Sistem peringatan dini tsunami: Perbedaan antara revisi

sistem yang digunakan untuk mendeteksi dan mengeluarkan peringatan tsunami
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k baru, rintisan
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 4 Agustus 2006 06.13

Sistem peringatan tsunami adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mendeteksi tsunami kemudian memberikan peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Sistem ini umumnya terdiri dari dua bagian penting yaitu jaringan sensor untuk mendeteksi tsunami serta infrastruktur jaringan komunikasi untuk memberikan peringatan dini adanya bahaya tsunami kepada wilayah yang diancam bahaya agar proses evakuasi dapat dilakukan secepat mungkin.

Berkas:Tsunami warning tv.jpg
Layar televisi di Jepang yang menampilkan sebuah peringatan tsunami

Ada dua jenis sistem peringatan tsunami yaitu sistem peringatan tsunami internasional dan sistem peringatan tsunami regional. Gelombang tsunami memiliki kecepatan antara 500 sampai 1.000 km/j (sekitar 0,14 sampai 0,28 kilometer per detik) di perairan terbuka, sedangkan gempa bumi dapat dideteksi dengan segera karena getaran gempa yang memiliki kecepatan sekitar 4 kilometer per detik (14.400 km/j). Getaran gempa yang lebih cepat dideteksi daripada gelombang tsunami memungkinan dibuatnya peramalan tsunami sehingga peringatan dini dapat segera diumumkan kepada wilayah yang diancam bahaya. Akan tetapi sampai sebuah model yang dapat secara tepat menghitung kemungkinan tsunami akibat gempa bumi ditemukan, peringatan dini yang diberikan berdasarkan perhitungan gelombang gempa hanya dapat dipertimbangkan sebagai peringatan biasa saja. Agar lebih tepat, gelombang tsunami harus diamati langsung di perairan terbuka sejauh mungkin dari garis pantai, dengan menggunakan sensor dasar laut secara real time.

Sistem peringatan tsunami pertama kali dibuat di Hawaii pada 1920-an.