Pemakzulan Martín Vizcarra

Lihat pula: Unjuk rasa Peru 2020 dan Krisis konstitusional Peru 2019

Pemakzulan Martín Vizcarra merupakan pemakzulan presiden Peru ke-85, Martín Vizcarra, yang diprakarsai oleh Kongres Peru pada 8 Oktober 2020 di bawah dasar "ketidakmampuan moral yang permanen". Pada tanggal 20 Oktober 2020, beberapa faksi di Peru bersama-sama menandatangani serangkaian pasal pemakzulan terhadap Presiden Martín Vizcarra atas dugaan kasus korupsi selama masa jabatannya sebagai gubernur Moquegua. Martín Vizcarra dicopot dari jabatannya pada 9 November 2020 dengan suara 105–16.

Pemakzulan Martín Vizcarra
Martín Vizcarra, diapit oleh para menterinya, mengumumkan kepulangannya pada 9 November setelah pemungutan suara
Termohon	Martín Vizcarra, Presiden Peru
Tanggal	20 Oktober 2020 – 9 November 2020
Tuduhan	Dianggap sebagai ketidakmampuan moral permanen
Pemicu	Pengungkapan dugaan pembayaran gelap dari perusahaan konstruksi kepada Presiden Vízcarra: sebagai Gubernur Moquegua sebagai Menteri Transportasi dan Komunikasi
Suara legislatif oleh Kongres Republik Peru
Pemungutan suara pemakzulan (2 November 2020)
Tuduhan	Ketidakmampuan moral
Suara mendukung	60
Suara menolak	40
Hasil	Martín Vizcarra dimakzulkan oleh Kongres
Pemungutan suara pencopotan (9 November 2020)
Tuduhan	Ketidakmampuan moral
Suara mendukung	105
Suara menolak	19
Hasil	Vizcarra dihukum oleh Kongres dan dicopot dari jabatannya (87 suara diperlukan untuk mendapatkan hukuman); Manuel Merino menjadi presiden

Awalnya, pemungutan suara untuk memulai proses pemakzulan dijadwalkan pada 31 Oktober, tetapi kemudian diperpanjang hingga minggu pertama November. Akhirnya diputuskan bahwa pemungutan suara dan debat akan dilaksanakan pada tanggal 2 November. Ketika tanggal tersebut tiba, pemakzulan dimulai dengan 60 suara mendukung, 40 menentang dan 18 golongan putih. Vizcarra menghadiri sidang paripurna di Kongres pada 9 November untuk membela diri dari tuduhan tersebut.

Setelah mendengar pembelaan Presiden, Kongres memperdebatkan dan menyetujui penghapusan Martín Vizcarra karena ketidakmampuan moral dengan 105 suara mendukung, melebihi ambang batas mayoritas 87 dari 130 suara yang diperlukan untuk menghukum seorang pejabat politik. Martín Vizcarra menjadi presiden ketiga yang berhasil dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya, bersama dengan Guillermo Billinghurst (1914) dan Alberto Fujimori (2000).

Pemakzulan Martín Vizcarra yang kontroversial diakui sebagai kudeta oleh banyak orang Peru, analis politik dan outlet media di negara itu, mengakibatkan dimulainya Unjuk rasa Peru tahun 2020. Keterlibatan dilaporkan oleh gerakan etnis di Peru ethnocacerist politisi Antauro Humala dan pengenalan biaya oleh partainya di kedua percobaan pemakzulan juga menimbulkan kekhawatiran tentang motif mencopot Martín Vizcarra.