Karier (ID) Indonesia
ProduksiTacoma SY, Masan, Korea Selatan
Mulai dibuat 1979
Diluncurkan
Harga Unit -
Status Masih bertugas
Pelabuhan utamaArmada Timur TNI-AL
Karakteristik umum
Berat benaman 255 ton standar
290 ton beban penuh
Panjang 5.358 m (17.578,74 ft)
Lebar 800 m (2.624,67 ft)
Draft163 m (534,78 ft)
Tenaga penggerak2 M504 Diesel, 1,425 hp , melalui 2 shaft ke 2 propeler ,dan 1 turbin GE LM 1500
Kecepatan 41 knot
Jarak tempuh2,100 nm pada 14 knot,
Awak kapal 43 orang
Sonar & RadarRadar MR-302/Strut Curve
Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob
Persenjataan elektronikSonar MG-322T
Decoy PK-16 decol RL

KRI Mandau (621) merupakan kapal perang patroli utama Indonesia dari jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) dan merupakan kapal pertama dari kapal kelas Mandau. Kapal ini dibuat di Galangan kapal Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada tahun 1979. Kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI Mandau (621), KRI Rencong (622), KRI Badik (623), dan KRI Keris (624).

Sejarah sunting

Pembuatan sunting

Kapal ini dibuat di Galangan kapal Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada tahun 1979. Didesain untuk melakukan patroli cepat di perairan Indonesia.

Nama sunting

Nama Mandau, diambil dari nama senjata khas Dayak di Kalimantan, begitu pula nama-nama kapal di kelas ini, diambil dari nama senjata khas suku-suku yang berada di Indonesia.

Kapal sunting

Desain sunting

Desain kapal ini bermula dari kapal bersenjata kelas Ashville milik USA, dikemudian hari kapal ini dialihkan ke Korea Selatan dan menjadi Kapal kelas Baek Ku, kelas Baek Ku inilah yang dikembangkan oleh Korea Selatan dan menjadi KRI Mandau. Kapal ini didesain sebagai kapal serang berkecapatan tinggi, untuk mencapai itu maka badan kapal dibuat dari Aluminium sehingga bisa lebih ringan selain itu untuk mencapai kecepatan tinggi kapal ini dilengkapi dengan mesin gas turbin General Electric LM 1500 selain 2 buah mesin diesel untuk kecepatan rendah. Diharapkan dengan kombinasi ini, kapal mampu mencapai kecepatan 40 knot.

Persenjataan sunting

Torpedo sunting

Kapal ini tidak dilengkapi dengan torpedo dan persenjataan anti-kapal selam lainnya.

Peluru kendali sunting

Awalnya KRI Mandau menggunakan Rudal Aerospatiale MM-38 Exocet sebanyak 4 pucuk (2 x 2), yang memiliki jangkauan maksimum 42 km (23 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 165 kg, berpemandu active radar homing, bersifat jelajah inersia, sea-skimmer. Sejak ada kerja sama alih teknologi dengan China Exocet maka mulai diganti dengan rudal C-802 buatan SACCADE.[1]

Meriam sunting

  • Meriam Bofors 57 mm/70: 1 pucuk, kecepatan tembakan 200 rpm, berjangkauan maksimum 17 km (9,3 mil laut) dengan berat amunisi 2,4 kg, anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal, berpemandu tembakan Signaal WM28.
  • Meriam Bofors 40 mm/70: 1 pucuk, kecepatan tembakan 300 rpm, dengan jangkauan maksimum 12 km (6,6 mil laut) dengan berat amunisi 0,96 kg, anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
  • Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm: 2 pucuk, kecepatan tembakan 1000 rpm, dengan jangkauan efektif 2 km dengan berat amunisi 0,24 kg, anti pesawat udara, helikopter.[1]

Sensor dan senjata elektronik sunting

Radar dan sonar sunting


Pengumpan sunting


Tenaga penggerak sunting

Kapal ini digerakan oleh 2 buah mesin diesel dan sebuah mesin turbin . Mesin Diesel digunakan saat kecepatan rendah atau menghemat BBM sedangkan mesin turbin digunakan bila kapal ingin mencapai kecepatan maksimal dengan konsekuensi bahan bakar menjadi lebih boros.

Penugasan sunting

2007 sunting

2008 sunting

  • 12 Maret 2008, KRI Mandau menangkap kapal ikan berbendera Indonesia, KM Sanjaya-6 di posisi 07°53′15″LS,118°30′07″BT, saat diperiksa KM Sanjaya-6 telah berhasil menangkap ikan sebanyak 80 Ton ikan campuran, dan kapal tersebut tidak memiliki kelengkapan dokumen.[5]

Perwira yang pernah bertugas sunting

Referensi sunting

Sumber sunting

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting