Fahmi Idris

pengusaha dan politisi Indonesia (1943–2022)

Prof. Dr. Fahmi Idris, S.E., M.H. (20 September 1943 – 22 Mei 2022) adalah seorang wirausahawan asal Indonesia. Dia merupakan politikus dari Partai Golongan Karya yang mulai bergabung ke dunia politik sejak 1984 dan pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Reformasi Pembangunan pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie.[1] Kemudian, pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia diberi amanat untuk menjabat Menteri Perindustrian, serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Fahmi juga pernah menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat–Gotong Royong mewakili kalangan mahasiswa, hingga mengetuai Fraksi Golongan Karya di Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pada Februari 2017, ia ditunjuk menjadi Dewan Penasehat Organisasi Masyarakat dan Lembaga Bantuan Hukum Kebangkitan Jawara dan Pengacara atau Bang Japar.

Fahmi Idris
Menteri Perindustrian Indonesia ke-22
Masa jabatan
5 Desember 2005 – 20 Oktober 2009
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia ke-20
Masa jabatan
20 Oktober 2004 – 5 Desember 2005
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Sebelum
Masa jabatan
23 Mei 1998 – 20 Oktober 1999
PresidenBaharuddin Jusuf Habibie
Informasi pribadi
Lahir20 September 1943
Jakarta, Masa Pendudukan Jepang
Meninggal22 Mei 2022(2022-05-22) (umur 78)
Jakarta, Indonesia
MakamTaman Pemakaman Umum Tanah Kusir
KebangsaanIndonesia
Partai politikPartai Golongan Karya
(1984–2004, 2004–2022)
Suami/istriKartini Hasan Basri
(w. 2014)
Yeni Fatmawati
(2015–2022)
HubunganHasan Basri (mertua)
Poempida Hidayatulloh (menantu)
AnakFahira Idris
Fahrina Fahmi Idris
Alma materUniversitas Indonesia
Universitas Islam As-Syafiiyah
Universitas Padjadjaran
Universitas Negeri Jakarta
Pekerjaan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pada 22 Mei 2022, Fahmi menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Medistra setelah melakukan perawatan medis sejak sehari sebelumnya.[2]

Riwayat Hidup sunting

Latar belakang sunting

Fahmi merupakan putra dari pasangan perantau Minangkabau. Ayahnya Haji Idris Marah Bagindo, merupakan seorang pedagang yang mendidik anak-anaknya untuk taat beragama dan disiplin. Fahmi yang menghabiskan masa kecilnya di Kenari, Jakarta Pusat, terkenal bengal dan suka berkelahi. Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1969. Di kampus tersebut, Fahmi dikenal sebagai aktivis yang ulet dan cekatan. Beberapa jabatan kemahasiswaan sempat ia sandang, antara lain sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968).

Pendidikan sunting

Fahmi Idris menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1962 hingga 1969. Pada 1999, ia kembali berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam As-Syafiiyah Jakarta hingga 2004.[3] Pada 2008, ia mengambil kuliah S-2 Hukum Bisnis berhasil meraih gelar Magister Hukum dari Universitas Padjadjaran pada 2010.[4][5] Pada 2012, ia meraih gelar Doktor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dari Universitas Negeri Jakarta.[6][7][8] Pada 2021, ia meraih gelar Doktor Filsafat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.[9] Pada 2022, ia diberikan gelar Profesor kehormatan oleh Universitas Negeri Padang.[10]

Bisnis sunting

Fahmi memulai kariernya sebagai pengusaha pada tahun 1967. Dua tahun kemudian bersama para eksponen 1966, ia mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Pada tahun 1979, ia duduk sebagai direktur utama Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglemerasi yang didirikannya bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo. Pada era 1980-an, perusahaan tersebut merupakan konglomerasi yang cukup besar. Kodel mengelola usaha agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga hotel. Pada tahun 1988, Kodel membangun Hotel The Regent (kini Four Seasons Jakarta) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.[11] Bisnis propertinya tidak hanya di Jakarta, namun juga merambah Beverly Hills, California. di sana Fahmi membangun sebuah hotel, Regent Beverly Whilshire.[12]

