Mathematike Syntaxis

risalah astronomi oleh Klaudius Ptolemaeus
(Dialihkan dari Almagest)

Mathematike Syntaxis (bahasa Yunani Kuno: μαθηματικἠ σύνταξις, translit: Mathematike Syntaxis, arti harfiah: "Risalah Matematika"), juga dikenal dalam Dunia Barat non-Yunani sebagai Almagest, adalah sebuah risalah astronomi yang mengemukakan gerakan kompleks bintang-bintang dan lintasan planet. Buku ini kemudian diberi judul Ή Μεγάλη Σύνταξις (Hè Megalè Syntaxis, "Risalah Besar") oleh Ptolomeus dari Alexandria, Mesir, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sebagai al-kitabu-l-mijisti (الكتاب المجسط), yaitu "Buku Besar"). Ptolomeus mempersembahkannya kepada umum di Canopus, Mesir pada 147/148. Teori Geosentrismenya diakui sebagai kebenaran selama lebih dari seribu tahun di Arab dan masyarakat Eropa. Mathematike Syntaxis adalah sumber terpenting mengenai informasi tentang astronomi Yunani kuno.

Isi Mathematike Syntaxis sunting

Mathematike Syntaxis terdiri dari 13 buku yang isinya dapat diringkas sebagai berikut:

  • Buku I membahas tentang sebuah garis besar kosmologi Aristotelian, seperangkat tabel mengenai tali busur lingkaran, dan sebuah pendahuluan mengenai trigonometri bola.
  • Buku II membahas tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan gerak harian langit, terbit dan tenggelamnya benda-benda langit, dan panjangnya siang hari.
  • Buku III membahas tentang gerak Matahari.
  • Buku IV dan V membahas tentang gerak Bulan, paralaks Bulan, dan ukuran serta jarak Matahari dan Bulan relatif terhadap Bumi.
  • Buku VI membahas tentang gerhana matahari dan bulan.
  • Buku VII dan VIII membahas tentang gerak bintang-bintang, termasuk presesi ekuinoks. Juga memuat sebuah katalog bintang.
  • Buku IX menanggapi persoalan umum yang berhubungan dengan pembuatan model lima planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
  • Buku X membahas tentang gerak Venus dan Mars.
  • Buku XI membahas tentang gerak Yupiter dan Saturnus.
  • Buku XII membahas tentang fenomena gerak retrograde, yang terjadi ketika planet tampak berhenti, lalu berbalik terhadap latar belakang zodiak. Ptolomeus mengetahui bahwa fenomena ini terjadi juga pada Merkurius dan Venus.
  • Buku XIII membahas tentang penyimpangan gerak planet-planet dari lintang ekliptika.

Alam Semesta Ptolomeus sunting

Kosmologi Mathematike Syntaxis meliputi lima pokok utama, dimana tiap-tiap pokok tersebut adalah judul dari bab-bab pada Buku I.

  • Bentuk langit adalah bola, dan bergerak sebagai sebuah bola (yaitu dengan berotasi).
  • Bumi adalah sebuah bola.
  • Bumi berada di pusat alam semesta.
  • Bumi adalah sebuah titik dibandingkan luasnya langit.
  • Bumi tidak bergerak.
 

Model tata surya Ptolomeus sunting

Ptolomeus menetapkan urutan berikut, mulai dari yang paling dalam (setelah Bumi):

  1. Bulan
  2. Merkurius
  3. Venus
  4. Matahari
  5. Mars
  6. Yupiter
  7. Saturnus
  8. Bola langit tempat bintang-bintang yang tetap

Penulis-penulis era klasik lainnya menetapkan urutan berbeda. Plato menempatkan Matahari setelah Bulan, sementara Martianus Capella (abad ke-5) menempatkan Merkurius dan Venus dalam gerak mengelilingi Matahari. Aturan Ptolomeus lebih disukai oleh kebanyakan dunia Islam dan astronom abad pertengahan akhir.

Ptolomeus mewarisi dari para pendahulu Yunaninya, seperangkat aturan geometri dan sebagian set model dalam memperkirakan kemunculan planet-planet di langit.. Apollonius dari Perga (262 SM - 190 SM) telah memperkenalkan sebelumnya dalam dunia astronomi mengenai gerak deferent dan epicycle dan deferent eksentrik. Hipparchus (abad ke-2 SM) telah menciptakan model matematik tentang gerak Matahari dan Bulan. Hipparchus memiliki pengetahuan astronomi bangsa Mesopotamia, dan merasa bahwa akurasi model Yunani dapat dibandingkan dengan model Babylonia. Di dalam Almagest, Ptolomeus mengadopsi model Hipparchus mengenai matahari.

Ptolomeus menulis Mathematike Syntaxis sebagai sebuah buku teks mengenai astronomi matematik. Di dalamnya diterangkan model-model geometrik planet-planet berdasar pada kombinasi lingkaran-lingkaran yang dapat dipakai dalam memprediksi gerak objek-objek langit. Dalam bukunya yang terbit kemudian, Planetary Hypotheses, Ptolomeus menjelaskan bagaimana men-transformasikan model-model geometrinya ke dalam bola 3-dimensi. Planetary Hypotheses kadang-kadang digambarkan sebagai sebuah buku mengenai kosmologi.

Pengaruh Mathematike Syntaxis sunting

Risalah Ptolomeus yang komprehensif ini menggantikan kebanyakan teks yang lebih tua dari astronomi Yunani. Beberapa di antaranya mengkhususkan diri pada satu subjek hingga kurang diminati; lainnya menjadi tampak kuno dengan hadirnya model yang lebih baru. Hasilnya, teks-teks tersebut tidak diperbanyak lagi dan perlahan-lahan menghilang. Yang kita tahu sekarang mengenai pekerjaan astronom-astronom seperti Hipparchus, berasal dari Almagest.

 
Mathematike Syntaxis menjadi sebuah karya yang memiliki kewenangan selama berabad-abad, sebagaimana diperlihatkan oleh potret Ptolomeus abad ke-16 ini sebagai seorang matematikawan Renaisans.

Mathematike Syntaxis pada zaman Pertengahan dan Renaisans sunting

Penerjemahan pertama ke dalam bahasa Arab dibuat pada abad ke-9, dengan dua usaha terpisah, salah satunya disponsori oleh khalifah Al-Ma'mun. Pada masa ini, karya tersebut hilang di Eropa, atau hanya samar-samar diingat dalam astrologi. Konsekuensinya, Eropa Barat menemukan kembali karya tersebut dari versi terjemahan Arab. Pada abad ke-12 sebuah versi Spanyol dihasilkan, kemudian berubah ke dalam bahasa Latin di bawah perlindungan Kaisar Frederick II. Versi Latin lainnya, kali ini langsung berasal dari bahasa Arab, dihasilkan oleh Gerard dari Cremona, yang menemukan teksnya di Toledo di Spanyol. Gerard tidak dapat menerjemahkan banyak istilah teknik, bahkan mempertahankan kata Arab Abrachir untuk Hipparchus.

Pada abad ke-15, sebuah versi Yunani muncul di Eropa Barat, dan Johannes Müller, lebih dikenal sebagai Regiomontanus, membuat sebuah versi singkat dalam bahasa Latin di bawah anjuran kardinal Johannes Bessarion. Pada saat yang sama, sebuah terjemahan penuh dibuat oleh George dari Trebizond. Penerjemahan ini dilakukan di bawah anjuran Paus Nikolas V, ditujukan untuk menggantikan terjemahan yang sudah tua.

Pranala luar sunting