Fonologi bahasa Sunda

sistem tata bunyi dalam bahasa Sunda

Fonologi bahasa Sunda merupakan ilmu yang mempelajari fonem, atau cabang ilmu berbahasa yang mempelajari bunyi-bunyi yang berfungsi dalam bahasa Sunda. Maksud dari bunyi yang berfungsi ialah bunyi dalam ucapan yang memiliki makna. Bahasa Sunda memiliki beberapa dialek berbeda yang berakibat pada berbedanya kotak fonologi untuk setiap dialek, tetapi secara garis besar, ada dua jenis dialek dalam bahasa Sunda yakni, dialek yang merealisasikan konsonan /h/ (dialek h) dan dialek yang tidak merealiasikan konsonan /h/ (dialek non-h). Bahasa Sunda Priangan sebagai bahasa Sunda Baku termasuk ke dalam jenis dialek yang merealisasikan bunyi konsonan /h/ di segala posisi, bahasa ini sebagai varietas standar digunakan dalam penulisan formal, seperti dalam surat kabar, media cetak, serta literatur lainnya, juga digunakan dalam pidato resmi dan deklarasi formal.

Artikel ini menjelaskan fonologi dari bahasa Sunda yang didasarkan pada bahasa Sunda Baku (bahasa Sunda Priangan). Secara alami, bahasa Sunda Standar memiliki 18 fonem konsonan dan 7 fonem vokal.

Bahasa Sunda memiliki 7 vonem vokal yang dijabarkan pada tabel di bawah.[1][2]

Posisi lidah Bagian lidah pada posisi tertinggi
depan pusat belakang
Posisi bibir b[a] tb[b] b[a] tb[b] b[a] tb[b]
atas i u
atas-bawah
tengah ə
tengah-bawah ɛ
bawah a

Konsonan

sunting

Bahasa Sunda memiliki 18 vonem konsonan yang dijabarkan pada tabel di bawah.[3][4]

Jenis tempat artikulasi Jenis konsonan
letupan geseran lateral getaran nasal semivokal
b[a] tb[b] b tb b tb b tb b tb b tb
bilabial b p m w
apiko-dental t n
apiko-prepalatal l
apiko-palatal d r
lamino-alveolar s
palatal-depan c ɳ j
dorso-velar g k ŋ
faringal/glotal j

Lihat pula

sunting

Rujukan

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ a b c d Bersuara (pita suara ikut digetarkan pada waktu dilafalkan).
  2. ^ a b c d Tak bersuara (pita suara tak bergetar pada waktu dilafalkan).

Sitiran

sunting

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting