan), Zahari Siregar (Panglima Kodam Iskandar Muda), Ahwil Luthan (Gubernur PTIK, Kepala BNN) dan lain-lain.

Namun, sejak tahun 2000-an, citra Smansa Medan sebagai sekolah yang keras berubah drastis seiring keberhasilannya dalam melakukan transformasi penyelarasan disiplin pendidikan yang ketat dengan semangat kemerdekaan belajar yang memacu kreativitas di bidang seni budaya. Smansa Medan melahirkan siswa-siswi kreatif dengan bakat menonjol di berbagai bidang industri kreatif. Rini Wulandari menjadi pemenang pertama Indonesian Idol (musim keempat) tahun 2007 di RCTI. Uma Tobing menjadi pemenang pertama Indonesia Mencari Bakat 2 tahun 2010-2011 di Trans TV. Keduanya menjadi juara ketika masih menempuh studi di Smansa Medan.

Sejarah Sekolah sunting

Pendirian SMA Negeri 1 Medan dirintis pada tanggal 18 Agustus - 1 September tahun 1950, pada mulanya berlokasi di Jalan Teuku Umar No. 1, Medan. Sebelum menempati lokasi Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1 Medan, SMA Negeri 1 Medan pernah berubah menjadi SMA darurat yang berlokasi di Jalan Seram Biru pada masa agresi Belanda yang kerap melakukan aksi polisionil.

Dahulu, SMA Negeri 1 Medan sempat disebut sebagai SMA Teladan Medan. Pada tahun 1954, Kepala Urusan Pendidikan SMA Depdikbud menugaskan beberapa SMA negeri terpilih untuk mengadakan kurikulum baru. Sekolah-sekolah ini kemudian disebut sebagai SMA Teladan di masing-masing kota tersebut. Didasari oleh SK Mendikbud nomor 12807/a/c pada tanggal 16 Desember 1957, beberapa SMA Teladan berdiri di Jakarta, Medan, Surabaya, Bukit Tinggi, dan Yogyakarta. SMA Teladan sendiri terdiri menjadi tiga bagian. Bagian A bermaterikan Sastra Budaya, bagian B mengajarkan Ilmu Pasti, dan bagian C bermaterikan Sosial Ekonomi. Anwar Nasution (Guru Besar FE UI, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2004-2009) dan adalah salah satu alumni Smansa Medan saat masih bernama SMA Teladan Medan.

Tak lama kemudian, proyek SMA Teladan diterapkan di seluruh Indonesia. Sejak saat itu, nama SMA Teladan Medan berubah menjadi SMA Negeri 1 Medan. Di era reformasi, sekolah ini sempat berubah menjadi SMU Negeri 1 Medan seiring perubahan nama Sekolah Menengah Atas menjadi Sekolah Menengah Umum di seluruh Indonesia. Hingga kini, sekolah ini kembali disebut sebagai SMA Negeri 1 Medan (Smansa Medan).

Sejak berdiri, SMA Negeri 1 Medan tetap konsisten menerapkan disiplin yang tegas dalam menjalankan pengajaran dan pendidikan. Tradisi ini dijalankan semenjak Rondang M. Simanjuntak menjabat sebagai Direktur Sekolah sejak tahun 1950 hingga 1960. Sosok kepala sekolah pertama Smansa Medan ini digambarkan oleh salah seorang mantan siswanya, Derom Bangun, sebagai berikut, "Pak Rondang memang terkenal sebagai orang yang aktif sekali. Perawakannya tidak begitu tinggi dan berwajah halus. Tapi soal ketegasan, tidak ada orang yang bisa mematahkannya. Kemampuannya menguasai bahasa luar biasa hebatnya. Pernah suatu kali saya mendengar dia menerima telepon di kantornya. Rupanya telepon itu dari seorang guru bahasa Jerman. Mereka pun terlibat dalam percakapan bahasa Jerman."

Pembauran Inklusif sunting

Sejak berdiri, SMA Negeri 1 Medan menerapkan pembauran inklusif. Murid dan guru, serta kepala sekolah, berasal dari berbagai etnis: Aceh, Batak, Bugis, Jawa, India, Melayu, Nias, Sunda, Tionghoa, dan lain-lain. Contohnya, Harbrinderjit Singh Dillon, tokoh pejuang HAM keturunan India, adalah salah satu lulusan terbaik yang dihasilkan Smansa. Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama. Siswa atau guru dari etnis yang sama tetap menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan. Selain keberagaman etnis, sekolah ini juga terkenal dengan keberagaman agama: mulai dari Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Konghucu. Smansa Medan dikenal karena memberikan kebebasan menghidupkan toleransi kegiatan siswa dengan agama berbeda: mulai dari aktivitas perkumpulan siswa bernuansa islami hingga paduan suara siswa Kristen Protestan Sola Gratia, masing-masing memiliki prestasi tersendiri.

