Az-Zubair bin Al-‘Awwam[1] (bahasa Arab: الزبير بن العوام) adalah putra bibi Muhammad, yaitu Shafiyyah binti Abdul Muthalib, yang juga salah satu sahabat nabi dan termasuk as-Sabiqun al-Awwalun (10 orang yang pertama masuk Islam). Az-Zubair bin Al-'Awwam juga termasuk salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Nasab lengkapnya ialah Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Kilab bin Murrah. Zubair seumuran dengan Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah dan Saad bin Abi Waqqash. Ia berperawakan tinggi, jika berkendaraan maka kakinya terseret di tanah, ia memiliki jenggot dan cambang tipis dengan rambut tebal.[2]

Az-Zubair bin Al-‘Awwam
Lahir594
Mekkah
Meninggal656
Basra
Pengabdian Kekhalifahan Rasyidin.
Dinas/cabang Pasukan Rasyidin
Lama dinas636, 640-642
PangkatKomandan
KomandanPenaklukan Muslim di Mesir, Perang Saudara

Ketika pamannya Naufal bin Khuwailid mengetahui Zubair telah memeluk Islam, ia sangat marah dan berusaha menyiksanya, Zubair dimasukkan ke dalam karung tikar, kemudian dibakar. Sebuah riwayat menyebutkan ia memeluk Islam ketika berusia setelah Abu Bakar Al-Siddiq masuk Islam. Dia sempat hijrah ke Habasyah tetapi tidak tinggal lama di sana. Dia menikah dengan Asma' binti Abu Bakar, dan hijrah ke Yastrib, yang kemudian bernama Madinah. Ia mempunyai seorang putra bernama Abdullah bin Az-Zubair yang merupakan bayi muslim pertama yang lahir di Madinah.[3]

Ia juga dikenal sebagai orang pertama yang menghunus pedangnya dalam Islam, hal terjadi saat remaja ia mendengar bahwa nabi diganggu sehingga ia berlari menuju tempat nabi dengan menghunuskan pedang.[4]

Saat Perang Badar, Zubair berusia 17 tahun dan memimpin pasukan berkuda di sayap kanan dengan menggunakan sorban berwarna kuning.[2] Saat Perang Uhud telah mereda dan pasukan Quraisy kembali, Nabi mengutus Zubair bersama Abu Bakar memimpin 70 pasukan melakukan pengejaran (menggertak) pasukan musuh. Saat Perang Khandak, Zubair menyerang Bani Quraizhah dengan berkuda dan menewaskan musuh. Dan saat Fathu Mekkah, ia membawa bendera Saad bin Ubadah atas perintah Nabi.[2] Saat Pertempuran Khaibar, Zubair duel satu lawan satu melawan jagoan musuh bernama Yassir dan berhasil mengalahkannya.

Ia memiliki kontribusi besar dalam Perang Riddah[5] melawan suku-suku pemberontak di Arab pada 632–633 M dan berpartisipasi dalam penaklukan atas Kekaisaran Sasaniyah pada 633–634 dalam Perang Qadisiyah, lalu Suriah Bizantium pada 634–638 pada Perang Yarmuk sebagai komandan pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Abu Sofyan pada sayap kiri pasukan. Lalu pada Eksarkat Afrika pada 639–643 dimana Zubair membantu Amru bin Ash menaklukkan Mesir. Ia dengan pasukan berkuda melawan pasukan gajah bizantium di wilayah Mesir Selatan (Sudan) atau dikenal Bahnasa.

Tubuhnya terdapat tiga tebasan tebang, salah satunya ada di pundaknya yang mengaga lebar, 2 tebasan saat Perang Badar dan 1 tebasan saat Perang Yarmuk. Dia disebut murid Rasulullah; Karena Nabi pernah bersabda tentang dirinya: "Setiap nabi memiliki murid, dan muridku adalah az-Zubair."[6] Zubair punya tombak yang dipakai membunuh musuh saat Perang Badar, tombak itu diminta nabi, saat nabi wafat diwariskan ke Abu Bakar lalu ke Umar lalu ke Utsman, setelah wafat lalu kembali diambil Zubair dan diwariskan ke anaknya Abdullah bin Zubair.[2]

Genealogi[7]

sunting

Nasab Zubair bersambung dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Qushai. Sedangkan ibunya bernama Shafiyah binti Abdul Muthallib Radhiyallahu anhuma, bibi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia memiliki kunyah (nama panggilan) Abu `Abdillâh. Az-Zubair masuk Islam ketika berumur delapan tahun atau menurut riwayat lain di usia 16 tahun.[8]

