Bendungan Bening

danau di Indonesia
(Dialihkan dari Bendungan Widas)

Bendungan Bening atau juga disebut sebagai Bendungan Widas, adalah sebuah bendungan yang terletak di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur atau sekitar 40 kilometer di timur Kota Madiun.[4] Bendungan ini dibangun untuk membendung aliran Sungai Bening dan anak sungainya, yakni Sungai Petung. Sungai Bening sendiri adalah anak Sungai Widas. Luas permukaan waduk ini sekitar 570 hektar dengan volume waduk normal 33 juta meter kubik. Bendungan ini kini dikelola oleh Jasa Tirta I. Di sisi utara bendungan ini terdapat Gunung Pandan, sebuah gunung api nonaktif. Gunung tersebut merupakan perbatasan antara Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Bojonegoro.

Bendungan Bening
NegaraIndonesia
LokasiMadiun, Jawa Timur
Koordinat7°32′41″S 111°47′49″E / 7.544588°S 111.796966°E / -7.544588; 111.796966Koordinat: 7°32′41″S 111°47′49″E / 7.544588°S 111.796966°E / -7.544588; 111.796966
KegunaanSerbaguna
StatusBeroperasi
Mulai dibangun1977
Mulai dioperasikan1984
Biaya konstruksi¥ 6,763 milyar
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kontraktor
PerancangNippon Koei
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi35 m
Panjang660 m
Lebar puncak8 m[1]
Volume bendungan596.800 m3
Ketinggian di puncak111 mdpl
MembendungSungai Bening
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahPintu
Kapasitas pelimpah600 m3 / detik
Waduk
NamaWaduk Bening
Kapasitas normal28.900.000 m3
Kapasitas aktif24.800.000 m3
Kapasitas nonaktif2.100.000 m3
Luas tangkapan89,5 km2
Luas genangan570 hektar
PLTM Bening
PengelolaJasa Tirta I[3]
Mulai dioperasikanNovember 1984
JenisKonvensional
Kepala hidraulik28,6 m
Jumlah turbin1
Kapasitas terpasang0,65 MW[2]
Peta

Akibat terjadinya sedimentasi, pada tahun 2012, total kapasitas dari waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini diperkirakan tinggal 27,8 juta meter kubik, dengan kapasitas aktif sebesar 25,4 juta meter kubik dan kapasitas nonaktif sebesar 2,4 juta meter kubik.[5]

Pembangunan sunting

Bendungan ini dibangun di Desa Pajaran mulai tahun 1977 hingga 1984 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik melalui Proyek Brantas, dengan diawasi oleh Nippon Koei asal Jepang.

Pemanfaatan sunting

Air yang terbendung oleh bendungan ini dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas 9.120 hektar.[6] Selain itu, air yang terbendung juga dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah PLTM berkapasitas 0,65 MW guna memenuhi kebutuhan operasional bendungan.[3]

Bendungan ini juga menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Madiun. Fasilitas wisata yang ada di bendungan ini antara lain wisata pemancingan, taman bermain anak, kios, dermaga, outbond, banana boat dan speed boat. Selain itu, juga terdapat lapangan tenis, kereta wisata di dalam hutan, penginapan, dan rumah makan.

Referensi sunting

  1. ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 208. 
  2. ^ Development of the Brantas River Basin (part 10) (PDF) (dalam bahasa Inggris). Tokyo: JICA. 1998. hlm. 200–201. 
  3. ^ a b Dewanto, Ulie (12 Juli 2021). "PLTM Serba Serbi". PT Jasa Tirta Energi. Diakses tanggal 6 November 2022. 
  4. ^ Waduk Widas di Madiun
  5. ^ "Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas" (PDF). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 20 Maret 2020. hlm. 145. Diakses tanggal 16 Januari 2023. 
  6. ^ "Bendungan Bening". Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. 30 September 2022. Diakses tanggal 6 November 2022. 

Pranala luar sunting