Muara atau kuala (bahasa Inggris: estuary) adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir, dengan satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung bebas dengan laut terbuka.[1] Kebanyakan muara sungai ke laut membentuk estuari; namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau ke sungai yang lebih besar.

Muara Sungai Nith, Skotlandia
Muara Río de la Plata di perbatasan Uruguay dan Argentina
Muara Sungai Amazon, Brazilia

Muara merupakan suatu mintakat peralihan antara lingkungan sungai dengan lingkungan laut, dan dengan demikian, dipengaruhi baik oleh sifat sungai yang membentuknya (misalnya banyaknya air tawar dan pengendapan yang dibawanya), maupun oleh sifat lautan di sisi yang lain (misalnya pasut, pola gelombang, kadar garam, serta arus laut). Masuknya baik air tawar maupun air laut ke muara merupakan faktor yang meningkatkan kesuburan perairan, dan menjadikan muara sebagai salah satu habitat alami yang paling produktif di dunia.[2]

Pengertian

sunting

Kata “estuari” dipinjam dari perkataan bahasa Inggris estuary, dari bahasa Latin aestuarium yang berarti aliran air pasang dari laut, yang akar katanya adalah aestus, pasang surut air laut. Per definisi, ada banyak pengertian yang dipakai orang untuk menjelaskan estuari. Salah satu definisi yang diterima orang secara luas menyebut estuari sebagai:

badan air pesisir yang semi-tertutup, yang terhubung bebas dengan laut terbuka, yang di dalamnya air laut nyata tercampur dan terencerkan oleh air tawar yang mengalir dari daratan.”[1]

Atau, definisi lain yang lebih melingkup, misalnya:

badan air agak tertutup, yang terhubung ke laut sejauh batas pasang surut atau batas susupan garam dan menerima limpasan air tawar, tetapi masuknya air tawar mungkin tidak terus menerus, hubungan ke laut mungkin tertutup untuk sebagian waktu dalam setahun, sementara pengaruh pasang surut air laut mungkin dapat diabaikan.”[3]

Estuari digolong-golongkan berdasarkan sifat geomorfologinya atau sirkulasi air di dalamnya.

Klasifikasi berdasarkan geomorfologi

sunting
 
Estuari Sungai Hudson di New York

Lembah sungai yang tenggelam

sunting

Tipe estuari ini kebanyakan mulai terbentuk antara 15.000 dan 6.000 tahun yang silam, ketika tudung es mencair dan permukaan laut naik menggenangi muara-muara sungai purba. Di samping itu, proses penurunan lahan di wilayah pesisir turut menyumbang pada proses ini. Tipe ini terutama terbentuk di muara sungai-sungai yang melalui wilayah yang pesisirnya lebar; membentuk daerah estuari sempit dan relatif dangkal di arah daratan, dan melebar dan mendalam ke arah laut. Rasio lebar perairan terhadap dalamnya termasuk besar; dengan kedalaman perairan jarang-jarang melebihi 30 m (98 ft). Salah satu contohnya adalah muara Sungai Hudson di Amerika Serikat.[4]

 
Estuari Teluk Mississippi terlindungi oleh pulau-pulau penghalang.

Estuari tipe ini hampir terisolasi oleh karena adanya beting penghalang di arah lautnya, baik berupa pulau ataupun tanjung penghalang. Dengan demikian, laguna estuari ini hanya terhubung dengan laut terbuka melalui satu atau beberapa celah yang relatif sempit, tempat keluar masuknya air. Tipe ini biasanya terbentuk di wilayah yang pantainya landai, pada tepi benua yang secara tektonik stabil, di tepi laut pinggiran yang ombaknya tidak terlalu besar.

Beting-beting penghalang itu dapat terbentuk oleh beberapa hal, misalnya:

  • Beting pasir yang terbentuk dari pasir dasar laut yang terangkat dan diendapkan oleh gelombang laut; biasanya berupa beting memanjang sejajar dengan garis pantai.
  • Beting lumpur endapan yang dibawa sungai, tetapi tertahan oleh gelombang dan arus laut, dan diendapkan di sebelah muka muara.
  • Beting karang yang berasal dari batu atau tanah pantai yang terkikis ketika terjadi penggenangan oleh air laut yang menaik, sehingga membentuk semacam teluk kecil; beting batu itu adalah sisa-sisa yang tidak turut tererosi.
  • Beting tanah atau pasir yang berasal dari ujung (tanjung kecil) yang tererosi pinggirannya, tetapi bertambah panjang karena tambahan endapan di ujungnya akibat arus laut dan gelombang.
 
Estuari Teluk San Francisco

Estuari tipe fjord ini terbentuk di muara sungai yang berlembah dalam karena tererosi oleh aliran es (gletser). Secara khas estuari semacam ini mempunyai lembah dengan penampang serupa huruf-U, bertebing curam, dengan dasar yang berbatu-batu dan berkontur khas akibat terkikis aliran gletser. Di hulunya, estuari ini bisa jadi sangat dalam, dapat melebihi 300 m (980 ft). Namun ujungnya dangkal karena endapan serpih batu-batuan acap membentuk gigir (semacam beting atau gosong) di bawah air. Apabila gigir ini sangat dangkal, dapat menghalangi pertukaran air (tawar dengan laut) sedemikian sehingga air sangat sedikit bertukar, dan air-air di bawah garis kedalaman gigir boleh dikatakan sangat jarang bersirkulasi, atau stagnan dalam jangka yang panjang.

