Wikipedia:Kopi darat/Wikimania 2019

Foto bersama peserta Wikimania 2019 di Balai Kota (City Hall) Stockholm

Wikimania 2019 diselenggarakan di Stockholm, Swedia, pada tanggal 14–18 Agustus 2019. Wikimania kali ini dihadiri oleh lima orang Wikipedian dari bahasa-bahasa di Indonesia, yaitu D.W. Fisher-Freberg, Rachmat04, Ilham.nurwansah, HaEr48, dan Hillun Vilayl Napis. Rangkaian konferensi diadakan di Universitas Stockholm dan beberapa tempat lain di sekitar kota Stockholm.

Laporan perjalanan ini dibagi menurut sudut pandang peserta masing-masing.

D.W. Fisher-Freberg

sunting

Pra-konferensi (13-15 Agustus)

sunting

Saya dan Rachmat berangkat terlebih dahulu sebagai penerima beasiswa dari Wikimedia Foundation. Setelah berangkat dari kota masing-masing dan bertemu di Bandara Soekarno-Hatta, kami terbang menggunakan Qatar Airways selama delapan setengah jam, transit di Doha selama tiga jam, kemudian lanjut ke Stockholm selama enam setengah jam.

Setelah tiba dan mengambil bagasi di Bandara Arlanda, kami disambut oleh sukarelawan konferensi yang menunggu di sebuah booth khusus, di mana diberikan peta dan petunjuk untuk mencapai hotel. Sebelumnya, saya dan Rachmat sudah memesan tiket kereta bandara Arlanda Express menuju pusat kota Stockholm; perjalanan dengan kereta listrik ini ditempuh lebih kurang 20 menit. Di bandara, kami juga memutuskan untuk membeli travel card dari Stockholm Public Transport yang dapat digunakan tanpa batas selama 7 hari dan mencakup hampir seluruh moda transportasi umum di dalam kota (metro, bus, tram, bahkan feri). Setelah turun di Centralstation, letak hotel yang di Google Maps hanya 10 menit berjalan kaki membuat kami memutuskan untuk menyeret koper di trotoar alih-alih naik bus --- ternyata Maps tidak memperhitungkan faktor koper besar dan langkah orang Indonesia yang kecil-kecil dan kalah dari orang lokal :p Setelah cukup ngos-ngosan menuju Clarion Hotel Amaranten, kami diberitahu bahwa kamar baru tersedia pukul 3 sore (waktu itu menunjukkan pukul 10 pagi dan ini adalah negara Skandinavia yang sangat efisien sekaligus taat aturan). Alhasil, kami memutuskan untuk menitipkan koper di hotel dan pergi berjalan-jalan untuk mengobati jetlag .

Tujuan kami hari itu adalah ke Gamla stan, "kota tua"-nya Stockholm. Dengan travel card, saya dan Rachmat naik bus kota menuju wilayah Gamla stan yang dipenuhi turis. Di wilayah tersebut terdapat beberapa tarikan turis seperti Katedral St. Nicholas dan Museum Nobel. Perjalanan kami teruskan ke arah utara untuk mencari-cari tarikan turis yang cukup "terjangkau" (mengingat tiket masuk ke museum-museum tersebut ternyata tidak murah :p). Di depan Perpustakaan Kota Stockholm, keduanya memutuskan untuk makan kebab yang berporsi kuli porsinya sangat mengenyangkan dan harganya sangat Stockholm sekali. Setelah puas berjalan-jalan, kami kembali ke hotel untuk check-in dan beristirahat setelah perjalanan yang sangat panjang.

Pada tanggal 14 Agustus, saya dan Rachmat bertolak menuju Universitas Stockholm, tempat seluruh kegiatan Wikimania berlangsung. Sebagai penerima beasiswa WMF, kami diwajibkan untuk mengikuti program Learning Days yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan perancangan dan pengorganisasian sukarelawan pergerakan Wikimedia. Secara paralel, berlangsung pula hackathon yang ditujukan untuk Wikimedian yang memiliki kemampuan teknis. Meskipun begitu, ternyata keikutsertaan dalam kedua program ini bersifat opsional bagi penerima beasiswa, sehingga ada pula penerima yang sudah tiba di Stockholm dan mendapatkan "jatah jalan-jalan" selama dua hari karena tidak mengikuti LD maupun hackathon.

Learning Days pada Wikimania kali ini terbilang menarik karena WMF sedang gencar-gencarnya mempromosikan penggunaan Wikimedia Space, wadah komunikasi terbaru yang ditujukan untuk memfasilitasi seluruh berita dan percakapan di proyek-proyek Wikimania. Fasilitator Learning Days berkali-kali mengingatkan para peserta untuk mendaftar dan berkomunikasi pada medium ini, walaupun sepanjang konferensi sepertinya tidak banyak yang memanfaatkannya.

