Prof. Dr. H. Aziz Haily, M.A. (19 Maret 1943 – 12 November 2012) adalah birokrat, dosen, guru besar, dan politikus Indonesia. Ia menjabat Bupati Lima Puluh Kota dua periode yakni 1990-1995 dan 1995-2000. Ia memulai karier sebagai camat di Lima Puluh Kota lalu diangkat sebagai dosen dan mengajar di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) hingga dipercaya menjadi bupati. Selepas menjabat bupati, ia kembali bertugas di kampus IIP yang berubah menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan dikukuhkan sebagai guru besar sejak tahun 2009 hingga wafat.

Aziz Haily
Bupati Lima Puluh Kota ke-17
Masa jabatan
25 Juni 1990 – 25 Juni 2000
PresidenSoeharto
B.J. Habibie
Abdurrahman Wahid
Sebelum
Pendahulu
Djofri
Pengganti
Alis Marajo
Sebelum
Camat Guguak
Masa jabatan
1975–1977
GubernurHarun Al-Rasjid Zain
Camat Harau
Masa jabatan
1972–1975
Camat Pangkalan Koto Baru
Masa jabatan
1970–1972
Informasi pribadi
Lahir(1943-03-19)19 Maret 1943
Sialang, Kapur IX, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Masa Pendudukan Jepang
Meninggal12 November 2012(2012-11-12) (umur 69)
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Suami/istriErnita
Anak5
Orang tua
  • Suhaili Malin Bungsu (ayah)
  • Fatimah Suri (ibu)
Alma materAPDN Bukittinggi
IIP Jakarta
Profesi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan pendidikan sunting

Aziz Haily dilahirkan di Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX, 19 Maret 1943, sebuah daerah yang dahulu terisolir. Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Suhaili Malin Bungsu dan Fatimah Suri. Aziz Haily menempuh pendidikan SD sampai SMA di Kota Payakumbuh. Setamat SMA tahun 1963, Aziz Haily menyambung pendidikan di KDC APDN Bukittinggi tahun 1964, dan 1965 ia diangkat sebagai pegawai Kotapraja, sambil melanjutkan pendidikannya di APDN Bukittinggi hingga selesai tahun 1969.[1][2]

Karier birokrat sunting

Setamat pendidikan kepamongprajaan, pada 1970 Aziz Haily dilantik sebagai Camat Pangkalan Koto Baru, Lima Puluh Kota sampai tahun 1972. Selama menjabat, Aziz dikenal sangat merakyat dan rendah hati. Karenanya, tak heran banyak masyarakat yang menyenangi kepemimpinannya.[1][2]

Setelah menjabat Camat Pangkalan, Aziz Haily diangkat menjadi Camat Harau pada tahun 1972. Tiga tahun bertugas di sana, Aziz dipindahkan menjadi Camat Guguak. Setelah menjabat sebagai Camat Guguak hingga tahun 1977, Aziz Haily diberikan beasiswa tugas belajar di IIP Jakarta.[1][2]

Karier akademisi sunting

Lulus di IIP tahun 1980, Aziz Haily langsung ditugaskan mengajar sebagai dosen IIP dan STIA LAN Republik Indonesia. Selama menjadi dosen IIP, ia menjabat Sekretaris PPM IIP Jakarta 1982-1984, Sekretaris LPM IIP Jakarta 1984-1988, Kepala Jurusan Perencanaan IIP 1988-1989, dan Rektor Madya IIP 1989-1990. Bersamaan dengan itu ia juga menjabat sebagai dosen PMD Bekasi 1985-1990.[1]

Karier politikus sunting

Satu dekade menjadi dosen, masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota menjemputnya ke Jakarta untuk dimajukan sebagai calon bupati. Aziz Haily berhasil terpilih sebagai bupati dalam pemilihan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Aziz dilantik sebagai bupati pada 25 Juni 1990.[1][2]

Saat periode pertama berakhir pada 1995, Aziz kembali diminta mencalonkan diri dan terpilih sebagai bupati menjabat hingga tahun 2000. Alis Marajo berujar bahwa Aziz setiap hari turun ke lapangan dan begitu dekat dengan masyarakat.[2] Deddi Sastra mengingat bahwa Aziz sangat dekat dengan wartawan dan pintar membangun hubungan dengan media massa.[1]

Tak hanya itu, Aziz juga mampu mensosialisasikan program pembangunan hingga ke nagari-nagari melalui media massa. Syafril Nias, wartawan Harian Haluan, mengenang bahwa Varia Harian Haluan yang memuat berita pembangunan satu halaman yang terbit satu kali dalam seminggu, korannya dibagikan ke seluruh nagari melalui Bagian Humas mencapai 1.000 eksemplar dalam seminggu.[1]

Asyirwan Yunus mengatakan selama menjabat Bupati Lima Puluh Kota, Aziz telah banyak menggagas program pembangunan untuk meningkatkan derajat masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota dan salah satunya membangun GOR Singo Harau. Salah seorang wartawan senior yang bertugas di Payakumbuh pada masa pemerintahan Aziz Haily, Dodi Sastra mengatakan gagasan pembukaan jalan terisolir dan pembangunan ibu kota Kabupaten Limapuluh Kota di Sarilamak juga merupakan jasa tak terlupakan mantan bupati itu.[3]