Tipe pengaruh tektonik

sunting

Adalah estuari yang terbentuk karena pergerakan tanah yang disebabkan oleh aktivitas patahan tektonik, vulkanisme, atau tanah longsor. Tipe ini sangat sedikit ditemukan; salah satunya adalah estuari di Teluk San Francisco, yang terbentuk oleh pergerakan sesar San Andreas.

Klasifikasi berdasarkan sirkulasi air

sunting

Estuari baji garam

sunting

Estuari tipe ini terbentuk di muara sungai-sungai besar, di mana aliran air tawar dari daratan mengatasi masuknya air laut, sementara pengaruh pasang laut tak begitu kentara. Lapisan air tawar dari sungai mengalir di atas lapisan air laut, dengan ketebalan yang semakin menipis dengan semakin jauh jaraknya ke tengah laut. Sebaliknya, di dasar perairan air laut bergerak ke daratan, dengan ujung yang tipis menuju pangkal estuari; penampang dari sisi serupa dengan baji yang menusuk ke daratan di bawah permukaan air. Tipe ini juga disebut sebagai estuari berstratifikasi sempurna, karena adanya lapisan-lapisan yang jelas dari air tawar, air laut, dan lapisan campuran di antara keduanya.

Estuari berstratifikasi sebagian

sunting
 
Estuari Teluk Chesapeake

Pada tempat-tempat di mana air pasang kurang lebih seimbang dengan aliran air tawar di muara sungai, turbulensi yang diakibatkannya telah mendorong percampuran yang lebih merata di kolom-kolom air. Sehingga stratifikasi kadar garam di air lebih terjadi secara horizontal daripada vertikal; di mana kadar garam atau salinitas ini bertambah dengan semakin jauhnya jarak dari mulut sungai. Tipe ini adalah yang paling umum didapati, dan juga dikenal sebagai estuari campuran sebagian. Contohnya adalah estuari Teluk Chesapeake di Amerika Serikat.

Estuari homogen vertikal

sunting

Percampuran air laut akibat pasang surut berlangsung sedemikian kuatnya, mengatasi keluaran air tawar dari sungai, dan mengakibatkan stratifikasi vertikal hilang sama sekali. Demikian pula, akibat kuatnya percampuran itu hampir tak ada lagi batas yang tegas antara air tawar dengan air asin di estuari, semua menjadi gradual sifatnya; dan karenanya juga disebut estuari campuran sempurna.

Estuari inversi

sunting

Estuari ini terbentuk di wilayah beriklim kering, di mana laju penguapan air (evaporasi) mengatasi aliran masuk air tawar. Aliran air tawar dan air laut sama-sama masuk dan menguap di tengah estuari, di mana terbentuk zona bersalinitas maksimum. Air dengan kadar garam tertinggi itu kemudian tenggelam dan mengalir keluar ke laut di lapisan bawah.[5] Dengan demikian terbentuk pola stratifikasi salinitas dan aliran air yang berkebalikan dengan estuari baji garam, sehingga disebut estuari inversi atau estuari negatif.

Estuari berkala

sunting

Estuari ini berubah-ubah sifat dan tipenya secara dramatis, bergantung pada masuknya air tawar ke dalam sistem, yang dipengaruhi oleh iklim dan musim. Estuari ini dapat berubah dari sepenuhnya bersifat laut menjadi tipe-tipe yang lain.[6][7]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Pritchard, D. W. (1967). "What is an estuary: physical viewpoint". Dalam Lauf, G. H. Estuaries. A.A.A.S. Publ. 83. Washington, DC. hlm. 3–5. 
  2. ^ McLusky, D. S.; Elliott, M. (2004). The Estuarine Ecosystem: Ecology, Threats and Management. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-852508-7. 
  3. ^ Wolanski, E. (2007). Estuarine Ecohydrology. Amsterdam: Elsevier. ISBN 978-0-444-53066-0. 
  4. ^ Kunneke, J. T.; Palik, T. F. (1984). "Tampa Bay environmental atlas" (PDF). U.S. Fish Wildl. Serv. Biol. Rep. 85 (15): 3. Diakses tanggal January 12, 2010. 
  5. ^ Wolanski, E. (1986). "An evaporation-driven salinity maximum zone in Australian tropical estuaries". Estuarine, Coastal, and Shelf Science. 22 (4): 415–424. Bibcode:1986ECSS...22..415W. doi:10.1016/0272-7714(86)90065-X. 
  6. ^ Tomczak, M. (2000). "Oceanography Notes Ch. 12: Estuaries". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-07. Diakses tanggal 30 November 2006. 
  7. ^ Day, J. H. (1981). Estuarine Ecology. Rotterdam: A. A. Balkema. ISBN 90-6191-205-9. 

Pranala luar

sunting