Alpukat
Alpukat, yang juga dikenal sebagai alligator pear atau avocado pear (Persea americana), adalah pohon hijau abadi dari keluarga laurel (Lauraceae). Tanaman ini berasal dari Amerika dan pertama kali dibudidayakan di Mesoamerika lebih dari 5.000 tahun yang lalu. Alpukat dihargai karena buahnya yang besar dan memiliki kandungan minyak yang tinggi.[3] Pohon ini kemungkinan berasal dari dataran tinggi yang menghubungkan Meksiko bagian tengah-selatan dan Guatemala.[4][5] Secara alami, pohon alpukat tumbuh di wilayah yang membentang dari Meksiko hingga Kosta Rika.[6]
Alpukat | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah ![]() | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Magnoliid |
Ordo: | Laurales |
Famili: | Lauraceae |
Genus: | Persea |
Spesies: | P. americana
|
Nama binomial | |
Persea americana | |
Sinonim[2] | |
sinonim
|
Alpukat secara botani dikategorikan sebagai beri besar yang mengandung satu biji besar di dalamnya.[7] Penelitian genom alpukat menunjukkan bahwa evolusinya dipengaruhi oleh peristiwa poliploidi dan bahwa varietas komersialnya berasal dari hibrida. Pohon alpukat sebagian dapat melakukan penyerbukan sendiri, tetapi umumnya diperbanyak melalui teknik pencangkokan untuk mempertahankan kualitas buah yang konsisten.[8] Saat ini, alpukat dibudidayakan di berbagai negara dengan iklim tropis dan Mediterania.[4] Hingga tahun 2023, Meksiko menjadi produsen alpukat terbesar di dunia, menyumbang 29% dari total panen global yang mencapai 10,5 juta ton.[9]
Buah alpukat dari varietas domestik memiliki daging berwarna hijau keemasan yang lembut dan bertekstur mentega saat matang. Bergantung pada kultivarnya, kulit alpukat bisa berwarna hijau, coklat, ungu, atau hitam, dengan bentuk yang dapat menyerupai buah pir, telur, atau bulat. Untuk keperluan komersial, buah ini biasanya dipanen dalam keadaan belum matang dan dibiarkan matang setelah dipanen. Kepadatan nutrisi dan kandungan lemak tinggi dalam daging alpukat menjadi nilai tambah dalam berbagai jenis masakan, termasuk diet vegetarian.
Di daerah produksi utama seperti Chili, Meksiko, dan California, kebutuhan air yang tinggi dalam budidaya alpukat memberikan tekanan besar terhadap sumber daya lokal.[10] Produksi alpukat juga dikaitkan dengan berbagai dampak lingkungan dan sosial, termasuk deforestasi serta isu hak asasi manusia akibat sebagian kendali produksi di Meksiko yang dikuasai oleh kelompok kejahatan terorganisir.[11][12][13][14]
Perubahan iklim diperkirakan akan menyebabkan perubahan signifikan pada zona pertumbuhan alpukat yang cocok, serta meningkatkan tekanan pada daerah produksi akibat gelombang panas dan kekeringan.[15][16]
Deskripsi
suntingPersea americana adalah pohon yang dapat tumbuh dengan tinggi antara 9–20 meter (30–66 kaki) dan memiliki diameter batang sekitar 0,3–0,6 meter (1–2 kaki). Daunnya tersusun secara berselang-seling dengan panjang sekitar 8–25 cm (3–10 inci).[17][18]
Bunga
suntingMalai bunga dengan braktea gugur tumbuh dari tunas baru atau ketiak daun. Setiap tahun, pohon alpukat menghasilkan ribuan bunga. Bunga alpukat muncul dalam bentuk rasemus di dekat ketiak daun; ukurannya kecil dan tidak mencolok, dengan lebar sekitar 5–10 mm (3⁄16–3⁄8 inci). Bunga ini tidak memiliki kelopak, melainkan dua lingkaran dari tiga lobus periantium berbulu berwarna hijau pucat atau kuning kehijauan. Setiap bunga memiliki 9 stamen dengan 2 kelenjar nektar berwarna oranye di bagian dasarnya.[19][4]
Buah
suntingBuah alpukat merupakan buah klimakterik, yaitu beri berbiji tunggal, karena lapisan endokarp yang tidak terlihat yang menutupi bijinya, sehingga bukan termasuk dalam kelompok buah batu (drupe). Buahnya berbentuk seperti pir dengan panjang sekitar 7–20 cm (3–8 inci), berat antara 100 hingga 1.000 g (3+1⁄2 hingga 35+1⁄2 ons), dan memiliki biji besar di bagian tengah yang berukuran sekitar 5–6,4 cm (2–2+1⁄2 inci) panjangnya.[4]
Alpukat liar sebelum mengalami domestikasi memiliki biji yang jauh lebih kecil, sekitar 2,1–2,2 cm (0,83–0,87 inci) dalam diameter, yang kemungkinan juga berhubungan dengan ukuran buah yang lebih kecil.[20]
Spesies ini telah menghasilkan berbagai kultivar dengan buah yang lebih besar dan berdaging lebih tebal serta eksokarp yang lebih tipis akibat seleksi buatan oleh manusia.[26]
Pranala luar
sunting- Avocado Nutrition Information from USDA National Nutrient Database
Referensi
sunting- ^ Wegier, A., Lorea Hernández, F., Contreras, A., Tobón, W. & Mastretta-Yanes, A. 2017. Persea americana (errata version published in 2018). The IUCN Red List of Threatened Species 2017: e.T96986556A129765464. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-3.RLTS.T96986556A96986588.en. Downloaded on 01 May 2021.