Smansa Medan bersifat inklusif dalam pembauran. Seleksi penerimaan siswa SMA Negeri 1 Medan bersifat eksklusif berdasarkan tolok ukur nilai akademik. Didorong animo para pendaftar yang pada umumnya memiliki nilai akademik tinggi, SMA Negeri 1 Medan dituntut untuk menyeleksi hanya yang terbaik dari yang terbaik. Dengan komposisi siswa pilihan terbaik, Smansa Medan dikenal dengan tradisi menghasilkan lulusan yang diterima di berbagai kampus terbaik di Indonesia (UI, ITB, ITS, UGM, IPB, UNPAD, USU, UNDIP, UB dll) dan berbagai perguruan tinggi terbaik luar negeri (Jepang, Korea Selatan, Singapura, Australia, dan lain-lain).

Dikarenakan SMA Negeri 1 Medan merupakan sekolah yang unggul terkhususnya di Provinsi Sumatera Utara, maka SMA Negeri 1 Medan melakukan pembaruan kurikulum sesuai dengan surat dari Keputusan Menteri Nomor 719/P/2020, maka SMA Negeri 1 Medan melakukan peralihan dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka, dengan itu tidak ada jurusan IPA maupun IPS. Siswa memiliki hak untuk memilih kelas yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya

sunting

Logo Smansa Medan berwujud Perisai Hati dengan landasan Merah Putih dan tulisan SMA 1 Medan. Logo tersebut dibuat pada tahun 1965 oleh Johannes Kakiailatu, siswa Smansa Medan keturunan Ambon (alumnus 1967), pada masa peralihan dari masa peralihan pemerintahan Presiden Soekarno-Presiden Soeharto. Johannes Kakiailatu menciptakan logo ini untuk keperluan mengikuti pertandingan antar himpunan musik drum.

Definisi logo tersebut ialah semangat kebangsaan yang lahir dari jiwa kepemimpinan, kecintaan dan kesetiaan untuk mengabdi pada Tuhan dan tanah air. Semangat ini diharapkan senantiasa menghidupi pribadi siswa, alumni, dan guru Smansa Medan sepanjang masa.

Sejarah Motto sunting

Motto Smansa Medan berbunyi: Jangan Tanya Sejuta Kebenaran yang Pernah Kau Ucapkan, Tetapi Tanyakan Aksi Kebenaran Sekecil Apa yang Pernah Kau Berikan Kepada Bangsamu dan Negaramu. Motto tersebut dibuat oleh Jasmen Maruli Tua Sinaga, seorang guru seni rupa.

Selama puluhan tahun Pak JMT (Jasmen Maruli Tua) mewajibkan siswa-siswi baru untuk menyalinnya di masa pembelajaran awal tahun akademik baru. Walau pada mulanya dianggap sebagai motto yang informal, belakang siswa-siswi Smansa Medan menjadikannya sebagai motto resmi sebagai bentuk penghargaan atas jasa guru tersebut. Melalui motto tersebut, siswa-siswi Smansa Medan dibimbing untuk menjadi manusia yang berani bertindak untuk menegakkan kebenaran dalam hidupnya, apapun profesi yang dipilihnya kelak.

Ranking Nasional sunting

Berdasarkan Daftar 1000 Sekolah Terbaik versi LTMPT tahun 2022 yang mendata 23.657 SMA/SMK/MA sederajat dengan 745.115 peserta ujian, SMAN 1 Medan mendapatkan peringkat dengan hasil sebagai berikut:

  • Nilai Total: 547,702
  • Ranking Tingkat Nasional: 292
  • Ranking Tingkat Provinsi: 10
  • Ranking Tingkat Kota: 5

Fasilitas sunting

Sebagai Sekolah Menengah Atas Negeri terbaik di Kota Medan, SMAN 1 Medan berusaha menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendorong proses belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:

  • 36 Kelas (Lengkap Dengan 2 AC dan Proyektor)
  • Aula Raja Inal Siregar
  • CCTV Di Setiap Sudut Sekolah
  • Kantin
  • Koperasi
  • Lobby
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Biologi
  • Laboratorium Fisika
  • Laboratorium Kimia
  • Laboratorium Komputer
  • Lapangan Basket
  • Lapangan Voli
  • Masjid Ibnu Sina
  • Perpustakaan
  • Ruang Agama Katolik
  • Ruang Agama Kristen Protestan
  • Ruang BK
  • Ruang Guru
  • Ruang IKAL SMANSA
  • Ruang IT
  • Ruang Kepala Sekolah
  • Ruang Rapat
  • Ruang Sekretariat OSIS
  • Ruang Sekretariat PALH
  • Ruang TU
  • Ruang Wakil Kepala Sekolah
  • Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
  • Studio
  • Toilet

Kurikulum sunting

Pada awal semester TP 2023/2024 SMA Negeri 1 Medan mulai melakukan Kurikulum Merdeka pada siswa baru yaitu lebih tepatnya pada kelas X

Sesuai dengan surat dari Keputusan Menteri Nomor 719/P/2020 maka SMA Negeri 1 Medan melaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka

Dengan dilaksanakannya Kurikulum Merdeka maka SMA Negeri 1 Medan meniadakan jurusan IPA dan IPS melainkan SMA Negeri 1 Medan akan menseleksi kelas/pengelompokan siswa berdasarkan minat, bakat dan cita cita siswa yang bersangkutan

