Yesus bin Sirakh adalah pengarang Kitab Yesus bin Sirakh, salah satu dari kitab-kitab Deuterokanonika.

Namanya sunting

Bukti-bukti tampaknya menunjukkan bahwa nama pekabar adalah Simon, anak Yesua (Yesus/Yosua), anak Eleazar, anak Sira.[1] Dalam teks bahasa Yunani, si pengarang disebut "Yesus bin Sirakh dari Yerusalem." (l:27) "Yesus" adalah versi Indonesia dari nama Yunani Ιησους, yang setara dengan nama dalam bahasa Siriak Yesua` dab bahasa Ibrani Masoret Yehosua`. Akhiran 'kh' pada akhir nama Sira berarti "dari"; sehingga "bin Sirakh" berarti anak dari Sira.

Salinan yang dimiliki Saadia Gaon, rabi terkemuka, filsuf Yahudi, dan ekseget pada abad ke-10 M, berbunyi "Sim`on, anak Yesua`, anak El`azar ben Sira". Catatan ini juga muncul dalam naskah Ibrani B nya. Dengan mengubah-ubah posisi dari nama "Sim`on" dan "Yesua`," kita juga menemukan nama ini dalam naskah-naskah yang lainnya.

Kebenaran nama "Sim`on" dikuatkan oleh versi Siriak, yang berbunyi "Yesua`, anak Sim`on, nama keluarga Bar Asira." Kesenjangan antara kedua bacaan itu "Bar Asira" dan "Bar Sira" perlu diperhatikan, "Asira" ("tahanan") adalah etimologi yang populer dari "Sira."

Nama keluarga Sira berarti "duri" dalam bahasa Aram. Bentuk Yunaninya, Sirakh, menambahkan huruf chi yang sama dengan Hakeldama ch dalam Kis. 1:19.

Kehidupan sunting

Menurut versi Yunani, meskipun tidak dicatat dalam versi Siriak, si penulis banyak melakukan perjalanan (34:11) dan sering kali terancam nyawanya (ib. ay. 12). Dalam nyanyian di ps. 51, ia berbicara tentang berbagai ancaman yang Allah telah lepaskan daripadanya, meskipun hal ini mungkin hanyalah sebuah tema puitis yang meniru Mazmur. Ancaman-ancaman yang dihadapinya, seperti ketika ia berhadapan dengan seorang raja tertentu, diduga adalah dari Dinasti Ptolemeus, disebutkan hanya dalam versi Yunani, dan diabaikan dalam versi Siriak dan Ibrani. Fakta satu-satunya yang dikeetahui pasti, yang diambil dari teksnya sendiri, ialah bahwa Bin Sirakh adalah seorang sarjana dan penulis yang sangat paham tentang Hukum, dan khususnya juga tentang "Kitab-kitab Hikmat".

Bin Sirakh, seorang Yahudi yang telah hidup di Yerusalem, mungkin menulis kitabnya di Alexandria, Mesir l.k. 180175 SM. Tampaknya ia mendirikan sebuah sekolah di sana.[1]

Rujukan sunting

  1. ^ Lih. Guillaume, Phillipe. "New Light on the Nebiim from Alexandria: A Chronography to Replace the Deuteronomistic History": bagian 3 – 5: catatan lengkap dan bibliografi