Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia)

lembaga milik pemerintah Malaysia yang bertugas mengangkat bahasa Melayu sebagai bahasa resmi, bahasa kebangsaan, dan bahasa ilmu di negara tersebut

Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) (Jawi: ديوان بهاس دان ڤوستاک), adalah sebuah jawatan pemerintah Malaysia yang didirikan pada 22 Juni 1956 untuk menggerakkan dan mengangkat Bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan, bahasa resmi dan bahasa keilmuan di Malaysia dan pernah meminta bantuan dari Indonesia sebagai negara pusat peradaban Melayu.

Menara Dewan Bahasa Dan Pustaka

Sejarah sunting

DBP didirikan sebagai sebuah jawatan kecil di bawah Kementerian Pendidikan Malaysia di Johor Bahru, Johor semata-mata untuk mengembangkan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi negara Malaysia yang akan dimerdekakan Inggris ketika itu.

Setelah Kongres Bahasa dan Persuratan Melayu III yang berlangsung di Singapura dan Johor Bahru pada 16–21 September 1956, Balai Pustaka dinamakan sebagai "Dewan Bahasa dan Pustaka" atas keputusan kongres tersebut. Di samping itu, DBP juga diangkat sebagai badan yang mempunyai anggota lembaga sendiri.

Pada tahun 1957, DBP dipindahkan ke Kuala Lumpur. Melalui Ordinan Dewan Bahasa dan Pustaka 1959, DBP dinaikkan tarafnya lagi menjadi sebuah badan hukum. Dengan status ini, DBP diberi kekuasaan otonomi untuk:

  • merencanakan dan menyusun dasarnya yang khusus;
  • menyusun rancangan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra; dan
  • menjalankan kegiatan penerbitan dan perniagaan buku yang serupa dengan sektor swasta.

Pada 31 Januari 1962, DBP dipindahkan ke bangunan sendiri di Jalan Lapangan Terbang Lama (sekarang Jalan Dewan Bahasa). Kemudian pada tahun 1977, DBP mengembangkan sayapnya ke Malaysia Timur dengan pembukaan dua kantor di Kota Kinabalu, Sabah dan di Kuching, Sarawak. Ini diikuti pula dengan pembukaan tiga kantor lagi, yaitu:

DBP menyambut ulang tahun Jubli Emas (Golden Jubilee) 50 Tahun DBP dan peresmian Menara DBP pada 22 Juni 2006.

Lihat juga sunting

Pranala luar sunting