Istri dan anak

sunting

Zubair menikah delapan kali dan memiliki dua puluh anak.[9]:75

  1. Asma' binti Abu Bakar. Mereka menikah sebelum Hijrah tahun 622 dan bercerai saat putra mereka, Urwah masih muda, yaitu sekitar tahun 645.[10]:179 Beliau menamai anak-anaknya dengan nama Syuhada agar mereka menjadi syuhada dijalan Allah.
    1.  
      Pedang Legendaris Zubair bin Awwam
      Abdullah bin Zubair, diambil dari sahabat yang syahid Abdullah bin Jahsy.
    2. Al-Mundzir diambil dari Nama sahabat yang syahid, Al Mundzir bin Amr
    3. Asim
    4. Al-Muhajir
    5. Khadijah al-Akbar
    6. Ummul Hasan
    7. Aisyah
    8. Urwah diambil dari nama sahabat yang syahid, Urwah bin Amr
  2. Ummu Kultsum binti Uqbah dari klan Umayyah. Mereka menikah pada 629, tetapi "Ummu Kultsum tidak menyukainya", dan mereka bercerai dalam beberapa bulan. Setelah putri mereka lahir, Ummu Kultsum menikah dengan Abdurrahman bin Auf.[10]:163
    1. Zainab
  3. Al-Halal binti Qais dari suku Asad.
    1. Khadijah al-Asghar
  4. Ummu Khalid Ama binti Khalid dari klan Umayyah. Ia adalah salah satu dari wanita yang hijrah dan kembali dari Abisinia pada tahun 628.[10]:164
    1. Khalid
    2. Amr
    3. Habibah
    4. Saudah
    5. Hindun
  5. Ar-Rabab binti Unaif dari suku Kalb.
    1. Mush'ab diambil dari nama sahabat yang syahid, Mush'ab bin Umair
    2. Hamzah , DIambil dari nama paman Muhammad yang syahid di Uhud, Hamzah bin Abdul Muthalib
    3. Ramlah

Pelopor Investor Properti dalam Islam

sunting

Salah satu yang menonjol dari sahabat Zubair adalah di bidang investasi properti. Ketika beliau wafat beliau mewariskan aset berupa 2 bidang tanah, 11 rumah di Madinah, 2 rumah di Basrah, 1 rumah di Kufah dan 1 rumah di Mesir. Aset itu beliau peroleh bermodal uang masyarakat yang dititipkan pada beliau, tapi beliau menolak titipan, sebagai gantinya beliau berakad hutang, sehingga uang itu bisa beliau investasikan pada properti diatas.[11]

Keteladanan Zubair bin Awwam

sunting

Sebagai seorang sahabat yang menemani perjuangan Muhammad diawal-awal masa Islam, beliau memiliki keteladanan yang patut kita terapkan dalam kehidupan kita. Beliau adalah sosok istimewa disisi Muhammad. Pernah suatu kali Muhammad bersabda, "Thalhah dan Az Zubair adalah tetanggaku disurga". Inilah keistimewaan dari Thalhah dan Az Zubair ra, keduanya adalah sahabat karib yang bukan hanya menjadi tetangga Muhammad didunia, namun juga menjadi tetangganya Muhammad disurga. Sungguh keistimewaan yang menjadi impian setiap muslim didunia. [12]

Diawal masa keislaman, Az Zubair yang seorang bangsawan tidak luput dari siksaan orang Kafir Quraisy. Pernah beliau dikurung ditempat yang dipenuhi asap api hingga sesak nafasnya. Dalam keadaan masih tersiksa beliau dipanggil dan dikatakan, "Ingkarilah Tuhan Muhammad itu, Niscaya aku lepaskan siksaan itu darimu". Az Zubair menjawab dengan penuh keberanian, "Tidak demi Allah, aku tidak akan kembali kepada kekafiran selama-lamanya". [12]

Az Zubair bin Awwam adalah seorang pejuang yang ikut disemua peperangan bersama Muhammad, termasuk pada perang Badar. Bahkan tubuh-tubuhnya dipenuhi luka-luka peperangan. Pernah seseorang membersamai Zubair bin Awam dalam perjalanan. Beliau melihat di tubuh Az Zubair dipenuhi luka-luka sayatan pedang, bahkan didadanya terdapat seperti mata air yang dalam, menunjukkan tusukan lembing dan anak panah. maka orang itu berkata, "Demi Allah, aku melihat sendiri pada tubuhmu apa yang belum pernah kulihat pada orang lain sedikitpun". Maka Az Zubair berkata, "Demi Allah, semua luka-luka itu kudapat bersama Muhammad pada peperangan dijalan Allah". [12]

Az Zubair adalah sahabat sangat dicintai Muhammad, bahkan beliau bersabda, "Setiap Nabi mempunyai pengikut setia, dan pengikut setiaku adalah Az Zubair bin Awwam". Bahkan Hasan bin Tsabit ra membuatkan syair khusus untuk Az Zubair:[12]

