Sigurd

karakter fiksi dalam mitologi Jerman dan Nordik, pembunuh naga

Sigurd (Nordik Kuno: Sigurðr) merupakan pahlawan legendaris Mitologi Nordik, serta karakter utama di dalam Hikayat Völsunga. Representasi terawal legendanya muncul di dalam bentuk gambar dari tujuh Batu Rune di Swedia[1] dan terutama Patung Ramsund (skt. 1000) dan Batu Sigurd (abad ke-11).

Sigurd meniup tanduknya (1911) oleh Arthur Rackham, dari Siegfried and the Twilight of the Gods oleh Richard Wagner
"Sigurd menunjukkan pedangnya Gram" (1901) oleh Johannes Gehrts.
Keberangkatan Sigurd dari Krimhild, oleh Julius Schnorr von Carolsfeld, skt. 1843

Sebagai Siegfried, ia merupakan salah satu pahlawan di dalam Nibelungenlied Jerman, dan juga di dalam opera-opera Richard Wagner Siegfried dan Götterdämmerung.

Sebagai Sivard Snarensven(d) ia adalah pahlawan di dalam Balada Skandinavia Abad Pertengahan.

Nama Sigurðr berbeda dari nama Jerman Siegfried. Bentuk Nordik Kuno Siegfried akan Sigfroðr. Sivard merupakan bentuk varian dari Sigurðr. Nama-nama ini membentuk seluruh bagian elemen pertama yaitu Sig-, yang berarti kemenangan (seperti juga Jerman Sieg- dan Belanda zege-).

Hikayat Völsunga

sunting

Di dalam Hikayat Völsunga, Sigurd seharusnya adalah putra almarhum Sigmund dan istri keduanya, Hiordis. Sigmund meninggal di medan perang ketika ia menyerang Odin (yang sedang menyamar), dan Odin menghancurkan pedang Sigmund ini. Ketika dalam keadaan sekarat, Sigmund mengatakan akan kehamilan Hiordis dan mewariskan fragmen pedangnya untuk calon jabang bayinya.

Hiordis menikah dengan Raja Alf, dan kemudian Alf memutuskan untuk mengirim Sigurd ke Regin sebagai ayah angkatnya. Regin menggoda Sigurd dengan keserakahan dan kekejaman dengan terlebih dahulu meminta Sigurd jika ia memiliki kendali atas emas Sigmund ini. Ketika Sigurd mengatakan bahwa Alf dan keluarganya mengendalikan emas tersebut dan akan mengabulkan apapun permintaannya, Regin bertanya kepada Sigurd mengapa ia menginginkan posisi rendah di istana. Sigurd menjawab bahwa ia diperlakukan sama seperti raja-raja dan dapat memiliki apapun yang diinginkannya. Kemudian Regin bertanya kepada Sigurd mengapa ia bekerja sebagai penjaga kuda raja-raja dan tidak memiliki kudanya sendiri. Sigurd kemudian pergi untuk mendapatkan seekor kuda. Seorang laki-laki tua (Odin yang menyamar) menyarankan Sigurd untuk memilih kuda, dan dengan begitu Sigurd mendapatkan Grani, seekor kuda yang berasal dari Odin sendiri, Sleipnir.

Akhirnya, Regin mencoba untuk menggoda Sigurd dengan menceritakannya kisah Emas Otter ini. Ayahanda Regin adalah Hreiðmarr, seorang penyihir, dan kedua saudaranya adalah Ótr dan Fáfnir. Regin adalah seorang penyihir yang alami, dan Ótr juga memiliki bakat magis; ia suka menyamar sebagai Berang-berang dan berenang di air terjun, dimana kurcaci Andvari hidup. Andvari sering menyamar sebagai bentuk tombak dan juga suka berenang.

