Ibu Kasur

pencipta lagu asal Indonesia

Sandiah atau lebih dikenal dengan nama Ibu Kasur (16 Januari 1926 – 22 Oktober 2002)[1] adalah seorang seniman dan tokoh pendidikan Indonesia. Selain dikenal sebagai sosok pendidik anak-anak Indonesia yang ramah dan berkesan, Sandiah merupakan tokoh yang menciptakan lagu-lagu anak populer pada masanya seperti Bertepuk tangan, Kucingku, dan Main Sembunyi.

Ibu Kasur
Sandiah di prangko 2500 rupiah tahun 2004
LahirSandiah
(1926-01-16)16 Januari 1926
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal22 Oktober 2002(2002-10-22) (umur 76)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Nama lainIbu Kasur
AlmamaterMeer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)
Suami/istriSoerjono
AnakSursantio, Suryaningdiah, Suryo Prabowo, Suryo Prasojo, dan Suryo Pranoto.
Karier musik
GenreLagu anak-anak
Musicbrainz: 11eed916-170c-4076-b64f-6bb2d44e3c1d Modifica els identificadors a Wikidata

Sandiah menghembuskan nafas terakhir pada Selasa, 22 Oktober 2002 di Jakarta akibat serangan stroke pada usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di sisi pusara sang suami, Soerjono, yang telah lebih dulu meninggal pada 1992, di pemakaman Keluarga Kaliori di Banyumas, Jawa Tengah.

Biografi

sunting

Kehidupan awal dan karier

sunting

Sandiah mendapat julukan Ibu Kasur karena suaminya, Soerjono, dipanggil Pak Kasur. Nama Kasur ini berasal dari Kak Soer, panggilan Soerjono waktu muda. Sandiah menamatkan studinya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) pada akhir tahun 1930-an.[2] Sandiah sempat bekerja di Kantor Keresidenan Priangan, Bandung.[3]

Sandiah dan suaminya bertemu karena sama-sama anggota Kepanduan Indonesia selama Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949) di Bandung.[4] Mereka menikah di Yogyakarta pada tanggal 29 Juli 1946. Saat perang berakhir, tepatnya pada 1950, Sandiah dan Pak Kasur hijrah ke Jakarta.[3]

Bersama suaminya, Sandiah mengasuh siaran anak-anak di RRI Jakarta. Ketika TVRI berdiri pada 1962, Sandiah membawa acara serupa, yaitu Arena Anak-anak dan Mengenal Tanah Airku. Pada awal 1970-an, Sandiah menjadi pengasuh acara Taman Indria di TVRI.[5] Ketika televisi swasta muncul pada awal 1990-an, Ibu Kasur tampil dalam acara kuis Hip Hip Ceria di RCTI, sekitar tahun 1993-1996.[2]

Sandiah sering menjadi pembicara seminar-seminar yang berhubungan dengan dunia anak. Ia juga memimpin Yayasan Setia Balita yang memiliki lima buah taman kanak-kanak di Jakarta serta sempat menjadi pengasuh sebuah rubrik di majalah anak-anak Bocil.[6]

TK Mini

sunting

Sandiah dan suaminya mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) Mini pada tahun 1968.[2] TK tersebut didirikan dengan mengelompokan murid-muridnya dalam kelas berdasarkan umur masing-masing. Untuk murid yang berusia tiga tahun berada di kelas “Parkit,” murid yang berusia 4 tahun berada di kelas “Kutilang.” Dan murid yang berusia 5 tahun masuk dalam kelas “Cenderawasih.”[7]

Setelah Pak Kasur meninggal pada 1992, lembaga pendidikan anak itu berubah menjadi TK Mini Pak Kasur yang memiliki beberapa cabang di Jakarta. Beberapa lulusan TK Mini yang terkenal adalah mantan presiden Megawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Hayono Isman dan Ateng.[8]

Pencipta lagu

sunting

Di samping sebagai pendidik dan pemerhati anak-anak, Sandiah juga dikenal sebagai pencipta lagu anak-anak. Karyanya antara lain berjudul Kucingku, Bertepuk Tangan, Main Sembunyi, Balonku dan Sayang Semua.[9] Sandiah menciptakan setidaknya 20 lagu anak-anak, sementara suaminya telah menciptakan kurang lebih 140 lagu anak-anak.[7]

Jika diperhatikan, lagu-lagu karya Pak Kasur dan Bu Kasur cenderung singkat dan menghindari huruf “r.” Hal tersebut bertujuan agar lirik lagu mudah diingat dan tidak susah untuk dilafalkan oleh anak-anak.[7]

Produser film “Amrin Membolos”

sunting
 
Poster film Amrin Membolos (1996) yang diproduseri oleh Sandiah bersama Sursantio Suryono dan Agus Setiawan.

