Kacang kratok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 49:
 
[[File:Phaseol lunat 130815-0005 tdp.JPG|thumb|left|200px|Polongan muda kacang jawa]]
Kratok sejak lama ditanam sebagai penghasil bahan pangan. Sebagai sayuran, bijinya juga dimanfaatkan sebagai makanan kecil (''snack'') dengan cara menggoreng kacang kratok hingga mengeras. Kacang kratok acapkali dicampur dengan [[makanan pokok]] di [[Nusa Tenggara Timur]] dan biasa dimakan dengan [[nasi]], [[jagung]], dan [[ketela]] untuk di [[Bali]]. Yang biasa dipergunakan sebagai makanan adalah kultivar yang tidak mengandung [[racun]]. Bijinya dapat di[[ragi]]kan untuk dijadikan [[tempe]].<ref name=Sayur>{{aut|Sastrapradja, Setijati; Lubis, Siti Harti Aminah; Soetarno, Hadi; Lubis, Ischak}} (1981) [1981]. ''Sayur-Sayuran''. '''6''':72{{spaced ndash}}73. [[Jakarta]]:[[Lembaga Biologi Nasional|LBN]] - [[LIPI]] bekerjasama dengan [[Balai Pustaka]].</ref> Polongnya yang muda direbus dan dimakan sebagai sayuran. Bijinya yang tua, khususnya kultivar kacang jawa, mengandung [[asam sianida]], sehingga harus diolah terlebih dulu sebelum dapat dimakan dengan aman. Biji kara ini sering pula dimakan dicampur dengan [[soto]], [[nasi uduk]], dan lain sebagainya. Dapat dimasak ataupun dilalap. Walau mengandung asam biru (asam sianida), tapi juga mengandung [[vitamin A]], [[vitamin B|B]], dan [[vitamin C|C]]. Aromanya langu, tapi segar.<ref name=Bertanam/> Pengolahan itu di antaranya dengan merendamnya di air, merebusnya, atau memfermentasikannya sehingga racunnya hilang. Bahkan dahulu, kacang kratok juga dimakan oleh Orang Belanda sebagai ''[[rijsttaffel]]''.<ref name="heyne"/>
 
Biji dari beberapa kultivar yang lain hanya sedikit atau sama sekali tidak mengandung racun sianida, sehingga lebih mudah diolah. Di Filipina, biji kratok yang kering diolah untuk menghasilkan tepung kacang yang kaya [[protein]].<ref name="prosea1"/>
 
Daun-daunnya dimanfaatkan sebagai pakan [[ternak]]. Daun kratok yang diremas-remas dan dicampur [[adas pulasari]] digunakan sebagai obat luar sakit perut pada anak-anak. Bahan pewarna hijau juga didapat dari daun kratok yang diremas dalam air; untuk mewarnai makanan atau anyaman.<ref name="heyne"/> Selain itu, daunnya itu bermanfaat untuk obat [[sakit kulit]], dengan dicampur dengan [[kapur sirih]]. Cuma saja, kratok ini beracun bagi [[kambing]].<ref name=Bertanam>{{aut|Sunarjono, Hendro}} (2015). ''Bertanam 36 Jenis Sayur''. hlm.161{{spaced ndash}}163. [[Jakarta]]: Penebar Swadaya. ISBN 978-979-002-579-0.</ref>
 
==Kultivar==