Suatu hari, Æsir melihat Ótr dengan seekor ikan di pinggir sungai, dan mengiranya seperti seekor berang-berang sungguhan, dan Loki membunuhnya dengan tombaknya. Mereka membawa tombak itu ke sebuah rumah terdekat dari Hreiðmarr untuk menunjukkan hasil tangkapan mereka. Hreiðmarr, Fáfnir dan Regin segera merebut Æsir dan menuntut ganti rugi atas kematian Ótr.Kompensasinya adalah dengan menyumpal tubuh dengan emas dan menutupi kulit dengan harta yang bagus. Loki mendapat jala dari raksasa laut Rán, menangkap Andvari (sebagai sebuah tombak), dan meminta seluruh emas kurcaci. Andvari rela menyerahkan seluruh emas, kecuali untuk sebuah cincin. Loki juga mengambil cincin tersebut meskipun mengandung kutukan kematian bagi siapa yang mengenakannya. Æsir menggunakan emas ini untuk menyumpal kulit Ótr dan kemudian menutupinya. Mereka kemudian menutupi tempat terakhir yang terbuka (kumis) dengan cincin Andvari. Setelah itu, Fáfnir membunuh Hreidmar dan mengambil emas tersebut dan merampas bagian Regin.

 
Sigurd yang membunuh Fáfnir, ilustrasi di dalam Old Norse stories, 1900

Sigurd setuju untuk membalas dendam Regin dan Hreidmar dan membunuh Fáfnir, yang telah berubah menjadi seekor naga dengan kutukan yang bersumber dari dalam cincin Andvari dan emas yang ia lindungi. Sigurd menyuruh Regin membuatkannya sebilah pedang, yang diujinya dengan memukul landasan. Pedang itu hancur sehingga ia menyuruh Regin membuatkannya pedang yang lain. Pedang itu juga hancur. Akhirnya, Sigurd menyuruh Regin membuatkannya pedang dari fragmen yang telah ditinggalkan kepadanya oleh Sigmund. Pedang yang dibuat, Gram, memotong melewati landasan. Untuk membunuh Fáfnir, Regin menyarankannya untuk menggali sebuah lubang dan menunggu Fáfnir berjalan di atasnya, dan kemudian menusuk naga tersebut. Odin, menyamar sebagai seorang laki-laki tua, dan menyarankan Sigurd untuk menggali parit juga untuk mengalirkan darah, dan mandi di dalamnya setelah membunuh naga tersebut; mandi dengan darah naga akan memberikan kekebalan. Sigurd melakukannya dan berhasil membunuh Fáfnir; Regin kemudian meminta Sigurd untuk memberikannya jantung Fáfnir untuk dirinya sendiri. Sigurd meminum darah Fáfnir dan meraih kemampuan baru yaitu memahami Bahasa burung. Burung-burung menganjurkannya untuk membunuh Regin, karena Regin juga telah dirusak oleh cincin dan merencanakan kematian Sigurd. Sigurd memenggal kepala Regin, memanggang hati Fáfnir dan memakannya. Dengan melakukan hal tersebut ia dikaruniai "kebijaksanaan" (ramalan).

Sigurd bertemu dengan Brunhild, "Skjaldmær," setelah membunuh Fáfnir. Ia menjanjikan dirinya sendiri kepadanya namun juga menubuatkan malapetaka dan pernikahannya dengan yang lain. (Di dalam Hikayat Völsunga, tidak jelas apabila Brunhild adalah Valkyrie atau sejenis supranatural.)