Demi melanjutkan obsesi sang suami, sepeninggal Pak Kasur, Sandiah sempat memproduksi sebuah film anak-anak berjudul Amrin Membolos pada tahun 1996.[10] Film ini dibintangi oleh Don Bograd, Nizar Zulmi, Debby Cynthia Dewi, Advent Bangun, Mandra, dan lainnya. Film ini bercerita tentang Amrin (Don Bograd) yang gemar bermain sepatu roda. Hingga suatu hari Amrin bersama teman-temannya mendaftar ke sebuah kompetisi sepatu roda. Saking semangatnya, Amrin menambah porsi berlatihnya hingga malam hari. Alhasil, Amrin sering terlambat dan bolos sekolah sehingga membuat ayahnya marah dan membakar sepatu roda Amrin.[6]

Film ini merupakan hasil kolaborasi antara Sandiah dengan Rizky Prasetya selaku Sutradara, dan Sjamsuddin sebagai penulis naskah, penata musik, dan sinematografi.[6]

Kematian

sunting

Pada Minggu, 20 Oktober 2002, Sandiah diketahui muntah-muntah dan diperiksakan ke Rumah Sakit Cikini, Jakarta.[2] Ia mengembuskan napas terakhir dua hari kemudian, 22 Oktober 2002 akibat serangan stroke. Ia dimakamkan di samping makam Pak Kasur di Desa Kaliori, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah.[11]

Kehidupan pribadi

sunting

Sandiah menikah dengan Soerjono (Pak Kasur) ketika mengungsi di Yogyakarta pada 29 Juli 1946. Keduanya dikaruniai lima orang anak yakni Sursantio (lahir 1948), Suryaningdiah (1950), Suryo Prabowo (1951), Suryo Prasojo (1958), dan Suryo Pranoto (1962).[12]

Penghargaan

sunting

Berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional pernah diterima Sandiah, seperti Bintang Budaya Parama Dharma pada tahun 1992, penghargaan dari Presiden Soeharto pada Hari Anak Nasional tahun 1988, dan Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari pemerintah Italia pada tahun 1976. Ia juga meraih predikat pembawa acara anak-anak legendaris dari sebuah stasiun televisi.[2]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Aditya, Rifan (2022-01-16). "Profil Sandiah Ibu Kasur, Lengkap dengan Perjalanan Karirnya". Suara.com. Diakses tanggal 2022-04-10. 
  2. ^ a b c d e Dzulfaroh, Ahmad Naufal (22 Oktober 2020). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Mengenang Ibu Kasur, Tokoh Pendidikan Anak Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  3. ^ a b Teguh, Irfan (23 Juli 2018). "Kisah Pak Kasur dan Bu Kasur Mendidik Anak Indonesia". Tirto.id. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  4. ^ Mulyadi, Seto (19 November 2019). "Pahlawan Nasional untuk sang Pendidik Anak". Media Indonesia. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  5. ^ Noor, Wulandari (17 Oktober 2021). "Sempat Jadi Asisten Pak Kasur, Seto Mulyadi Ceritakan Asal-usul Panggilan 'Kak Seto'". Pikiran Rakyat Depok. Diakses tanggal 9 November 2021. 
  6. ^ a b c Harahap, Syaiful W (17 Januari 2020). "Mengenang Bu Kasur Sang Pengasuh Bocil". Tagar.id. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  7. ^ a b c Tifada, Detha Arya (16 Januari 2021). Mahabarata, Yudhistira, ed. "16 Januari dalam Sejarah: Lahirnya Tokoh Pendidikan Anak Ibu Kasur". Voice of Indonesia. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  8. ^ Pertiwi, Annisa. "Mengenang Bu Kasur, Pendidik yang Utamakan 2 Peran Ini Sebagai Ibu". The Asian Parent. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  9. ^ Sedyawati, Edi; Achjadi, Judi; Yian, Goh Geok (1998). Performing Arts (dalam bahasa Inggris). Archipelago Press. hlm. 124-128. ISBN 978-981-3018-35-8. 
  10. ^ Rizky, Debrinata (16 Januari 2020). "Mengenang Ibu Kasur 'Sang Legenda Pendidikan Anak'". Okezone.com. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  11. ^ Liputan6.com (23 Oktober 2002). "Ibu Kasur Telah Tiada". Liputan6.com. Diakses tanggal 9 November 2021. 
  12. ^ Tokoh Indonesia (22 Januari 2002). "Legenda Tokoh Pendidikan Anak [Bu Kasur]". Tokoh.id. Diakses tanggal 16 Januari 2022.