Ia berdiri teguh menepati janjinya kepada Nabi dan mengikuti petunjuknya[12]

 
Lokasi Makam Zubair bin Awwam

Sebagai pengikut setianya dan perkataannya sesuai dengan perbuatannya

Ia berdiri membela jalan beliau

Sebagai pembela kebenaran, karena kebenaran itu jalan sebaik-baiknya

Ia adalah seorang berkuda yang termasyhur, dan pahlawan yang gagah perkasa

Merajalela dimedan perang dan ditakuti disetiap arena

Dengan Muhammad mempunyai pertalian darah dan masih berhubungan keluarga

Dalam membela Islam mempunyai jasa-jasa yang tidak terkira

Banyak bahaya mengancam Nabi Al Musthafa mencair oleh pedang Az Zubair

Semoga Allah membalas jasa-jasanya dengan balasan yang setimpal. [12]

Keistimewaan yang dimiliki Az Zubair bin Awam, membuat beliau dipilih oleh Amirul Mukminin, Umar bin Khattab ra menjadi salah satu dari 6 sahabat utama yang bermusyawarah menentukan siapa pengganti beliau menjadi pemimpin kaum Muslimin. [12]

Kematian

sunting
 
Makam Zubair bin Awwam di Basra, Irak

Az-Zubair Radhiyallahu anhu meninggal dunia di tangan Amr bin Jurmuz dalam suatu pembunuhan yang licik setelah Perang Jamal di lembah as-Saba`, yaitu nama daerah sejauh tujuh farsakh (kurang lebih 35 KM) dari Basra pada bulan Jumadil ula tahun 36 H di usia 54 tahun lebih dengan mewariskan kekayaan 50 juta dirham (sekitar 200 milyar rupiah).[13][2]

Ali bin Abi Thalib mendatangi ke makamnya menangis melepas kepergian sahabat tercintanya, "Semoga keselamatan dilimpahkan kepada Az Zubair dalam kematian sesudah mencapai kejayaan hidupnya, Selamat. dan sekali lagi selamat untuk pengikut setia Muhammad. [12] Ali menegaskan bahwa pembunuh Zubair tempatnya di neraka.[2]

Amr bin Jurmuz di kemudian hari bertobat dan meminta qishash (hukuman mati) atas perbuatannya kepada Mushab bin Zubair (putra Zubair bin Awwam) saat menjadi Gubernur Irak namun ditolak.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ "Zubair bin Awwam, Pengawal Rasulullah SAW yang Dijamin Surga". Republika Online. 2020-09-17. Diakses tanggal 2021-05-01.
  2. ^ a b c d e f g Dzahabi, Imam (2017). Terjemah Siyar A'lam an-Nubala. Jakarta: Pustaka Azzam. hlm. 57. ISBN 9786022362708. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  3. ^ Handayani, Linda (2012-02-17). "Mengapa Zubair bin Awwam Menceraikan Asma binti Abu Bakar?". Fimadani. Diakses tanggal 2023-08-11.
  4. ^ Liputan6.com (2023-03-27). "Kisah Zubair Bin Awwam, Ksatria Pembela Nabi yang Pertama Menghunus Pedang". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-08-10. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
  5. ^ "Perang Riddah (Studi Historis Tentang Pengaruh Perang Riddah Terhadap Eksistensi Kaum Muslimin)" (PDF). repositori.uin-alauddin.ac.id. 2016. Diakses tanggal 2023-08-02. ;
  6. ^ "إن لكل نبي حواريا وحواري الزبير - Sahih al Bukhari". hadithprophet.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-08-06.
  7. ^ "Arti kata genealogi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2021-05-01.
  8. ^ Fathul Bâri Juz 7 hlm 93
  9. ^ Muhammad ibn Saad. Kitab al-Tabaqat al-Kabir vol. 3. Translated by Bewley, A. (2013). The Companions of Badr. London: Ta-Ha Publishers.
  10. ^ a b c Muhammad ibn Saad. Kitab al-Tabaqat al-Kabir vol. 8. Translated by Bewley, A. (1995). The Women of Madina. London: Ta-Ha Publishers.
  11. ^ Baiti Properti Syariah : Zubair bin Awwam: Pelopor Investor Properti dalam Islam
  12. ^ a b c d e f g h Muhammad Khalid, Khalid (Januari 2018). Biografi 60 Sahabat Nabi. Jakarta: Ummul Qura. hlm. 368–375. ISBN 9786029896886. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  13. ^ Fadhâilus Shahâbah Lil Imâm Ahmad hlm 914

Pranala luar

sunting