Ama-no-Uzume (Jepang: 天宇受売命 atau 天鈿女命) adalah dewi tari dan kebahagiaan, atau dewi yang menari pada pagi hari.[1] Dengan bermandikan air yang mengucur di atas guci, Ama-no-Uzume menari-nari demi menghibur para dewa-dewi di surga.[2] Tarian Ama-no-Uzume sering dilakukan dalam pentas Kagura pada era modern.[3]

Tablet Ama-no-Uzume di kuil Takachiho.

Sekilas sunting

Ama no Uzume artinya adalah “dewi aroma surga” dan terkadang dijuluki juga Ame-no-Uzume-no-Mikoto, dan Ame-no-Uzume-no-Kami.[3] Panggilan lainnya adalah Pembujuk yang Handal, Wanita Luar Biasa dari Surga, Anak Perempuan Surga, dan Wanita Penjaga Surga.[3]

Katsuhiro Yoshizawa, pengarang buku Hakuin, memperkirakan bahwa Uzume adalah perlambangan untuk tampilan wanita ideal di zaman klasik, yaitu dengan pipi yang penuh dan dan alis yang tebal.[4]

Legenda sunting

Menghibur Amaterasu sunting

Baik Kojiki maupun Nihongi menceritakan Ia adalah wanita penghibur di dunia para dewa.[1] Salah satu kisahnya adalah ketika Amaterasu bersembunyi ke gua, bumi diselimuti salju tebal dan kegelapan.[3] Lalu uzume menari dan menanggalkan seluruh bajunya memamerkan tubuhnya, bugil mulai dada hingga kemaluannya lengkap dengan alang-alang dan tumbuhan lain di genggamannya lalu menari-nari di depan gua di mana Amaterasu bersembunyi.[1] Seluruh dewa tertawa dan membuat Amaterasu penasaran dan Ia pun akhirnya menunjukkan wajahnya kembali; cahaya dunia kembali, kehidupan pun berlanjut.[4]

Mengantar Ninigi dan menikah dengan Saruta-Hiko sunting

Ama-no-Uzume juga diperintahkan untuk menjaga cucu Amaterasu, Ninigi, ke bumi, di mana selanjutnya dia menjadi kaisar pertama di Jepang.[1] Ketika Ninigi sampai di bumi, tiba-tiba muncul monster besar menghalangi jalannya, kemudian dengan sigap Ama-no-Uzume menghadapinya, padahal tidak ada satu dewa pun yang berani menghadapi monster tersebut.[2] Dengan senyum yang lebar dan dada membusung, Uzume menari-nari di depan makhluk itu dan menghalanginya.[4] Baru diketahui ternyata monster itu adalah jelmaan dari dewa Jembatan bumi dan langit yang bernama Sarutahiko yang ingin menyapa Ninigi.[3]

Lalu mereka berdua saling mengenal dan bergantian menjaga Ninigi. Uzume selalu menemani Sarutahiko tiap kali ia selesai menjalankan tugasnya ke daerah Ise.[2] Karena seringnya mereka bersama, maka langitpun mentakdirkan mereka untuk menjadi pasangan suami-istri.[1] Pernikahan mereka diberkati para dewa di surga dan memberikan mereka berdua nama baru yaitu Sarume-no-Kimia atau ketua dari klan Sarume.[2] Mereka tinggal bersama di jembatan yang menghubungkan surga dan bumi.[2]

Popularitas sunting

Tarian uzume disebut dengan ame-no-uzume dilakukan di banyak ritual tradisi masyarakat Jepang. Seperti kagura misalnya, sebuah acara tarian untuk mebangunkan orang mati.[4] Tarian lainnya digunakan untuk merayakan hari cocok tanam dan panen.[4]

Otafuku adalah karakter dalam Fukuwari, sebuah permainan tradisional yang populer di Jepang.[5] Sifatnya periang, ramah, dan hangat dengan senyuman cerah yang membawa kebahagiaan. Sehingga para sejarawan memperkirakan Otafuku berhubungan dengan Ama-no-Uzume.[4]

Rujukan sunting

  1. ^ a b c d e Roberts, Jeremy. 2009. Japanese Mythology A to Z: Second edition. New York: Infobase Publishing.
  2. ^ a b c d e (Inggris) Mori Mizue. Encyclopedia of Shinto. "Amenouzume". 
  3. ^ a b c d e (Inggris) Goddess A Day. "Ame-no-uzume". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2014. Diakses tanggal 22 April 2014. 
  4. ^ a b c d e f (Inggris) Green Shinto. "Otafuku and Uzume". 
  5. ^ http://www.dailykos.com/story/2008/12/10/671419/-How-a-Woman-Becomes-a-Goddess-160-Amaterasu