Film dokumenter alam

Film dokumenter alam adalah genre film atau serial dokumenter tentang hewan, tumbuhan, atau makhluk hidup non-manusia. Biasanya video direkam di habitat aslinya, tetapi sering kali menyertakan cuplikan dari hewan terlatih atau hewan di penangkaran. Terkadang film ini membahas tentang satwa liar atau ekosistem dalam hubungannya dengan manusia. Program semacam itu paling sering dibuat untuk televisi, terutama untuk saluran penyiaran umum. Tetapi ada juga yang dibuat untuk bioskop.

Seseorang yang sedang merekam hewan liar di Namibia

Sejarah sunting

Di bioskop sunting

Film yang dibuat oleh Robert J. Flaherty pada tahun 1922, Nanook of the North, biasanya dikutip sebagai dokumenter panjang pertama. Beberapa dekade kemudian, Walt Disney Productions memelopori serial dokumenter alam dengan seri True-Life Adventures, kumpulan empat belas film pendek maupun panjang dengan berbagai subjek dari tahun 1948 hingga 1960. Yang paling menonjol di antaranya adalah The Living Desert ( 1953) dan The Vanishing Prairie (1954), keduanya ditulis dan disutradarai oleh James Algar.

Film dokumenter alam berdurasi penuh berwarna pertama yang memelopori sinematografi bawah air adalah film Italia Sesto Continente (Benua Keenam) dan film Prancis Le Monde du Silent (Dunia Senyap). Disutradarai oleh Folco Quilici, Sesto Continente direkam pada tahun 1952 dan pertama kali dipamerkan kepada penonton Italia pada tahun 1954.[1] Le Monde du Silent yang direkam pada tahun 1954 hingga tahun 1955 oleh Jacques Cousteau dan Louis Malle, pertama kali dirilis[oleh siapa?] pada tahun 1956.[2]

Banyak film dokumenter alam yang muncul di tahun-tahun berikutnya, seperti yang dibuat oleh Nicolas Vanier (The Last Trapper, 2004), Luc Jacquet (March of the Penguins, 2005), Alastair Fothergill (African Cats, 2011), dan lainnya.

Di televisi sunting

Pada tahun 1954, BBC mulai menayangkan Zoo Quest yang dibawakan oleh David Attenborough. Film dokumenter awal lainnya antara lain Fur and Feathers yang ditayangkan di CBC dari 1955 hingga 1956 dan dibawakan oleh Ian McTaggart-Cowan.[3] Dan Look, program BBC berbasis studio yang dipandu oleh Sir Peter Scott dari 1955 hingga 1981. Serial dokumenter mingguan berdurasi 50 menit pertama, The World About Us, dimulai di BBC2 pada tahun 1967. Sekitar tahun 1982, serial ini berganti judul menjadi The Natural World dan terus diproduksi oleh Unit Sejarah Alam BBC di Bristol per 2018.

Antara tahun 1974 dan 1980, serial dokumenter alam Spanyol El Hombre y la Tierra (Manusia dan Bumi) diproduksi oleh TVE menggunakan film 35 mm. Hal ini menimbulkan tantangan logistik dan teknis yang signifikan. Namun serial ini mendapatkan pengakuan internasional.[4]

Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an, beberapa perusahaan televisi lain di seluruh dunia mendirikan departemen sejarah alam mereka sendiri, diantaranya adalah Australian Broadcasting Corporation di Melbourne, Australia dan TVNZ di Dunedin, Selandia Baru - keduanya masih ada, namun nantinya TVNZ mengubah namanya menjadi "NHNZ". Kontribusi ITV pada genre ini membuat Survival menjadi serial film tunggal yang produktif. Namun pada akhirnya diberhentikan[oleh siapa?] ketika jaringan memperkenalkan jadwal baru yang kontroversial dan dikritik banyak komentator sebagai "pembodohan".