Pada acara pembukaan Learning Days, kami bertemu dengan para peserta yang dibagi menjadi tiga cohort. Rachmat ditempatkan di cohort 1 (fundamental organizing) sementara saya pada cohort 2 (skill building for experienced organizers). Salah satu hal menarik lainnya adalah penekanan panitia terhadap friendly spaces policies (kebijakan ruang ramah) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pelecehan, pemerasan, dan hal-hal tak diinginkan lainnya selama konferensi berlangsung. Pada cohort 2, dua program pada hari ini adalah Public Speaking for Humans dan Partnership for Wikimedians. Kedua program ini di"asuh" oleh Asaf Bartov dari tim Emerging Communities WMF dan seorang Wikimedian yang berpengalaman. Peserta yang hadir pun cukup beragam. Meskipun lebih banyak mendengarkan ceramah, namun peserta juga diberikan peluang untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat secara interaktif.

Saya mengikuti hari kedua Learning Days pada 15 Agustus. Pada cohort 2, berlangsung sesi Conflict Engagement for Humans (juga diasuh oleh Asaf Bartov) dan Effective Teaching for Humans. Sesi pertama dari Asaf cukup menarik, terutama mengingat pengalaman komunitas-komunitas Wikipedia di Indonesia yang (lumayan banyak) dramanya (sampai ada tagar #WikiDrama yang legendaris itu). Sesi terakhir cenderung membosankan dan tidak terlalu informatif.

Kami memutuskan untuk tidak mengikuti sesi lightning talks terakhir untuk menuju Kementerian Luar Negeri Swedia di Arvfurstens palats untuk memenuhi undangan reception WikiGap. Karena terlalu cepat datang dan ditolak satpam (atau serdadu) di pintu depan, kami sempat keluyuran melihat festival musik di alun-alun Gustav Adolfs torg yang terletak bersebarangan dengan Kemenlu dan cuci mata di yang ada di belakangnya. Pada saat reception, kami bertemu beberapa Wikimedian lain (yang ternyata jalan berombongan dari kampus :p) dan juga para diplomat dari Kemenlu Swedia. Tampak nyata bahwa Swedia sangat bangga dengan feminist foreign diplomacy yang dipromosikannya melalui inisiatif WikiGap ini.

Konferensi (16-18 Agustus)

sunting
 
Berfoto bersama di City Hall

Wikimania dibuka dengan sebuah opening ceremony yang berlangsung di Aula Magna. Pembicara undangan pada kali ini adalah Michael Paul Edson, pendiri Museum of the United Nations (UN Live) di Copenhagen, yang berbicara tentang keselarasan misi gerakan Wikimedia dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang selama ini diusung PBB. Sebelum opening ceremony berlangsung, saya dan Rachmat akhirnya bertemu dengan Hillun, Ilham, dan HaEr48 pada saat registrasi.

Selepas istirahat dan makan siang, sesi pertama yang saya ikuti adalah Strengthening Human Rights through Wikimedia. Sesi ini dimulai dengan penandatanganan kerja sama antara WMF dengan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM (OHCHR). Sesi yang dibawakan oleh Anna dari Wikimedia Argentina dan Jorge dari WMF Partnerships ini sangat menarik karena menyentuh aspek yang terhitung jarang disentuh, yaitu hak asasi manusia. Anna memaparkan tentang inisiatif Wiki Derechos Humanos oleh Wikimedia Argentina yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas artikel HAM dan bekerjasama dengan beberapa organisasi advokasi HAM di sana. Satu ungkapan yang cukup mengesankan adalah misi mereka untuk menjadikan Wikipedia as a tool for civic education and to keep the memory alive. Saya sempat mengajukan satu pertanyaan kepada panelis tentang bagaimana bekerja sama dengan instansi pemerintah tentang topik HAM ini, mengingat di Indonesia masih menjadi suatu hal yang negatif. Peserta tampak antusias pada sesi ini: saya ingat ada satu pertanyaan dari Tomasz dari Polandia tentang bagaimana jika gerakan Wikimedia menjadi enemy of the state seperti yang terjadi di Belarus atau Iran. Pada akhir sesi, saya sempat berbincang singkat dengan Katherine Maher, Direktur Eksekutif WMF, yang sempat mengira bahwa kami pernah bertemu sebelumnya :))

Sesi kedua yang saya ikuti adalah How to sustain your language online yang dibawakan oleh Daniel dari Wikitongues, sebuah komunitas nonprofit yang berafiliasi dengan WMF. Daniel, seorang warga Amerika yang berketurunan Yahudi, bercerita tentang upayanya untuk belajar bahasa ibundanya (Ibrani) dan merevitalisasi tradisi-tradisi lama di dalam bahasa tersebut. Ia juga mengambil contoh dari beberapa bahasa asli di Kanada dan bahasa Cornwall di Inggris tentang bagaimana Internet dapat memelihara dan memajukan bahasa-bahasa yang selama ini terpinggirkan oleh bahasa "arus utama" seperti Inggris, sehingga mencapai apa yang ia sebut language equality. Sebelum konferensi ini, saya juga sudah berkontak dengan Daniel dan rekannya Kristen dari Wikitongues. Mereka tertarik untuk merekam bahasa dan dialek-dialek Minangkabau, sehingga saya senang dapat bertemu mereka di sini dan berjanji untuk bertemu lagi untuk kopi darat dan sesi rekaman.

