Agenda HKBP (buku)

buku tata ibadah gereja-gereja HKBP
(Dialihkan dari Agenda (HKBP))

Agenda (atau Tata Ibadah HKBP) adalah sebuah buku kumpulan tata ibadah yang dipakai oleh gereja-gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).[1] Kata "Agenda" berasal dari bahasa Latin yang berarti menunjukkan sebuah daftar tentang hal-hal yang akan dikerjakan; kemudian kata itu digunakan oleh gereja-gereja protestan di Jerman Agende atau “Kirchenagende”, yaitu sebuah buku kumpulan tata ibadah yang dipakai oleh gereja, antara lain: kebaktian minggu biasa, kebaktian dengan perjamuan kudus, dengan baptisan, naik sidi, pemberkatan nikah, pemakaman, ordinasi (die Ordination zum Predigtamt), dan lain-lain. Padanannya sebelum masa Reformasi adalah "Agenda missarum" (perayaan messe), "agenda mortuorum" (perayaan mengenang para orang mati), dan lain-lain.[1] Kumpulan Tata Ibadah HKBP pun dikenal dengan nama “Agende” (dulu) atau “Agenda” (kini) sesuai dengan pemakaian kata itu oleh gereja-gereja asal para misionaris yang bekerja di Tanah Batak (1861 – 1940).[1]

Agenda HKBP

Latar Belakang Historis

sunting

Sejak awal pekabaran Injil di Tanah Batak 1850-an) oleh para penginjil (Protestan) Eropa keinginan untuk pengadaan sebuah liturgi atau tata ibadah minggu dan peristiwa-peristiwa gerejawi lainnya sudah menggema dan upaya untuk itu sudah dilakukan.[2] Ini tampak dari laporan-laporan para penginjil, seperti yang tampak dari laporan kegiatan pengabaran Injil di lembah Silindung (Batak – Toba) oleh Ingwer Ludwig Nommensen (Hutadame), Peter H.Johannsen (Pansurnapitu) dan August Mohri(Sipoholon).[1] Mereka di tempat pelayanan masing-masing telah membuat gagasan-gagasan awal untuk menciptakan tata ibadah minggu, ibadah baptisan, perjamuan kudus, peneguhan sidi, pernikahan, dan lain-lain. Dan ini semuanya telah bermuara pada sebuah buku Agenda, dan besar kemungkinan Agenda edisi pertama ialah "Agenda 1904", yang menjadi acuan bagi paparan dalam mencari dasar-dasar teologis dan praktis sebuah Agenda HKBP untuk dipakai masa mendatang. Dugaan ini didukung oleh adanya sebuah buku pedoman dan penjelasan tata ibadah serta kelengkapannya, yang telah dipublikasikan melalui edisi bahasa Jerman terbit tahun 1906 dan edisi bahasa Batak (Toba) tahun 1907.[1]

Urutan Tata Ibadah dalam Agenda HKBP

sunting

Susunan mata acara ibadah menurut Agenda HKBP versi Batak Toba adalah sebagai berikut:

  • Marende (Menyanyi)
  • Pasu–pasu (Berkat; “Votum” )
  • Manjaha sada ayat na tongon tu ganup Minggu manang ari pesta sian bag. IIA (Membaca sebuah nats mingguan atau sebuah nats yang ditentukan dalam bagian IIA Agenda).
  • Martangiang (Doa dari bagian IID);
    • Huria mandok (Jemaat menyambutnya dengan mengucapkan): Amen!
    • Pandita mandok (Pendeta mengucapkan): Didongani Debata ma hamu!;
    • Huria mandok (Jemaat meresponnya): Amen! Tangihon hamu ma patik ni Debata (Dengarkanlah Hukum Allah): (manang sinungkun angka patik tu na torop I / atau menanyakan isi Hukum itu kepada jemaat yang beribadah)
    • Huria mandok di ujung (jemaat menyambutnya): “Ale Tuhan Debata! Sai pargogoi ma hami, mangulahon na hombar tu patikmi! Amen!” (Ya Tuhan Allah! Kuatkanlah kami melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan HukumMu. Amin!)
  • Marende huria (Jemaat menyanyi): “O Jesus Panondang di portibi on” (No.24) ; manang No.21,3: “Paian Panondangmu ale Panondang i. Ambati ma na lilu di hasiangan i.”; manang ayat ni Ende na asing pinillit, jadi do
  • Panopotion di dosa (Pengakuan dosa): Tatopoti ma dosanta! (Marilah kita mengaku dosa-dosa kita!) (Dijaha tangiang on,manang sada na asing taringot tu panopotion, na tarsurat di bag. II B/ membaca doa yang sudah tersedia atau memilih doa pengakuan dosa dari bagian IIB)
  • Pandita mandok: Bege hamu ma baga-baga ni Debata,taringot tu hasesaan ni dosa (Pendeta mengucapkan: dengarlah janji Allah tentang pengampunan dosa itu): “Molo tatopoti angka dosanta, haposan do Ibana jala bonar, manesa dosanta jala paiashon hita sian saluhutna hageduhon i.” (Kalau kita mengaku dosa-dosa kita, Dia setia dan jujur untuk menghapus jala memurnikan kita dari segala kebohongan kita). Manang hata baga-baga nasing na tarsurat di bag.II C ( Atau membaca sebuah janji pengampunan dosa dari bag IIC)
  • Huria marende ( Jemaat menyanyi ): “Amen, Amen, Amen na tutu do I, Sai marhasonangan na porsea i. Sesa do dosana salelengna I, Lehonon ni Jesus haposanta i!”
    • Pandita mandok (Pendeta mengatakan ): Tabege ma hata ni Debata turpuk ni ari Minggu on (Marilah kita mendengar Firman Allah nats untuk hari Minggu ini): (jahaon sian Evangelium manang sian Epistel manang sian Padan na Robi, na so sipajojoron di na sadari di parjamitaan/membaca dari kitab Injil atau nats darei Prjanjian Lama yang tidak perlu dihafalkan pada hari itu dari podium khotbah)
  • Pandita mandok (Pendeta mengatakan ): Martua do angka na tumangihon hata ni Debata, jala na umpeopsa. Amen! (Berbahagialah orang yang mendengar firman Allah serta memperhatikannya / menyimpannya dalam hati. Amin!
  • Huria mandok (Jemaat menyambut dengan nyanyian ): “Hatami ale Tuhanhu, arta na ummarga I etc”
  • Pandita mandok (Pendeta mengatakan): Tahatindanghon ma hata haporseaonta I (Marilah kita menyaksikan pengakuan percaya kita), (rap mandok Pandita dohot huria/pendeta mengucapkannya bersama-sama dengan jemaat)
  • Huria marende (Jemaat menyanyi): Na martungkot sere au etc.” (No.168) ; manang (atau) “Ojahan on do ingananhu” etc (No. 155,6); manang (atau) “Pos ma ho rohanghu di Debata” etc ( No. 166 ) ; mamang (atau): Jahowa do haposanghi na, na mangapoi rohanghu etc (No. 148) ; manang (atau): Loas hutiop Jesushi etc (No. 172, 4)
  • Pandita ro tu parjamitaan, dohononna ma (Pendeta maju ke podium khotbah serta mengucapkan): Dame ni Debata, na sumurung sian saluhut roha, I ma mangaramoti angka ate-atemuna dohot rohamuna, marhute-hite Jesus Kristus. Amen! / Damai Allah yang melebihi segala akal, itulah yang memelihara hati dan pikiranmu melalui Yesus Kristus. Amin!
  • Marjamita (Berkhotbah) . Dung sun marjamita, martangiang sian roha (khotbah ditutup dengan doa bebas)
  • Tingting (Warta jemaat) . Tiningtinghon angka sitingtinghononhon di huria (pemberitahuan apa-apa yang perlu diketahui dan dilakukan oleh jemaat)
  • Huria marende (Jemaat menyanyi). (Andorang marende mardalan durung-durung/persembahan/menyanyi sambil memberikan persembahan ke kantong persembahan yang diedarkan oleh para penatua)
  • Pandita ro tu jolo ni langgatan, martangiang (Pendeta datang menuju mezbah dan membacakan doa): Dijaha ma sada tangiang, na tongon tu minggu manang pesta/doa dipilih dari doa yang ditentukan untuk setiap minggu (ida di bag.II E di buku on/lihat bag II E dari Agenda)
  • Udutna luhut huria mandok (semua jemaat mengucapkan Doa Bapa Kami): Ale Amanami na di banua ginjang. Amen!
  • Pasu-pasu (berkat): Dipasu-pasu jala diramoti ….” Manang / Atau: “Didongani asi ni roha ni Tuhanta Jesus Kristus
  • Laho haruar (ketika saat keluar ibadah): marende angka anak dohot boru sikola, sada ende na pinillit hian (anak-anak sekolah laki-laki dan perempuan menyanyikan sebuah lagu yang sudah dilatih sebelumnya)

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e (Indonesia)J. R. Hutauruk. 2008. Tata Ibadah Minggu HKBP. Jakarta: HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan. Hlm. 59.
  2. ^ (Indonesia) A.A. Sitompul. 1993. Bimbingan Tata Kebaktian Gereja Suatu Studi Perbandingan. Pematang Siantar: 1993. Hlm. 100.