Serial televisi BBC Walking With, yang dinarasikan oleh Kenneth Branagh, menggunakan pencitraan hasil komputer (CGI) dan animatronik untuk memfilmkan kehidupan prasejarah dengan cara yang mirip dengan dokumenter alam lainnya. Acara ini (Walking with Dinosaurs, Walking with Beasts, dan Walking with Monsters) memiliki tiga acara tambahan, dua di antaranya dibawakan oleh Nigel Marven: Chased by Dinosaurs dan Sea Monsters: A Walking with Dinosaurs Trilogy. Sedangkan Robert Winston membawakan Walking with Cavemen.

Konten sunting

Garis besar sunting

Kebanyakan film dokumenter alam berfokus pada spesies, ekosistem, atau ide ilmiah tertentu (seperti evolusi). Meskipun sebagian besar mengambil pendekatan ilmiah dan pendidikan, beberapa mengantropomorfiskan subjek mereka untuk kesenangan pemirsa. Dalam beberapa contoh, film ini berisi cerita yang melibatkan manusia dan hubungannya dengan alam, seperti dalam Nanook of the North (1922), The Story of the Weeping Camel (2003), dan Grass: A Nation's Battle for Life (1925).

Meskipun hampir semua film dokumenter memiliki presenter, masing-masing presenter memiliki penampilan yang berbeda. Mulai dari suara latar, hingga interaksi atau bahkan berkonfrontasi dengan hewan.

Kebanyakan film dokumenter alam yang dibuat untuk televisi berdurasi 45 sampai 50 menit,[butuh rujukan]tetapi beberapa dibuat sebagai tayangan sinematik berdurasi penuh.

Film-film tersebut meliputi:

Selain itu, serial The Blue Planet dan Planet Earth dari BBC telah diadaptasi oleh BBC Worldwide dan Greenlight Media untuk dirilis di bioskop.

Dalam beberapa kasus, film dokumenter alam diproduksi dalam bentuk video pendek dan kemudian diputar di bioskop atau disiarkan di televisi. Seringkali isinya adalah mengenai hubungan antara manusia dan alam. Antara lain:

Every two years the Wildscreen Trust, of Bristol in the UK presents the Panda Awards for nature documentaries.

Kritik sunting

Film dokumenter alam yang "alami" telah diperdebatkan.[5][6][7] Beberapa, terutama yang melibatkan hewan, menyertakan cuplikan yang tampak "alami" saat dibuat oleh pembuat film atau terjadi di penangkaran.[8] Dalam contoh terkenal, Walt Disney's White Wilderness (1958), lemming digiring ke kematian mereka dari tebing oleh pembuat film. Contoh juga terjadi dalam film dokumenter alam modern, seperti Hidden Kingdoms (2014) dan Blue Planet II (2017), yang menunjukkan bahwa praktik semacam itu masih rutin dilakukan. Karena kesulitan merekam suara di lokasi, biasanya pembuat dokumenter alam merekam suara pasca produksi menggunakan Foley dan menggunakan perpustakaan efek suara. Pengomposisian dan pencitraan yang dihasilkan komputer terkadang juga digunakan untuk membuat bidikan. Hewan liar sering difilmkan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jadi rekamannya harus dipadatkan untuk membentuk narasi yang tampaknya terjadi dalam waktu yang singkat. Narasi semacam itu juga dibangun semenarik mungkin — bukan sebagai refleksi realitas — dan sering menggunakan sulih suara, dikombinasikan dengan musik yang emosional dan intens untuk memaksimalkan keterlibatan penonton dengan konten. Salah satu teknik yang umum adalah mengikuti "cerita" dari satu hewan tertentu, yang mendorong penonton untuk membentuk hubungan emosional dengan subjek. Pada tahun 1984, David Attenborough menyatakan:

Ada sedikit hal berharga yang alami… dalam film apa pun. Anda dapat mengubah kecepatan film jika ingin menunjukkan hal-hal seperti tumbuhan yang tumbuh atau melihat secara detail cara hewan bergerak. Anda dapat mengubah level cahaya. Anda dapat mendistorsi distribusi, dalam artian Anda melihat lusinan spesies berbeda di hutan dalam beberapa menit, sehingga tempat-tempat itu tampak penuh dengan kehidupan. Anda dapat mengubah ukuran dengan menggunakan lensa close-up. Dan Anda dapat mendistorsi suara. Apa yang dilakukan oleh pembuat film adalah tentang menyampaikan sebuah peristiwa… Penonton harus percaya pada itikad baik pembuat film.[9]