Sigurd pergi ke istana Heimar, yang menikahi Bekkhild, saudari Brunhild, dan kemudian ke istana Gjúki, dimana ia datang untuk hidup. Gjúki memiliki tiga orang putra dan seorang putri dengan istrinya, Grimhild. Putra-putranya adalah Gunnar, Hogni dan Guttorm, dan putrinya adalah Gudrun. Menginginkan cicin dan emas Sigurd untuk keluarganya sendiri, Grimhild menjadikannya "Ale Pelupa" untuk memaksa Sigurd melupakan Brunhild, agar ia dapat menikah dengan Gudrun. Kemudian, Gunnar ingin merayu Brunhild. Pondok Brunhild dikelilingi oleh api, dan ia berjanji pada dirinya sendiri hanya kepada pria yang cukup berani melaluinya. Hanya Grani, kuda Sigurd akan melakukannya, dan hanya dengan Sigurd diatasnya. Sigurd bertukar bentuk dengan Gunnar, naik ke atas api dan memenangkan Brunhild untuk Gunnar.

Beberapa waktu kemudian, Brunhild mengejek Gudrun karena memiliki suami yang lebih baik, dan Gudrun menjelaskan semua yang telah berlalu kepada Brunhild dan menjelaskan penipuan tersebut. Karena telah ditipu suami yang diinginkannya, Brunhild merencanakan balas dendam. Pertama, ia menolak untuk berbicara dengan siapapun dan menarik dirinya. Akhirnya, Sigurd dikirim oleh Gunnar untuk melihat apa yang salah, dan Brunhild menuduh Sigurd telah memanfaatkannya. Gunnar dan Hogni merencanakan kematian Sigurd dan merayu saudara mereka, Guttorm, untuk membuat kegaduhan untuk mencapai tujuannya. Guttorm menyerang Sigurd di atas ranjang dan mereka dibunuh di dalam perkelahian. Brunhild membunuh putra Sigurd yang berusia tiga tahun, Sigmund (yang dinamakan seperti ayahanda Sigurdr). Brunhild mengorbankan dirinya, dan membangun pembakaran jenazah untuk Sigurd, putranya, Guttorm dan dirinya sendiri. Sebelum tragedi ini, Sigurd dan Brunhild memiliki seorang putri, Aslög yang menikahi Ragnar Lodbrok.

Sigurd dan Gudrun adalah orang tua si kembar Sigmund (yang dinamakan seperti ayahanda Sigurd) dan Svanhild.

Þiðrekssaga

sunting

Legenda Theodoric yang Agung Nordik Kuno (bab 152-168) mengaitkan kisah yang agak berbeda, dengan Regin sebagai naga dan Mímir sebagai saudara Regin dan ayah angkat Sigurd. Di dalam versi ini, Raja Sigmund kembali ke rumah dari bepergian dan mendengar bahwa istrinya Sisibe telah dituduh berzinah dengan seorang budak. Meskipun tuduhan itu adalah cerita bohong yang dibuat oleh dua orang bangsawannya yang berhasrat agar kemajuan Sisibe terhambat, Sigmund mempercayainya dan memerintahkan para bangsawan untuk membawanya ke hutan dan membunuhnya. Yang satu merasa iba terhadapnya, dan keduanya berkelahi. Ketika mereka berkelahi, Sisibe melahirkan seorang anak (milik Sigmund) dan menempatkannya di dalam sebuah kapal kristal, yang ditendang ke sungai dan ke arah hilir. Sisibe meninggal; kapal tersebut ditemukan oleh seekor kelinci betina, yang merawat bayi itu. Kemudian, bocah itu ditemukan oleh seorang pandai besi yang bijaksana di hutan, Mímir yang memberinya nama Sigurd (meskipun beberapa kali hikayat menyebutnya Sigfred) dan membawanya sebagai miliknya. Ketika anak itu beranjak dewasa dan Mimir meminta saudaranya, Regin, seekor naga, untuk membunuh Sigurd. Namun Sigurd membunuh naga tersebut dan kemudian membunuh ayah angkatnya yang tidak setia.[2][3]

Di dalam bab 225-230, Sigurd menikahi saudari Gunnar, Gudrun, meskipun ia telah berjanji untuk menikahi Brunhild. Kemudian, Gunnar menikahi Brunhild, namun ia menolak upaya-upayanya untuk mewujudkan pernikahan itu karena ia hanya mencintai Sigurd. Sebagai bantuan kepada saudara iparnya, Sigurd tidur dengan Brunhild, yang kemudian tidak mampu menepis Gunnar, karena kekuatannya berasal dari keperawanannya.[4][5]

