Chankonabe

Makanan Khas di Jepang


Chankonabe adalah sejenis sup bening berisi berbagai sumber protein dan sayur-sayuran dan kaldu, sebagai variasi dari Nabemono (masakan nabe). Chankonabe awalnya adalah masakan eksklusif untuk pesumo,[1] namun kini juga dinikmati oleh masyarakat umum. Masakan ini diciptakan dalam jumlah berlebihan untuk mempercepat pesumo menambah berat badannya.

Bahan sunting

Sebenarnya tidak ada bahan khusus yang harus digunakan dalam chankonabe. Masakan ini terdiri dari dashi atau kaldu ayam dengan tambahan mirin atau sake untuk memperkaya rasa. Yang terpenting adalah tambahan besar bahan-bahan sumber protein seperti ayam (dibagi empat dengan tidak dikuliti), ikan (digoreng atau dibentuk menjadi bakso ikan), tahu, dan kadang daging sapi, serta sayuran (lobak, bok choy, dan sebagainya).

Dari segi bahan, chankonabe sebenarnya sangat sehat, sayangnya penyajiannya kepada pesumo seringkali berlebihan, dan masih ditambah nasi dan bir untuk melipatgandakan kalori yang masuk. Sisa-sisa chankonabe bisa dimanfaatkan lagi sebagai kuah mie somen atau udon.

Chankonabe yang disajikan menjelang turnamen sumo biasanya dibuat khusus dari ayam, sebab diharapkan pesumo bisa meniru spirit ayam yang selalu berdiri di atas dua kakinya, bukan empat.

Penyajian sunting

Dalam penyajian komersial, chanko nabe dihidangkan dengan panci logam berukuran cukup besar dengan tutup dari kayu. Panci ini dihidangkan di atas kompor yang fungsinya untuk merebus. Ketika tutup kayu dibuka, aroma sedap dari kaldu menguar memprovokasi selera makan.[2]

Dalam penyajian tradisional kepada pesumo, anggota lebih senior mendapat kesempatan pertama untuk memilih bahan favoritnya, sementara yang lebih junior harus memakan apapun yang masih tersisa.

Sejarah sunting

Sebenarnya chankonabe saat ini sudah menjadi makanan populer, biasanya disajikan oleh restoran milik bekas pesumo yang memiliki spesialisasi dalam makanan tersebut. Salah satu yang paling awal adalah Kawasaki Chanko, yang memulai usaha ini sekitar tahun 1937 di distrik Ryōgoku di Tokyo, yang akhirnya banyak ditiru warung-warung lainnya.

Referensi sunting