Dari Aula Magna, kami berombongan naik bus menuju ke City Hall untuk welcoming reception dari Pemerintah Kota (Pemkot?) Stockholm. Blå hallen ("Blue Hall"), tempat resepsi ini diadakan, adalah tempat diadakannya makan malam Penghargaan Nobel setiap tahunnya. Setelah melihat persembahan dari Stockholm City Voices Chorus dan mendengarkan pidato dari Ketua DPRD Kota Stockholm (atau setingkat dengannya, saya kira) para peserta dipersilakan untuk mingle (dengan champagne yang free-flow) dan juga melihat-melihat ke sekitar gedung sebelum dipanggil untuk foto bersama. Kami sempat berbincang dengan Tyler Radford dari HOT OSM yang bilang bahwa ia sudah beberapa kali ke Jakarta. Selepas foto bersama, kami (rombongan Indonesia) memutuskan untuk keluar lebih cepat untuk makan malam, yaitu McD di dekat Centralstation (tentu saja, pertimbangannya harga!)

Saya memulai hari kedua konferensi dengan mengikuti dua sesi berturutan, yaitu Bringing Wikipedia Alive: Using animation for storytelling, a new way of preserving oral history dan Oral citations. Sesi pertama, yang dibawakan oleh Raphael dan Felix dari Open Foundation West Africa, bercerita tentang upaya membuat animasi dan metode-metode storytelling untuk memelihara sejarah lisan di beberapa negara Afrika dan memasukkannya ke Wikipedia. Sesi kedua membahas tentang kemungkinan penggunaan sumber-sumber lisan (dalam bentuk audio) sebagai sumber yang tepercaya buat artikel-artikel Wikipedia. Salah satu peneliti yang menyampaikan presentasi, Lucie-Aimee dari Universitas Southampton, pada tahun lalu mewawancarai saya perihal bahasa Minangkabau dan tradisi lisannya. Kedua sesi ini sangat menarik dan memberikan banyak hal untuk dipelajari, terutama bagi bahasa-bahasa daerah di Indonesia.

Selepas rehat sebentar, saya memilih sesi Defending heritage through free knowledge: the importance of Wikimedia projects against cultural predation. Pada sesi ini, Pepe dan Ivan dari Wikimedia Mexico bercerita tentang upaya mereka untuk memerangi gentrifikasi di beberapa wilayah di Mexico City dengan cara merekam dan mendokumentasikan bangunan-bangunan bersejarah dan mengintegrasikannya ke Wikipedia dan proyek-proyek saudarinya. Yang membuat menarik adalah metode dokumentasi yang mereka gagas, yaitu melibatkan masyarakat lokal setempat dengan bantuan neighbourhood association (semacam RT/RW) dalam proyek-proyek seperti adopt-a-neighbourhood. Saya cukup terkesan dengan motivasi mereka dalam melakukan hal ini, yaitu you can't defend what you don't know yang melandasi gagasan mereka untuk melawan pemusnahan bangunan dan tempat bersejarah di kota setua Mexico City. Sayang, saya kira metode dokumentasi ini tidak akan efektif di Indonesia karena terhalang banyak hal; salah satunya, tiadanya freedom of panorama.

Sesi lain yang cukup menarik minat saya adalah Do we need a global dispute resolution committee? yang dibawakan oleh dua steward dari Metawiki, Ajraddatz dan DerHexer. Sesi advocacy ini diikuti beberapa pengguna "senior" dan mereka yang merasa bahwa proses penyelesaian perselisihan di Wikipedia selama ini masih belum cukup untuk menangani perkara-perkara pelik yang sering kali muncul di dalam komunitas. Saya juga menyempatkan diri untuk menengok Coolest Tool Award di Aula Magna.

Saya dan Hillun meninggalkan area kampus lebih awal untuk menghadiri Emerging Markets Dinner, jamuan makan malam yang ditaja oleh Google di sebuah restoran di Bockholmsvägen. Jamuan ini adalah untuk Wikimedian dari negara-negara yang menjadi target proyek WMF dan Google, salah satunya Indonesia.

Pada hari ketiga, saya menghadiri dua sesi Languages, yaitu maraton suntingan MediaWiki dan sesi tentang Translatewiki yang diampun oleh Amir Aharoni. Amir yang juga merupakan anggota Language Committee adalah salah satu pengurus yang cukup banyak membantu kelancaran proyek Wiktionary Minangkabau di Incubator. Saya lumayan terkesan dengan dedikasinya menjaga agar Translatewiki dan local translation dalam bahasa Ibrani terus diperbaharui.

Hari ketiga ditutup dengan closing ceremony Wikimania di Aula Magna, di mana saya dan Wikimedian ESEAP ikut tampil untuk mempromosikan Bangkok sebagai tuan rumah Wikimania 2020. Konferensi secara keseluruhan ditutup dengan closing party di Nordic Museum.

Rachmat04

sunting

Laporan keikutsertaan Rachmat04 dalam Wikimania 2019

Hillun Villayl Napis

sunting

Laporan keikutsertaan Hillun Villayl Napis dalam Wikimania 2019