Hiperklorhidri atau hiperklorhidria adalah kelainan pada lambung yang ditandai dengan sekresi asam lambung yang berlebih saat tidak ada makanan di dalam lambung.[1][2] Hiperklorhidri biasa berkaitan dengan ulkus peptikum atau ulkus usus dua belas jari.[3][4]

Hidrogen klorida (komponen utama dari asam lambung)

Sebab sunting

Hiperklorhidria dapat terjadi karena produksi hormon gastrin yang tidak seimbang, sehingga mempengaruhi kerja sel parietal yang berfungsi mengsekresikan asam lambung.[2] Sel parietal akan menjadi lebih sensitif dan mengalami peningkatan kinerja, sehingga besar kemungkinan adanya sekresi berlebih asam lambung setelah makan.[2] Selain itu, hiperklorhidria juga dapat terjadi saat seseorang mengalami gangguan emosi atau alergi terhadap makanan.[2] Kedua kondisi tersebut akan memacu produksi asam lambung.[2]

Ciri-ciri sunting

Seseorang yang menderita hiperklorhidria akan merasakan sensasi terbakar pada lambung saat lambung dalam keadaan kosong.[2] Oleh karena itu, hiperklorhidri sering dikaitkan dengan kondisi lapar.[2] Hiperklorhidria juga dapat dikaitkan dengan ulkus peptikum atau ulkus usus sua belas jari yang bertambah parah.[2]

Pengobatan sunting

Rasa sakit yang ditimbulkan oleh hiperklorhidri dapat dikurangi dengan konsumsi antasit.[2] Meskipun demikian, antasit yang mengandung kalsium karbonat dapat menimbulkan efek yang berlawanan, yaitu menambahkan produksi asam lambung.[2]


Referensi sunting

  1. ^ Pizzoerno, Joseph E.; Murray, Michael T. . 2013 . Textbook of Natural Medicine . Missouri: Churchill Livingstone . ISBN 978-1-4377-2333-5
  2. ^ a b c d e f g h i j Ronzio, Robert A. . 2003 . The Encyclopedia of Nutrition and Good Health, Second Edition . New York: Facts on File, Inc. . ISBN 0-8160-4966-1
  3. ^ Sheriff, D. S. . 2004 . Medical Biochemistry . New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. . ISBN 81-8061-315-1
  4. ^ Russell, Percy J.; Williams, Anita . 1995 . The Nutrition and Health Dictionary . New York: Chapman & Hall . ISBN 0-412-98981-6