Kembali ke dunia akademik sunting

Usai menjalankan tugas sebagai bupati, Aziz Haily kembali ke kampus. Dia menjadi dosen tetap di IIP dan IPDN periode 2000-2005. Setelah itu, pada 16 Juni 2009, Aziz Haily bersama Prof. Dr. Dra. Herliana Hasan, M.Si. dan Prof. Dr. Johanis Kaloh, S.U. dikukuhkan sebagai guru besar dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat sekaligus Rektor IPDN Prof. Dr. Ngadisah. Aziz Haily menyampaikan pidato berjudul "Pemantapan Proses Otonomi Daerah dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan".[4] Ia menjabat sebagai guru besar hingga wafat tahun 2012.[1]

Selama itu, ia masih mengingat dan memberikan sumbangan bagi kemajuan kampung halamannya. Wali Nagari Sarilamak Budi Febriandi menuturkan saat Aziz Haily pulang kampung Idulfitri 1432 H, Aziz menggagas pendirian Islamic Center di Sarilamak dan menghibahkan tanahnya untuk itu.[1]

Peninggalan sunting

Pada 12 April 2021 atau Ramadhan 1442 H, diresmikan penggunaan Masjid Mohammad Hatta yang dibangun di lahan milik Aziz Haily. Masjid ini berlokasi di Ketinggian, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Masjid ini berdesain cantik yang memadukan kubah masjid dengan gonjong Rumah Gadang. Kondisinya belum selesai dibangun pasca peletakan batu pertama pada 6 tahun lalu di lahan seluas 2,7 hektar.[5]

Wafat sunting

Aziz Haily menghembuskan napas terakhir di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin, 12 November 2012 dalam usia 70 tahun setelah sempat tiga hari dirawat di sana. Ia dimakamkan pada 13 November 2012 di tanah keluarganya, Jorong Koto Tinggi, Kenagarian Sarilamak, tepatnya di depan Mapolres Lima Puluh Kota.[1]

Kehidupan pribadi sunting

Aziz Haily menikah dengan Hj. Ernita. Dari pernikahan itu mereka memperoleh lima orang anak bernama Desi Alang Sari, Mitra Harau Hati, Metri Sumatera, Renti Mahkota, dan Dedet Mitra Ari. Mitra dan Metri merupakan putri kembar.[1]

Penghargaan sunting

Pada 2012, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota berencana mengubah nama Gelanggang Olah Raga (GOR) Singo Harau menjadi GOR Prof. Dr. H. Aziz Haily, MA. Asyirwan Yunus menyebutkan keberhasilan Aziz Haily ketika memimpin Lima Puluh Kota adalah memulai pembangunan gelanggang olah raga yang diberi nama Singo Harau untuk melaksanakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Tingkat Provinsi Sumatera Barat 1993 di Sarilamak.[3]

Pada 13 April 2013, bertepatan dengan peringatan ulang tahun daerah ke-172, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota resmi mengubah nama jalan Ibu Kota Kabupaten (IKK) dengan nama Jalan Prof. Dr. Aziz Haily. Perubahan nama jalan yang berlokasi di Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau itu, ditandai dengan pembukaan selubung plang nama di depan gedung kantor bupati kawasan Bukik Limau, Jumat, 12 April 2013 oleh istri Aziz.[2]

Selain itu, Bupati Alis Marajo juga melaunching buku perjalanan hidup Aziz Haily, yang ditulis Almarhum jelang wafat. Buku berjudul Pengalaman Saya Sebagai Pamong berisi otobiografi seorang praktisi dan ilmuwan pemerintahan, diberi kata pengantar oleh Prof. Dr. H. Djohermansyah Djohan, M.A. dan dieditori Abrar Yusra. Launching ditandai dengan penyerahan buku dari Ny. Hj. Ernita Aziz Haily didampingi anak dan menantu kepada Bupati Alis Marajo.[2]

Rujukan sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k Damhur, Zulkifli; Dadang (16 November 2012). "Nama Aziz Haily Diabadikan Menjadi Nama GOR". Harian Haluan. Issuu.com. Diakses tanggal 29 Mei 2021. 
  2. ^ a b c d e f g 127 (17 April 2013). "Pemkab Limapuluh Kota Merubah Nama Jalan Ibu Kota Kabupaten (IKK)". Antara Sumbar. Diakses tanggal 29 Mei 2021. 
  3. ^ a b "Limapuluh Kota Berencana Ganti Nama GOR Singa Harau". 15 November 2012. Diakses tanggal 29 Mei 2022. 
  4. ^ "Senat IPDN Kukuhkan Tiga Guru Besar". JPNN.com. 16 Juni 2009. Diakses tanggal 29 Mei 2021. 
  5. ^ uus (13 April 2021). "Masjid Muhammad Hatta Resmi Dipakai Ramadhan 1442 H Ini". Pos Metro Padang. Diakses tanggal 29 Mei 2021. 

Bacaan lanjutan sunting