Dengan itu pengelompokan mata pelajaran seperti Kelompok A ( Wajib ), Kelompok B ( Pilihan ), Kelompok C ( Peminatan ), Peminatan kelompok Ilmu Pengetahuan Alam dan Peminatan kelompok ilmu sosial ditiadakan

Pada tiap akhir semester juga dilaksanakan program P5 ( Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ) yang dilaksanakan setiap akhir semester selama 1 bulan. Projek ini siswa SMA Negeri 1 Medan akan mendapat pemantapan moral dan pengasahan kreativitas. Projek ini akan mengasah bakat, mental, moral dan kreativitas siswa, sehingga siswa tidak hanya difokuskan pada bidang Akademik saja melainkan non-Akademik juga

Ekstrakurikuler sunting

Untuk mewujudkan wadah kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan siswa, SMAN 1 Medan menyediakan pilihan Ekstrakurikuler yang beragam bagi siswa. Adapun Ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMAN 1 Medan adalah sebagai berikut:

  • BAKMISS (Badan Kemakmuran Masjid Ibnu Sina Smansa Medan)
  • PABS (Penelaahan Alkitab Bukit Sion)
  • PS Sola Gratia (Paduan Suara)
  • KSSK (Kegiatan Siswa-Siswi Katolik)
  • PASKHASKIBRA (Pasukan Khas Pengibar Bendera)
  • Pramuka
  • PMR 009 (Palang Merah Remaja)
  • PIK-R Pro Bono (Pusat Informasi dan Konseling Remaja)
  • ICT ONE (Information, Communication, Technology)
  • KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
  • SMANSA NETWORK (Ekstrakurikuler Jurnalistik dan Cinematography)
  • OP Futsal
  • OP Basket
  • OP Karate
  • PALH (Pencinta Alam Lingkungan Hidup)
  • Sanggar Seni Smansa
  • Teater Rawit
  • English Club
  • Japanese Club

Alumni Ternama dari SMA Negeri 1 Medan sunting

Smansa Medan melahirkan banyak pemimpin di tingkat regional maupun nasional. Alumni Smansa Medan dikenal banyak berkarya di berbagai segi, mulai dari segi pendidikan, politik dan pemerintahan, militer, bisnis, sains, hingga kesenian. Mulai dari gubernur, pangdam, rektor, menteri, senator, legislator, hingga ketua lembaga tinggi negara. Mulai dari sutradara film, fotografer, aktor, penyanyi, hingga musisi.

Beberapa di antaranya adalah:

Seluruh tingkatan alumni Smansa Medan tergabung dalam suatu wadah organisasi yang bernama Alumni SMA N 1 Medan (Ikal Smansa). Ikatan ini memiliki motto: Semua untuk SMA 1, SMA 1 untuk Semua. Kata Semua untuk SMA 1 bermakna anjuran inklusif bahwa Ikatan Alumni SMA N 1 Medan membuka untuk siapa saja yang pernah menempuh studi di dalam Smansa Medan. Kata SMA 1 untuk Semua bermakna seruan positif bahwa alumni Smansa Medan harus dapat benar faedahnya dan benar faedahnya sebesar-besarnya untuk kemajuan warga, bangsa, dan negaranya, bahkan dunia.

Dalam tradisinya, mereka yang dikata sebagai alumni Smansa ialah semua pihak yang pernah menempuh studi di Smansa Medan, termasuk mereka yang tidak menyelesaikan studi hingga lulus dikarenakan pindah, putus sekolah, atau berpulang. Sesuai tradisi ini, maka sosok seperti Kristiani Herrawati Yudhoyono (Ibu Negara Republik Indonesia masa kepemimpinan SBY, menjadi siswi Smansa Medan semasa ayahnya, Sarwo Edhi Wibowo, menjabat Pangdam Bukit Barisan di Medan, lalu pindah ke SMA Negeri 24 Jakarta), atau Andi Rianto (komposer dan pemimpin Magenta Orchestra, dari Smansa Medan pindah ke Bandung dan Amerika Serikat) dapat dikata sebagai alumni Smansa.

Mars SMAN 1 Medan sunting

Cipt. C. Nainggolan


Kami dididik diajar dan dibekali

Dengan ilmu pengetahuan tiap hari

Di masa muda ceria penuh potensi

Untuk meraih cita harapan suci


Kami generasi muda yang diandalkan

Jadi teladan selalu tampil di depan

Dengan doa mohon bimbingan pada Tuhan

Menjalani hidup yang penuh tantangan


Reff:

Jasa bakti bapak ibu guru

Manis terukir dalam kalbu

Kami mau mengenang ilmu

Karena engkau kamipun maju


SMA Negeri 1 Medan yang tercinta

Mengemban tugas untuk mencerdaskan warga

Menyiapkan putra putri patriot bangsa

Untuk membangun Indonesia persada


Kembali ke Reff....


SMA SATU MAJU JAYA!

Referensi sunting