Dalam Mitologi, literatur abad pertengahan dan okultisme, bahasa burung dipostulasikan sebagai sebuah bahasa yang mistis, bahasa ilahi yang sempurna, bahasa hijau, Bahasa Adam, Bahasa Enochian, Bahasa Malaikat atau sebuah bahasa mistis atau magis yang digunakan oleh burung untuk berkomunikasi dengan yang lain.

Huginn dan Muninn duduk di pundak Odin dalam ilustrasi dari manuskrip Islandia abad 18.

Sejarah sunting

Dalam Agama Proto-India-Eropa, perilaku burung telah lama digunakan untuk tujuan ramalan oleh augur. Menurut Walter Burkert, kebiasaan tersebut mungkin berakar dari masa Paleolitik, selama Zaman Es, saat manusia mencari bangkai dengan mengobservasi burung-burung pebangkai.[1]

Ada juga contoh kontemporer komunikasi dan simbiosis burung-manusia. Di Amerika Utara, gagak diketahui mengarahkan serigala (dan pemburu asli) ke mangsa yang mereka tidak bisa konsumsi.[2] [3] Di Afrika, Greater Honeyguide diketahui membimbing manusia ke sarang lebah dengan harapan bahwa sarang akan dilumpuhkan dan dibukakan untuk mereka.

Sejak Renaissance, kicau burung menjadi inspirasi bagi bahasa rekayasa ilmu sihir, dalam bahasa musik tertentu. Bahasa siul yang didasarkan pada bahasa alami yang diucapkan juga terkadang disebut sebagai bahasa burung.

Bahasa ukrania dikenal sebagai "perkataan burung bubul" di antara penutur bahasa tersebut. Citranya begitu tertanam dalam kultur sekarang sampai dianggap sebuah klise (yang ketinggalan zaman dan hampir tidak ditoleransi).

Mitologi sunting

Mitologi Nordik sunting

Dalam mitologi Nordik, kekuatan untuk memahami bahasa burung adalah tanda kebijaksanaan yang besar. Diceritakan bahwa Dewa Odin memiliki dua burung gagak, yang disebut Hugin dan Munin, yang terbang di seluruh dunia dan menceritakan Odin apa yang terjadi di antara manusia.

Raja Swedia legendaris Dag the Wise begitu bijak sehingga ia bisa memahami apa kata burung. Dia memiliki rumah burung pipit jinak yang terbang di sekitar dan membawa pulang berita kepadanya. Pernah, seorang petani di Reidgotaland membunuh burung pipit tersebut, yang menyebabkan sebuah retribusi yang mengerikan dari Swedia.

Kemampuan ini juga bisa diperoleh dengan mencicipi darah naga. Menurut Peotic Edda dan kisah Völsunga, Sigurd tak sengaja mencicipi darah naga saat memanggang jantung Fafnir. Ini memberinya kemampuan untuk memahami bahasa burung, dan hidupnya terselamatkan saat burung-burung mendiskusikan rencana Regin untuk membunuh Sigurd. Melalui kemampuan yang sama Aslaug, putri Sigurd itu, mengetahui suaminya Ragnar Lodbrok, dengan wanita lain.

 
Ukiran abad ke-11 dari Ramsund di Swedia menggambarkan bagaimana Sigurd belajar bahasa burung, dalam Poetic Edda dan kisah Völsunga

Ukiran Ramsund abad ke-11 di Swedia menggambarkan bagaimana Sigurd belajar bahasa burung, dalam Poetic Edda dan kisah Völsunga.

  1. Sigurd duduk telanjang di depan perapian menyiapkan hati naga, dari Fafnir, untuk ayah angkatnya Regin, saudara dari Fafnir. Hati tersebut belum matang, dan Sigurd memegangnya, dia membakar dirinya sendiri dan memasukkan jarinya ke dalam mulutnya. Karena ia sudah mencicipi darah naga, ia mulai mengerti suara burung.
  2. Burung-burung mengatakan bahwa Regin tidak akan menjaga janjinya untuk tetap berdamai dan akan membunuh Sigur, sehingga menyebabkan Sigurd memotong kepala Regin.
  3. Regin tewas disebelah kepalanya sendiri, peralatan tempanya yang digunakan membuat pedang Gram-nya Sigur terjatuh disekitarnya, dan
  4. Kuda Regin dimuati dengan harta naga.
  5. adalah kejadian sebelumnya saat Sigur membunuh Fafnir, dan
  6. memperlihatkan Ótr dari kisah bermula.

Dalam puisi eddic secara tak langsung berkaitan dengan tradisi Sigurd yang bernama Helgakviða Hjörvarðssonar, suatu alasan kenapa seseorang bernama Atli memiliki kemampuan yang tidak bisa dijelaskan. Anak Tuannya Atli, Helgi, akan menikahi yang rupanya bibi dari Sigurd, Valkyrie Sváfa.

Mitologi Yunani sunting

Menurut Apollonius Rhodius, pemimpin dari kapal Jason, Argo, terbuat dari oak dari kuburan suci di Dodona dan dapat berbahasa burung. Tiresias juga dikatakan diberikan kemampuan memahami bahasa burung oleh Athena. Bahasa burung dalam mitologi Yunani bisa didapat dengan kekuatan sihir. Democritus, Anaximander, Apollonius dari Tyana, Melampus dan Aesopus semuanya dikatakan memahami bahasa burung.