 
Sigurd dan Brunhild - Ilustrasi oleh Harry George Theaker untuk Children's Stories from the Northern Legends oleh M. Dorothy Belgrave dan Hilda Hart, 1920

Di dalam Jerman Tengah Tinggi Nibelungenlied, Sîfrit (Siegfried) adalah seorang pangeran Xanten yang kemudian diungkapkan memiliki latar belakang heroik termasuk membunuh naga dan memenangkan wilayah dan kekayaan besar dari sepasang saudara. Dari mandi dengan darah naga, ia kebal kecuali sebuah tempat di punggungnya dimana sehelai daun menempel di kulitnya. Berttekad untuk menikahi Krimhild, saudari Raja Gunnar dari Burgundian, ia membantu Gunnar merayu Brunhild, ratu Islandia, dengan menggunakan jubahnya tembus pandang untuk memungkinkan Gunnar untuk mengalahkan ratu yang berfenomena kuat di lempar lembing, lempar batu, dan lompat jauh. Ia juga seorang diri menaklukkan Nibelungenland untuk menyediakan tentara jika Brunhild mencoba untuk membunuh Gunnar dan kerabatnya. Akhirnya menikahi Krimhild, ia kemudian bergulat dengan Brunhild untuk menundukkannya, yang tidak terlihat, sehingga Gunnar dapat melangsungkan pernikahannya. Ia memberi Krimhild cincin dan ikat pinggang Brunhild. Setelah beberapa tahun, kedua ratu itu berselisih tentang masa lalu dan Krimhild menunjukkan Brunhild cincin dan ikat pinggang dan memanggilnya gundik Siegfried. Siegfried dan Gunnar berdamai namun punggawa Gunnar, Hagen von Tronje berencana untuk membunuh Siegfried dan Gunnar dan saudara-saudaranya melakukan sesuai rencana. Hagen membuat Krimhild menempatkan sebuah salib di punggung Siegfried dimana ia rentan, dan menombaknya ketika ia sedang minum dari sungai di dalam perjalanan berburu, sehingga memenuhi nubuat barangsiapa menikahi Krimhild akan menemui ajalnya dengan tragis. Ia melempar harta Siegfried ke dalam Rhein sehingga Krimhild tidak dapat mengumpulkan pasukan. Bagian kedua dari epik menyangkut pembalasan dendamnya.

Catatan arkeologi

sunting
 
Patung Ramsund di Swedia
 
Patung Sigurd memerangi Fáfnir oleh Constantin Dausch di Bremen, Jerman.

Patung Ramsund menggambarkan

  1. bagaimana Sigurd duduk telanjang di depan api mempersiapkan jantung naga, dari Fáfnir, untuk ayah angkatnya, Regin, yang merupakan saudara Fáfnir. Hati itu belum sepenuhnya terpanggang, dan ketika Sigurd menyentuhnya, ia membakar dirinya sendiri dan memasukkan jarinya ke dalam mulutnya. Karena ia telah mencicipi darah naga (sedikit darah di atas jantungnya), ia mulai memahami lagu burung.
  2. Burung-burung mengatakan bahwa Regin tidak akan menepati janjinya untuk berekonsiliasi dan akan mencoba untuk membunuh Sigurd, yang akan menyebabkan Sigurd memotong kepala Regin.
  3. Regin mati di sebelah kepalanya sendiri, perkakasnya yang dibuatnya untuk menempa pedang Sigurd Gram hancur berantakan disekitarnya, dan
  4. Kuda Regin sarat dengan harta naga.
  5. peristiwa sebelumnya ketika Sigurd membunuh Fáfnir, dan
  6. Ótr dari awal hikayat.

