Angklung Khas Osing

(Dialihkan dari Angklung Blambangan)

Suku Osing di Banyuwangi mengenal beberapa macam alat musik sejenis angklung.

Angklung Paglak (Kiri)

Angklung Caruk

sunting

Angklung Caruk adalah seni khas Banyuwangi. Para pemainnya terdiri dari 12 sampai 14 orang. Instrumen musik terbuat dari bambu.

Kata "caruk" berasal dari kata asli Banyuwangi yang berarti "pertemuan". Dua kelompok bertemu dan bersaing untuk bermain angklung bersama yang disebut angklung caruk.

Biasanya ada tiga kelompok penonton. Satu kelompok mendukung satu kelompok angklung dan kelompok penonton lainnya mendukung kelompok angklung kedua. Kelompok ketiga adalah penonton netral.

Angklung Tetak

sunting

Istilah tetak berasal dari bahasa yang berarti "menjaga di malam hari". Angklung tetak dapat menjadi alat yang digunakan untuk membantu jaga malam. Angklung tetak terkenal pada tahun 1950. Pada awal berdirinya angklung tetak tumbuh di desa Glagah, dan pada tahun 1974 telah lebih disempurnakan lagi, terutama dari segi irama.

Angklung Paglak

sunting

Paglak adalah gubuk sederhana yang dibangun di sawah atau di dekat pemukiman. Paglak dibangun dari bambu dan dibangun sekitar 10 meter di atas tanah. Jadi, jika seseorang ingin masuk ke dalam gubuk, ia harus memanjat untuk mencapainya.

Fungsi bangunan ini sebagai tempat untuk menjaga padi dari burung. Petani biasanya menjagas sawah sembari bermain alat musik angklung dalam paglak tersebut. Karena itu, seni ini disebut angklung paglak.

Angklung Blambangan

sunting

Angklung Blambangan merupakan improvisasi dari angklung caruk. Terdapat instrumen musik termasuk gong dan alat musik Gandrung.[1]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "Mengenal Angklung khas Suku Osing Banyuwangi" diakses tanggal 16 September 2021