William Cobbett (9 Maret 176318 Juni 1835) adalah seorang jurnalis dan politikus Britania Raya. Ia juga terpilih sebagai anggota parlemen untuk wilayah Oldham.

William Cobbett
William Cobbett
William Cobbett
Lahir(1763-03-09)9 Maret 1763
Farnham, Surrey, Inggris
Meninggal18 Juni 1835(1835-06-18) (umur 72)
Normandy, Surrey, Inggris
PekerjaanJurnalis

Aktivis

Politisi
Karya terkenalRural Rides
Weekly Political Register

Pada awal kariernya, ia merupakan pendukung Raja dan Negara, namun nantinya ia bergabung dengan pergerakan radikal. Walaupun ia bukan seorang Katolik, ia mendukung Emansipasi Katolik di Britania. Ia telah menulis banyak polemik mengenai reformasi politik dan agama, tetapi karyanya yang paling dikenal adalah Rural Rides, yang masih dicetak hingga hari ini.

Ia juga sempat berkarir singkat di angkatan bersenjata mulai dari tahun 1783 dan berakhir pada tahun 1791 dengan pangkat terakhir adalah Sersan Mayor di Resimen Infanteri ke-54 (West Norfolk). Selama karirnya yang singkat ia memperoleh pengalaman langsung tentang pelanggaran yang terjadi di kalangan angkatan bersenjata, sebuah topik yang sering ia angkat dalam tulisan-tulisannya.[1]

Mendirikan Weekly Political Register

sunting

Pada tahun 1792, ia melakukan perjalanan ke Prancis—yang saat itu dalam cengkraman revolusi—dan enam bulan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Amerika Serikat. Pada tahun 1800—ketika Perang Napoleon berlangsung—ia kembali ke Inggris dan meluncurkan koran Weekly Political Register pada tahun 1801. Tidak seperti koran-koran kelas atas yang hanya bisa dibaca oleh kalangan elite politik, koran milik Cobbett juga dapat dibaca oleh kalangan kelas bawah yang lebih miskin. Pada masa itu, koran milik Cobbett harus bersaing dengan koran-koran yang jauh lebih populer seperti The Times dan The Courier, sementara untuk pesaing utamanya adalah The Morning Chronicle yang penulis-penulisnya dikenal memiliki ide seradikal Cobbett. Namun, hal ini tak menghalangi Weekly Political Register terbitannya menjadi salah satu koran yang paling banyak dibaca pada paruh pertama abad ke-19.[1]

Melalui surat kabar ini, Cobbett terus-menerus mengajukan keberatan terhadap bentuk kesewenang-wenangan dan ketidakadilan yang dialami oleh kelas pekerja pertanian pedesaan dan anggota angkatan bersenjata dengan pangkat rendah. Melalui koran ini pula Cobbett menyampaikan kritiknya terhadap invasi Inggris ke Jawa.[1]

Kritik terhadap invasi ke Jawa

sunting

Cobbett mengkritik invasi Inggris ke Jawa adalah sebuah penyerangan yang tidak akan memberikan keuntungan bagi keamanan Inggris, tetapi hanya memberikan keuntungan bagi sebagian kalangan elite politik dan bisnis dan hanya akan menambah kesulitan eknomi orang Inggris dalam jangka panjang. Melalui Weekly Political Register-nya ia terus menyerang pemerintah Inggris dan hubungannya dengan perusahaan-perusahaan besar pada waktu itu, khsususnya EIC, dan menyebut invasi ke Jawa sebagai upaya untuk mendapatkan kekayaan tanpa kerja keras atau usaha.[1]

Cobbett berpendapat upaya Inggris yang terus memperluas wilayah kekuasaan tidak dibarengi dengan kebijakan yang masuk akal untuk membuat wilayah jajahannya mampu memberikan keuntungan bagi Inggris. Ia membandingkan penaklukan yang dilakukan oleh Inggris dengan penaklukan yang dilakukan oleh Prancis di bawah kekuasaan Napoleon yang di mana negara-negara jajahan Prancis harus memasok prajurit, amunisi, dan keuangan untuk memperkuat posisi Napoleon. Sebaliknya, Cobbett menganggap invasi Inggris ke Jawa adalah sebuah serangan yang mahal baik secara ekonomis maupun manusia karena ia merasa bahwa Jawa tidak dapat dipertahankan tanpa kehadiran pasukan Inggris dalam jumlah besar dan orang Jawa tidak akan pernah bersedia untuk memenuhi kebutuhan militer Inggris.[1]

Namun kritik ini masih terdapat kekurangan, terutama dalam hal detail wilayah Jawa dan komposisi pasukan yang melakukan invasi ke Jawa. Cobbett tidak mengetahui kalau pasukan yang melakukan serangan ke Jawa adalah pasukan campuran tentara Inggris dan tentara Sipahi yang mengabdi kepada angkatan bersenjata Inggris dan EIC. Selain itu, ia tidak dapat mendefinisikan secara jelas istilah "Kaisar Jawa" karena ada beberapa kerajaan terkenal di Jawa pada saat itu, seperti Banten dan Cirebon di barat, Surakarta dan Yogyakarta di bagian tengah, dan beberapa kerajaan lain di Madura dan Bali di timur. Ketidakakuratan informasi ini kemungkinan disebabkan oleh lambatnya kedatangan berita dari Jawa dan tidak ada angka pasti mengenai jumlah pasukan yang terlibat.[1]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d e f Carey, P. B. R.; A. Noor, Farish (2022). Ras, kuasa, dan kekerasan kolonial di Hindia Belanda, 1808-1830. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-602-481-656-8. OCLC 1348391104. 

Publikasi

sunting