Amilenialisme adalah istilah bagi ajaran yang meyakini bahwa kerajaan seribu tahun itu tidak ada.[1] Para penganut pandangan ini menolak ajaran pra-milenialisme maupun postmilenialisme.[1] Mereka memercayai bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua, maupun masa sesudah kedatangannya, dunia akan berisi kejahatan dan kebaikan sekaligus.[1] Menurut pandangan Amilenialisme, pada masa kini Kerajaan Allah sudah hadir melalui pemerintahan Kristus dari sorga, pesan-pesan Alkitab, karya pelayanan gereja, dan pekerjaan Roh Kudus.[1] Kemudian nanti akan datang masa "Kesengsaraan Besar" (tribulasi) yang akan dialami hingga kedatangan kembali Kristus di dunia yang waktunya tidak diketahui.[1]

Perbandingan interpretasi dari aliran milenialisme Kristen

Amilenialisme tidak menyangkali kembalinya Kristus secara harafiah, tetapi mereka menolak pemerintahan Kristus selama seribu tahun didunia ini secara harafiah.

Menurut Amilenialis, Wahyu 20:4-6 menunjuk pada pemerintahan sekarang dari jiwa-jiwa orang percaya yang telah meninggal dengan Kristus disorga". Sedangkan Kerajaan Allah " sekarang hadir di dunia sebagai kemenangan dari Kristus dan memerintah umat-Nya dengan firman-Nya dan Roh-Nya. Meskipun mereka juga menantikan kemuliaan yang akan datang dan kerajaan yang sempurna diatas bumi yang baru dalam kehidupan yang akan datang.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e Ioanes Rakhmat. 2007. 'Tiga Pandangan Tentang Kerajaan "Seribu Tahun"' dalam Berteologi di Tengah Perubahan, ed. Natanael Setiadi. Jakarta: KPT GKI. Hlm. 89-90.
  2. ^ Enns, Paul (2008). "The Moody Handbook of Theology". Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. 1: 473. 

2. Paul Enns, The Moody Handbook of Theology: Malang: SAAT. Hlm 473-478