Mitologi Afro-Asiatik sunting

Dalam Sufisme, bahasa burung adalah bahasa malaikat yang mistis. Conference of the Birds (mantiq at-tair, Konferensi Burung) adalah sebuah puisi mistis terdiri dari 4647 ayat dari abad ke-12 di Persia oleh pujangga Farid al-Din Attar.[4]

Dalam Jerusalem Talmud (Louis Ginzberg, Legends of the Jews, 1909), kebijaksanaan Sulaiman yang terkenal dikarenakan ia dianugrahi memahami bahasa burung oleh Tuhan.

Di Arab Mesir, penulisan hieroglif disebut dengan "huruf burung". Di Mesir Kuno sendiri, bentuk hieroglif dari menulis dinamakan menu-netjer ("perkataan dewa-dewi" atau "bahasa ilahi").

Cerita Rakyat sunting

Konsep ini juga diketahui dari banyak dongeng (termasuk dari Welsh, Rusia, Jerman, Estonia, Yunani, Roma), yang mana biasanya tokoh utama diberikan kemampuan memahami bahasa burung baik itu lewat transformasi sihir, atau sebagai anugrah oleh raja burung. Burung-burung kemudian memberitahu atau memperingati si pahlawan tentang suatu bahaya atau harta tersembunyi.

Alkimia sunting

Di Kabbalah, sihir Renaissance, dan alkimia, bahasa burung dianggap rahasia dan bahasa yang sempurna dan kunci kepada pengetahuan sempurna, terkadang disebut dengan langue verte, atau bahasa hijau (Jean Julien Fulcanelli, Heinrich Cornelius Agrippa de occulta philosophia, Emmanuel-Yves Monin, Hieroglyphes Français Et Langue Des Oiseaux)

Literatur dan Kultur sunting

Bandingkan juga antara Birds dari Aristophanes dan Parliament of Fowls oleh Chaucer.

Pada abad pertengahan Prancis, bahasa burung (la langue des oiseaux) adalah sebuah bahasa rahasia dari Troubadour, berhubungan dengan Tarot, diduga didasarkan pada permainan kata-kata dan gambar simbolisme dari homophony, misalnya sebuah penginapan disebut dengan au lion d'or "Singa Emas" diduga merupakan "kode" untuk "au lit on dort "di kasur tempat seseorang tidur"[5] (perlu diketahui bahwa permainan kata-kata tidak mungkin ada pada abad pertengahan, secara akhiran t diucapkan sejak Prancis Pertengahan, contohnya mengambil kata pinjaman 'bonnet').

Hiéroglyphes Français Et La Langue Des Oiseaux, Editions du Point d'Eau oleh penulis terkenal Emmanuel Yves-Monin adalah sebuah kajian sistematik tentang subjek tersebut hanya tersedia dalam bahasa Prancis.

Bahasa buatan zaum dari Futurism Rusia dianggap sebagai "bahasa burung" oleh Velimir Khlebnikov.

"Bahasa burung" (Die Sprache der Vögel) adalah sebuah film Jerman tahun 1991. Jean Sibelius menulis mars pernikahan berjudul "Bahasa burung" pada tahun 1991. Penulis buku anak-anak Rafe Martin telah menulis "Bahasa Burung" sebagai suatu adaptasi dari dongeng Rusia; ia dijadikan opera anak-anak oleh komposer John Kennedy.

Dalam film The Librarian: Quest for the Spear, protagonisnya diberikan sebuah buku yang ditulis dalam bahasa burung yang mana dia disuruh untuk menerjemahkannya demi menemukan suatu tombak.

Dalam buku pertamanya, Jonathan Strage & Mr Norrell, Susanna Clarke, dalam catatan kaki palsunya, mengacu ke sebuah buku berjudul, "The Language of the Birds." Ia mengacu kepada karakter fiksi Raven King.

A Bird in Your Ear adalah sebuah opera oleh komposer Inggris/Amerika David Bruce diambil dari kisah rakyat Rusia, The Language of the Birds, dengan syair dibuat oleh Alasdair Middleton. Ia ditugaskan oleh Bard College, NY dan pertama ditampilkan disana pada Maret 2008. Penampilan selanjutnya dilakukan oleh New York City Opera pada tahun 2009.

Tarology adalah sebuah buku oleh penyair dan tarotis, Enrique Enriquez. Dalam Tarology, Enriquez menggunakan kerangka dari Patafisik dan bahasa burung untuk mendekonstruksi dan menjelaskan pendekatannya dalam membaca Tarot de Marseille [6] , mengikuti tradisi dari Troubadour yang terkait dengan Tarot seperti yang disebutkan di atas. Enriquez juga memberikan filosofi dan metode dalam membaca tarot nya dalam sebuah film dokumenter Tarology (2011). [7]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

Catatan sunting

  1. ^ Marzluff, John M. (2007). In the Company of Crows and Ravens. New Haven and London: Yale University Press. hlm. 284–287. ISBN 0-300-12255-1. 
  2. ^ McDougall, Len (2004). The Encyclopedia of Tracks and Scats. Globe Pequot. hlm. 296. ISBN 1-59228-070-6. 
  3. ^ Tipton, Diane (2006-07-06). "Raven Myths May Be Real". Montana Fish, Wildlife & Parks. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-26. Diakses tanggal 2008-02-08. 
  4. ^ METmuseum.org
  5. ^ Letarot.com
  6. ^ Enriquez, Enrique (2011). tarology. Roskilde: Eye Corner Press, p. 61. ISBN 978-87-92633-12-5
  7. ^ Tarologyfilm.com

Bibliografi sunting

Pranala luar sunting