Astra Infra Toll Road

(Dialihkan dari Astra Tol Nusantara)

PT Astra Tol Nusantara (berbisnis dengan nama Astra Infra Toll Road) adalah anak usaha dari Astra International yang bergerak di bidang pengoperasian jalan tol. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memegang konsesi atas Jalan Tol Tangerang–Merak, Jalan Tol Cikopo–Palimanan, dan Jalan Tol Kertosono–Mojokerto.[1]

PT Astra Tol Nusantara
Astra Infra Toll Road
Sebelumnya
PT Astratel Nusantara (1992-2018)
Perseroan terbatas
IndustriInfrastruktur
Didirikan1992; 32 tahun lalu (1992)
Kantor
pusat
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh
kunci
Firman Yosafat Siregar[1]
(Direktur Utama)
Santosa[1]
(Komisaris Utama)
ProdukJalan tol
PemilikPT Astra International Tbk
Anak
usaha
PT Jakarta Marga Jaya
PT Lintas Marga Sedaya
PT Marga Harjaya Infrastruktur
PT Marga Mandalasakti
Situs webastrainfra.co.id/id/

Sejarah

sunting

Perusahaan ini didirikan oleh Astra International pada tahun 1992 dengan nama PT Astratel Nusantara untuk berbisnis di bidang telekomunikasi. Setahun kemudian, bersama PT Intertel Nusa Perdana, perusahaan ini menjalin kerja sama dengan Telkom Indonesia untuk mengembangkan, mengoperasikan, dan menjual jaringan tetap di Jakarta dengan skema bagi hasil hingga tahun 2004. Pada tahun 1996, bersama France Telecom, perusahaan ini mendirikan PT Pramindo Ikat Nusantara untuk menjalin KSO dengan Telkom Indonesia guna membangun dan mengelola jaringan tetap di Pulau Sumatera. Pada tahun 2002, perusahaan ini mendivestasi PT Pramindo Ikat Nusantara ke Telkom Indonesia.

Pada tahun 2004, melalui PT Indonesia Network, perusahaan ini menjalin kerja sama dengan Telkom Indonesia untuk menyediakan layanan internet pita lebar berbasis ADSL di Surabaya. Pada tahun 2005, perusahaan ini mengakuisisi 34% saham dari PT Marga Mandalasakti yang mengoperasikan Jalan Tol Tangerang–Merak. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mengakuisisi sejumlah saham PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) yang menyediakan air bersih untuk wilayah barat Jakarta. Pada tahun 2008, bersama Jasa Marga, perusahaan ini mendapat konsesi untuk membangun dan mengelola Jalan Tol Kunciran-Serpong melalui PT Marga Trans Nusantara.

Pada tahun 2009, bersama Shell, perusahaan ini mengembangkan dan mengelola sebuah depot minyak di Gresik melalui PT Gresik Distribution Terminal. Perusahaan ini kemudian juga meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Marga Mandalasakti menjadi 79%.[2] Pada tahun 2010, perusahaan ini meningkatkan kepemilikan sahamnya di Palyja menjadi 49%. Setahun kemudian, perusahaan ini mengakuisisi 95% saham PT Marga Hanurata Intrinsic yang memegang konsesi atas Jalan Tol Kertosono–Mojokerto. Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi 100% saham PT Pelabuhan Penajam Banua Taka yang mengelola sebuah pusat logistik dan kawasan berikat di Balikpapan.

Pada tahun 2015, perusahaan ini mengakuisisi 25% saham PT Trans Marga Jateng yang memegang konsesi atas Jalan Tol Semarang–Solo. Perusahaan ini kemudian juga mendivestasi PT Gresik Distribution Terminal ke Shell. Setahun kemudian, bersama Bumi Serpong Damai, Transindo Karya Investama, dan Sinar Usaha Mahitala, perusahaan ini berhasil memenangkan lelang konsesi Jalan Tol Serpong–Balaraja melalui PT Trans Bumi Serbaraja. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengakuisisi 45% saham PT Lintas Marga Sedaya yang memegang konsesi atas Jalan Tol Cikopo–Palimanan.[3] Perusahaan ini kemudian juga meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Trans Marga Jateng menjadi 40% dan mendivestasi 49% saham Palyja.[4] Pada tahun 2017 juga, perusahaan ini mulai menggunakan nama dagang "Astra Infra".

Pada tahun 2018, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang untuk menegaskan fokusnya di bisnis pengoperasian jalan tol. Pada bulan Mei 2019, perusahaan ini mengakuisisi 44,5% saham PT Jasamarga Surabaya Mojokerto yang memegang konsesi atas Jalan Tol Surabaya–Mojokerto.[5] Perusahaan ini kemudian juga mendivestasi seluruh saham PT Trans Bumi Serbaraja yang mereka pegang. Pada bulan November 2019, perusahaan ini meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Lintas Marga Sedaya menjadi 55%. Pada bulan November 2020, perusahaan ini mengakuisisi 100% saham PT Jakarta Marga Jaya yang memegang 35% saham PT Marga Lingkar Jakarta yang memegang konsesi atas Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ruas Ulujami–Kebon Jeruk.

Pada bulan Juni 2021, PT Jakarta Marga Jaya meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Marga Lingkar Jakarta menjadi 49%. Pada bulan Desember 2021, perusahaan ini mengakuisisi 49% saham PT Jasamarga Pandaan Malang yang memegang konsesi atas Jalan Tol Pandaan–Malang. [1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d "Sejarah Perusahaan". PT Astra Tol Nusantara. Diakses tanggal 10 Maret 2024. 
  2. ^ "Astra Kuasai Mayoritas Saham Jalan Tol Tangerang-Merak". Detik.com. 13 Januari 2009. Diakses tanggal 11 Juli 2024. 
  3. ^ Dinisari, Mia Chitra (8 Mei 2017). "PT Astratel Nusantara Resmi Akuisisi 100% saham BUS". Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 11 Juli 2024. 
  4. ^ Yuliawati, Yuliawati (11 Oktober 2017). "Jual Saham Palyja, Astratel dan Suez Lepas Bisnis Air di Jakarta". Katadata. Diakses tanggal 11 Juli 2024. 
  5. ^ Utami, Sinar Putri (17 Mei 2019). "Astra Grup akusisi 44,4% saham pemegang konsesi tol Surabaya-Mojokerto". Kontan. Diakses tanggal 11 Juli 2024.