Politik sunting

Pada tahun 1984, Fahmi bergabung dengan Partai Golkar. Ia langsung ikut berkampanye bersama Ali Moertopo dan Abdul Latief di Sumatera Barat. Pada tahun 1998-2004, ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar di Jakarta. Ia kemudian dilantik sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam tahun yang sama. Pada tahun 2004, ia sempat dipecat dari keanggotaan Golkar, karena menentang hasil Rapat Pimpinan Partai yang mendukung Megawati-Hasyim Muzadi sebagai calon presiden dan wakil presiden.[13] Ketika itu, Fahmi mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Setelah pasangan ini terpilih, Fahmi kembali ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja, sebelum akhirnya di kocok ulang menjadi Menteri Perindustrian. Namanya direhabilitasi, dan ketua umum Jusuf Kalla menariknya kembali masuk partai. Selain duduk di berbagai macam jabatan profesi dan bisnis, kini ia juga menjabat sebagai Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar.

Kehidupan pribadi sunting

Keluarga sunting

Fahmi Idris menikah dengan Kartini, putri seorang ulama terkenal asal Banjar, Hasan Basri. Dari pernikahannya ia dikaruniai dua orang putri Fahira Fahmi Idris dan Fahrina Fahmi Idris yang mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang pengusaha. Kini Fahira menjabat sebagai Ketua Himpunan Saudagar Muda Minangkabau, aktivis gerakan anti miras, sekaligus legislator Dewan Perwakilan Daerah periode 2014–2019 dan 2019–2024.[14] Sedangkan Rina terpilih sebagai Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.[15]

Kartini Fahmi Idris binti Hasan Basri meninggal dunia pada bulan Februari 2014. Sepeninggal istri tercinta pada bulan Februari 2014, ia meminang seorang wanita karier bernama Yeni Fatmawati pada 2015. Wanita kelahiran 5 Januari 1971 tersebut berpengalaman sebagai direksi di beberapa perusahaan multinasional dan kini selain Founder & Managing Partner dari Konsultan Hukum Indonesia Consultant at Law (ICLaw) Diarsipkan 2018-10-21 di Wayback Machine. juga adalah seorang pegiat seni rupa & penyair. Keduanya melangsungkan pernikahan pada tanggal 23 Mei 2015 di Jakarta.

Referensi sunting

  1. ^ "Habibie announces cabinet with solid Muslim voice, promising it will eliminate nepotism". The Irish Times (dalam bahasa Inggris). 23 Mei 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-12. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  2. ^ Firda Cynthia Anggrainy (22 Mei 2022). "Fahmi Idris Meninggal Dunia". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-28. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-17. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-17. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-30. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-30. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-29. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-06. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  10. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-06. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  11. ^ Majalah Tempo, Kodel dan Hotel, 27 Juni 1992
  12. ^ Majalah Tempo, Rumah BSB, Markas Kodel, 31 Maret 1990
  13. ^ "Fahmi Idris Cs Resmi Dipecat". Tempo.co. 20 September 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-13. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  14. ^ bisnis.vivanews.com Saudagar Minang Targetkan 10 Ribu Anggota
  15. ^ nasional.vivanews.com Rina Fahmi Idris Sah Ketua Umum Iwapi

Pranala luar sunting

Jabatan politik
Didahului oleh:
Andung Nitimiharja
Menteri Perindustrian Indonesia
2005–2009
Diteruskan oleh:
M. S. Hidayat
Didahului oleh:
Jacob Nuwa Wea
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia
2004–2005
Diteruskan oleh:
Erman Suparno
Didahului oleh:
Theo L Sambuaga
Menteri Tenaga Kerja Indonesia
1998–1999
Diteruskan oleh:
Bomer Pasaribu