Pembuat film dokumenter alam yang terkenal sunting

Di antara banyak pembuat film, ilmuwan, dan presenter terkenal yang banyak berkontribusi meliputi:

Kontribusi David Attenborough untuk konservasi sangat dihargai, dan program televisinya telah dilihat oleh jutaan orang di seluruh dunia. Serial yang dinarasikan dan/atau dibawakan olehnya antara lain:

Film dokumenter Steve Irwin mengenai konservasi satwa liar dan lingkungan hidup ditayangkan di Discovery Channel dan Animal Planet. Serial tersebut antara lain:

  • The Crocodile Hunter (1992–2004), 74 episode
  • The Crocodile Hunter: Collision Course (2002), Movie
  • The Crocodile Hunter's Croc Files (1999), 52 episode
  • Ten Deadliest Snakes in the World (2001)
  • The Crocodile Hunter Diaries (2001–2003), 30 episode
  • New Breed Vets (2005), 6 episode
  • Ocean's Deadliest (2006)

Bindi Irwin mewarisi tanggung jawab ayahnya Steve Irwin setelah dia meninggal. Film dokumenter berikut didasarkan pada satwa liar dan ditayangkan di Discovery Channel dan Animal Planet.

  • Bindi the Jungle Girl
  • My Daddy, the Crocodile Hunter (penghargaan untuk ayahnya)

Daftar serial dokumenter alam sunting

Selain yang tercantum di atas, berikut adalah contoh lain dari film dokumenter alam:

Bacaan tambahan sunting

  • Bush, W. Stephen (1915) Wild Life in Films The Moving Picture World Vol 23 #10:1462-1463
  • Gregg Mitman: Reel Nature: America's Romance with Wildlife on Film (Weyerhaeuser Environmental Classics), Paperback (Second Edition), Combined Academic Publishers, 2009, ISBN 0-295-98886-X
  • Chris Palmer: Shooting in the Wild: An Insider's Account of Making Movies in the Animal Kingdom, Sierra Club Books, 2010, ISBN 1578051487

Referensi sunting

  1. ^ Sesto Continente as mentioned at the IMDB website
  2. ^ In 1956 The Silent World was released in three different countries: France (May 26, 1956), Japan (August 15, 1956) and the United States (September 24, 1956). See the release information page Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. at the IMDB website.
  3. ^ "Ian McTaggart-Cowan bio shines light on pioneering TV nature program host". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-17. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-07. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  5. ^ Malnick, Robert; Malnick, Edward (18-12-2011). "BBC accused of routine 'fakery' in wildlife documentaries". Daily Telegraph (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-29. Diakses tanggal 09-10-2019. 
  6. ^ Lopatto, Elizabeth (15-08-2016). "How natural are nature documentaries?". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-04. Diakses tanggal 09-10-2019. 
  7. ^ Ivakhiv, Adrian J. (2013). "Writing, Seeing, and Faking Nature". Ecologies of the Moving Image: Cinema, Affect, Nature. Waterloo, Ontario: Wilfrid Laurier University Press. ISBN 9781554589050. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  8. ^ D'Amico, Lisa Nicole (2013-07-19) (dalam bahasa en). Ecopornography and the Commodification of Extinction: The Rhetoric of Natural History Filmmaking, 1895-Present (Tesis). https://oaktrust.library.tamu.edu/handle/1969.1/151234. 
  9. ^ Lopez, German (29-04-2017). "The tricks that nature documentaries use to keep you watching". Vox (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-12. Diakses tanggal 09-10-2019. 
  10. ^ Information on King of the Jungle series Diarsipkan 2008-09-17 di Wayback Machine.. Tv.com (2005-07-14). Retrieved on 2012-09-05.
  11. ^ Official show page for Ocean Mysteries Diarsipkan 2014-01-29 di Wayback Machine.. Georgiaaquarium.org (2011-08-31). Retrieved on 2012-09-05.

Pranala luar sunting