Hutan Wehea

Kawasan hutan di Kalimantan, Indonesia

Hutan Wehea adalah sebuah kawasan hutan hujan seluas 38.000 hektare yang terletak di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia. Wehea dinyatakan sebagai 'hutan lindung' pada tahun 2004 oleh Dayak Wehea.[1] Proyek ini menerima Penghargaan Kalpataru pada tahun 2009, penghargaan tertinggi lingkungan hidup Indonesia.[2] Wehea saat ini adalah hutan yang dikelola bersama antara Dayak Wehea lokal dan Wehea Management Body.

Hutan Wehea

Deskripsi

sunting

Hutan Wehea berisi 38.000 hektare hutan dari bentang alam Wehea-Kelay yang seluas 532.143 hektare di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau. Di luar yang 38.000 hektare itu, sisanya dikuasai 15 konsesi berupa hak penguasaan hutan dan hutan tanaman industri serta perkebunan kelapa sawit.[3] Wilayah ini sebagian besar tidak terganggu dan berbatasan dengan tanah luas hutan primer dan sekunder yang diklasifikasikan sebagai konsesi penebangan. Wehea diklasifikasikan sebagai konsesi penebangan kayu tetapi dokumen telah diserahkan untuk mengubah status Wehea menjadi hutan lindung. Sekitar 30% dari Wehea telah secara selektif masuk, dengan kegiatan terakhir terjadi pada tahun 1996. Sampai saat ini, sekitar 40% dari Wehea telah dieksplorasi ringan.

Hutan Wehea berada mulai dari ketinggian 250 m di timur sampai 1750 m di barat, dengan tipe hutan mulai dari dataran rendah dipterocarpaceae hingga hutan pegunungan. Curah hujan umum sebesar 3000 mm per tahun dengan musim kering dari bulan Juni sampai September dan musim hujan dari bulan November sampai Februari. Suhu rata-rata berkisar 24-35 derajat Celcius. Hutan Wehea adalah DAS untuk Sungai Wehea di Kabupaten Kutai Timur dan Sungai Long Gi di Kabupaten Berau.

Keanekaragaman hayati

sunting

Studi keanekaragaman hayati di Wehea oleh Ethical Expeditions dan The Nature Conservancy menemukan bahwa hutan ini adalah rumah bagi spesies yang terancam punah seperti orangutan, macan dahan Sunda dan beruang madu.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-24. Diakses tanggal 2012-03-14. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-18. Diakses tanggal 2012-03-14. 
  3. ^ Maulana (2018), hlm.68.
  4. ^ http://www.actionatlas.org/content_detail.php?uid=pa3CAE2D617710C21B8B Diarsipkan 2012-04-01 di Wayback Machine..

Bahan bacaan

  • Duryatmo, Sardi (Desember 2007a). "Harta Terpendam di Pedalaman". Trubus Gold Edition - II: Harta Terpendam di Pedalaman. Jakarta: PT Trubus Swadaya. 2: 56 – 63. ISSN 0128-0057 Periksa nilai |issn= (bantuan). 
  • Duryatmo, Sardi (Desember 2007b). "Harta Terpendam di Pedalaman". Trubus Gold Edition - II: Harta Terpendam di Pedalaman. Jakarta: PT Trubus Swadaya. 2: 64 – 69. ISSN 0128-0057 Periksa nilai |issn= (bantuan). 
  • Maulana, Sapri (7 Mei 2018). "Kisah Hutan Wehea dan Orang Utan yang Terancam". Tempo. Jakarta: PT Tempo Inti Media: 67 – 73. ISSN 0126-4273. 
  • Susanto, Dian Adijaya (Desember 2007c). "Harta Terpendam di Pedalaman". Trubus Gold Edition - II: Harta Terpendam di Pedalaman. Jakarta: PT Trubus Swadaya. 2: 70 – 76. ISSN 0128-0057 Periksa nilai |issn= (bantuan). 

Pranala luar

sunting