Aspek-aspek lainnya ditampilkan di berbagai Batu Sigurd dan portal pintu-pintu dari Gereja Bait Hylestad.

Dampak budaya

sunting

Karena naga dipandang sebagai simbol Setan di dalam tipologi abad pertengahan, kisah Sigurd membunuh Fáfnir sering digambarkan di gereja-gereja Kristen di Skandinavia.

Adaptasi legenda

sunting
 
"Sigurd dan pedangnya yang terkenal Balmung" dari tahun 1914.
  • Adaptasi yang paling terkenal dari legenda Sigurd adalah edaran Gesamtkunstwerk, Richard Wagner Der Ring des Nibelungen (yang ditulis di sekitar tahun 1848 dan 1874). Legenda Sigurd adalah dasar Siegfried dan mengkontribusikan kisah-kisah Die Walküre dan Götterdämmerung.
  • Puisi epik William Morris, Sigurd si Volsung (1876) adalah narasi kembali utama dari kisah di dalam ayat bahasa Inggris.
  • Pada tahun 1884 komposer Prancis Ernest Reyer menulis sebuah opera yang kurang terkenal Sigurd, yang meringkas kisah itu ke dalam sebuah drama malam.
  • Ilustrator Arthur Rackham menarik 70 terjemahan kisah buku Siegfried & The Twilight of the Gods, yang diterjemahkan oleh Margaret Armour (1910).
  • Arthur Peterson, Jr. mempublikasikan sebuah terjemahan dari mitos Sigurd yang berjudul Andvari's Ring, pada tahun 1916.
  • Fritz Lang dan istrnya Thea von Harbou mengadaptasi kisah Sigurd (yang disebut Siegfried) untuk bagian pertama dari sepasang film bisu mereka pada tahun 1924, Die Nibelungen.
  • J.R.R. Tolkien menulis versi hikayat Volsunga di dalam The Legend of Sigurd and Gudrún, yang dipublikasikan oleh putranya Christopher Tolkien pada tahun 2009. Buku ini terdiri dari dua puisi narasi: "The new lay of the Volsungs" and "The new lay of Gudrun". Di dalam bahasa Inggris Modern namun meternya adalah bahwa puisi aliterasi Skandinavia kuno.
  • Penulis kisah fantasi, Diana L. Paxson menceritakan kembali kisah trilogi Wodan's Children: The Wolf and the Raven (1993), The Dragons of the Rhine (1995), dan The Lord of Horses (1996).
  • Stephan Grundy menceritakan kembali kisah itu di dalam Rhinegold (1995).
  • Melvin Burgess berdasarkan post-apokalipsnya, duologi Bloodtide (1999) dan Bloodsong (2007) pada Hikayat Volsunga. Novel pertama difokuskan pada Sigmund, dan yang kedua pada Sigurd.
  • Di dalam serial TV 2013, Vikings, Putri Aslaug, istri kedua Ragnar Lodbrok, mengaku sebagai putri Brunhild dan si pembunuh naga, Sigurd.
  • Di dalam film tahun 2013, "Django Unchained", Dr. King Schultz membacakan kisah Sigurd dengan karakter Django. Brunhild bertindak sebagai metafora untuk istri budak Django, "Hildi".

Catatan

sunting
  1. ^ An article at the Foteviken Museum, Sweden Diarsipkan 2010-08-18 di Wayback Machine., retrieved January 19, 2007.
  2. ^ Rank, Otto. The Myth of the Birth of the Hero. New York: Vintage, 1932, pp. 56-59. Haymes, Edward R., trans. The Saga of Thidrek of Bern. New York: Garland, 1988.
  3. ^ summary of the Thiðrekssaga at Timeless Myths[pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Two marriage episodes from The Saga of Thidrek of Bern, retrieved April 19, 2009.
  5. ^ summary of the Thiðrekssaga at Timeless Myths[pranala nonaktif permanen]

Lihat pula

sunting