Hubungan India dengan Korea Selatan

Hubungan India–Korea Selatan memiliki hubungan yang terbatas, meskipun terdapat usaha untuk mengembangkannya selama tiga dekade. Sejak pendirian hubungan diplomatik secara resmi antara dua negara tersebut dibuat pada 1973, beberapa perjanjian dagang dibuat: Perjanjian tentang Promosi Dagang dan Kerjasama Ekonomi dan Teknologi pada 1974; Perjanjian tentang Perjanjian dalam Ilmu Pengetahuan & Teknologi pada 1976; Konvensi tentang Avoidansi Perpajakan Ganda pada 1985; dan Perjanjian Promosi/Perlindungan Investasi Bilateral pada 1996. Perdagangan antara kedua negara tersebut menggunakan $530 juta pada 1992-1993, dan $10 miliar pada 2006-2007.[1]

Hubungan India–Korea Selatan
Peta memperlihatkan lokasiSouth Korea and India

Korea Selatan

India

Pada krisis keuangan Asia 1997, para pengusaha Korea Selatan diberikan akses perdagangan global, dan mulai berinvestasi dagang dengan India.[1] Dua kunjungan presidensial terakhir dari Korea Selatan ke India terjadi pada 1996 dan 2006[2]

Perbandingan negara

sunting
  India   Republik Korea
Jumlah penduduk 1.190.340.100 50.219.669
Wilayah 3.287.240 kilometer² (1.269.210 mil persegi) 99.392 kilometer² (38.375 mil persegi)
Kepadatan Penduduk 356/kilometer² (922/mil persegi) 491/km² (1.291/mil persegi)
Ibukota New Delhi Seoul
Kota terbesar Mumbai – 13.922.125 (21.347.450 Metro) Seoul – 10.464.051 (24.472.063 Metro)
Pemerintahan Republik konstitusional parlementer Federal Republik konstitusional parlementer Unitaris
Bahasa resmi Hindi dan Inggris, 22 bahasa yang diakui konstitusi lainnya Korea
GDP (nominal) $1.996 triliun ($1,584 per kapita)[3] $1.271 triliun ($25,931 per kapita)

Hubungan pra-modern

sunting

Hubungan kordial antara dua negara tersebut terjadi pada 48 Masehi, ketika Ratu Suro, atau Putri Heo Hwang-ok, berkunjung dari kerajaan Ayodhya di India Utara ke Korea.[4]

Penjungan Korea terkenal ke India adalah Hyecho, seorang biksu Buddha Korea dari Silla, salah satu dari tiga kerajaan Korea pada zaman itu. Atas izin guru-guru India-nya di China, ia dikirim ke India pada 723 Masehi untuk mempelajari bahasa dan budaya tanah Buddha. Ia menulis catatan perjalanannya dalam bahasa Tionghoa, Wang ocheonchukguk jeon atau "Sebuah catatan perjalanan untuk lima kerajaan India". Karya tersebut hilang dalam waktu yang lama. Namun, sebuah manuskrip yang berada di antara manuskrip-manuskrip Dunhuang pada awal abad ke-20.

Hubungan Modern

sunting

Komisi Bersama India-Republik Korea untuk kerjasama bilateral didirikan pada Februari 1996, yang diketahui oleh Menteri Urusan Luar Negeri dan Menteri Urusan Luar Negeri dan Perdagangan dari sisi Korea. Sejauh ini, enam pertemuan Komisi Bersama diselenggarakan, dengan pertempuan terakhir diadakan di Seoul pada Juni 2010. Sebuah Pusat Kebudayaan India didirikan di RK pada April 2011 dan Perayaan India di Korea diikuti oleh Dr. Karan Singh, Presiden Kehormatan Dewan India untuk Hubungan Kebudayaan pada 30 Juni 2011. Perayaan tersebut dirayakan selama 8 bulan dalam rangka merevitalisasikan hubungan kebudayaan antara dua negara. Komunitas India di RK diperkirakan berjumlah 8000 orang. Komposisi mereka meliputi pengusaha, ahli IT profesional, ilmuwan, peneliti, pelajar dan buruh. Terdapat sekitar 150 pengusaha yang utamanya bergerak dalam bidang tekstil. Lebih dari 1000 teknisi/ahli profesional IT yang saat ini datang ke RK bekerja di berbagai perusahaan yang meliputi konglomerat-konglomerat besar seperti Samsung dan LG. Terdapat sekitar 500 ilmuwan/sarjana penelitian pasca-doktoral di RK yang bekerja dalam institusi-institusi prestisius.[5] Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengunjungi India pada 2014.[1]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c "IDSA publication". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-16. Diakses tanggal 2015-05-07. 
  2. ^ "Blue House commentary". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-12. Diakses tanggal 2015-05-07. 
  3. ^ Ekonomi india
  4. ^ NDTV article
  5. ^ "Ministry Of External Affairs"

Pranala luar

sunting