- ^ "Persea americana Mill". World Flora Online. The World Flora Online Consortium. 2022. Diakses tanggal 25 May 2022.
- ^ "History". Avocados From Mexico (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ a b c d Morton, Julia F. (1987). Fruits of warm climates. Miami, Fla.: Morton. ISBN 978-0-9610184-1-2.
- ^ Chen, Haofeng; Morrell, Peter L.; Ashworth, Vanessa E. T. M.; de la Cruz, Marlene; Clegg, Michael T. (2009-01-01). "Tracing the Geographic Origins of Major Avocado Cultivars". Journal of Heredity. 100 (1): 56–65. doi:10.1093/jhered/esn068. ISSN 0022-1503.
- ^ "Persea americana Mill. | Plants of the World Online | Kew Science". Plants of the World Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ "Avocado Variety Collection | College of Natural & Agricultural Sciences". avocado.ucr.edu (dalam bahasa Inggris). 2023-10-24. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ "Growing avocados: flowering, pollination and fruit set". www.agric.wa.gov.au (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ "FAOSTAT". www.fao.org. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Sommaruga, Ruben; Eldridge, Honor May (2021). "Avocado Production: Water Footprint and Socio-economic Implications". EuroChoices (dalam bahasa Inggris). 20 (2): 48–53. doi:10.1111/1746-692X.12289. ISSN 1746-692X.
- ^ "The Shocking Environmental Effects of Avocado Farming | Vox Nature". web.archive.org. 2022-07-28. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Khan, Nadeem; Kakabadse, Nada Korac-; Skouloudis, Antonis (2021-11-17). "Socio-ecological resilience and environmental sustainability: case of avocado from Mexico". International Journal of Sustainable Development & World Ecology. 28 (8): 744–758. doi:10.1080/13504509.2021.1902419. ISSN 1350-4509.
- ^ "Avocado consumption: environmental and social considerations". MSU Extension (dalam bahasa Inggris). 2017-08-24. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Bravo-Espinosa, M.; Mendoza, M. E.; CarlóN Allende, T.; Medina, L.; Sáenz-Reyes, J. T.; Páez, R. (2014). "Effects of Converting Forest to Avocado Orchards on Topsoil Properties in the Trans-Mexican Volcanic System, Mexico". Land Degradation & Development (dalam bahasa Inggris). 25 (5): 452–467. doi:10.1002/ldr.2163. ISSN 1099-145X.
- ^ "What climate change means for the future of coffee, cashews, and avocados". web.archive.org. 2022-01-26. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Grüter, Roman; Trachsel, Tim; Laube, Patrick; Jaisli, Isabel (2022-01-26). "Expected global suitability of coffee, cashew and avocado due to climate change". PLOS ONE (dalam bahasa Inggris). 17 (1): e0261976. doi:10.1371/journal.pone.0261976. ISSN 1932-6203. PMC PMC8791496 Periksa nilai
|pmc=
(bantuan). PMID 35081123 Periksa nilai|pmid=
(bantuan). - ^ Nandwani, Dilip (2014-10-14). Sustainable Horticultural Systems: Issues, Technology and Innovation (dalam bahasa Inggris). Springer. ISBN 978-3-319-06904-3.
- ^ "Avocado General Information". www.extento.hawaii.edu. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Nandwani, Dilip (2014-10-14). Sustainable Horticultural Systems: Issues, Technology and Innovation (dalam bahasa Inggris). Springer. ISBN 978-3-319-06904-3.
- ^ Smith, C. Earle (1966-04-01). "Archeological evidence for selection in avocado". Economic Botany (dalam bahasa Inggris). 20 (2): 169–175. doi:10.1007/BF02904012. ISSN 1874-9364.