Wei Lihuang (Hanzi tradisional: 衛立煌; Hanzi sederhana: 卫立煌; Pinyin: Wèi Lìhuáng; 16 Februari 1897 – 17 Januari 1960) adalah seorang jenderal Tiongkok yang mengabdi pada pemerintahan Nasionalis pada masa Perang Saudara Tiongkok dan Perang Sino-Jepang Kedua sebagai salah seorang komandan militer Tiongkok paling sukses.

Wei Lihuang
衛立煌
Jenderal Wei Lihuang dan Letnan Jenderal Sun Liren
Julukan"Wei Seratus Kemenangan"
Lahir(1897-02-16)16 Februari 1897
Hefei, Anhui
Meninggal17 Januari 1960(1960-01-17) (umur 62)
Beijing
Pengabdian Republik Tiongkok
 Tiongkok
Dinas/cabang Angkatan Darat Republik Tiongkok
Lama dinas1924-1948
PangkatJenderal
KesatuanKorps ke-14
KomandanPasukan Y
Perang/pertempuran
PenghargaanMedali Langit Biru dan Matahari Putih
Pekerjaan lainpolitisi

Awalnya bergabung dengan Kuomintang (KMT) pada awal 1920-an, Wei kemudian melejit menjadi jenderal setelah Ekspedisi Utara, suatu kampanye dua tahun untuk menyatukan Tiongkok. Ia kemudian sukses di bawah kepemimpinan Chiang Kai-shek selama Kampanye Penindasan Bandit (Komunis) dari tahun 1930 hingga 1934 yang menyebabkan ia dijuluki "Wei Seratus Kemenangan".

Perang dengan Jepang sunting

Sebagai seorang jenderal dalam Perang Sino-Jepang Kedua, Wei memimpin Area Perang Pertama. Dengan masuknya Britania Raya dan kemudian Amerika Serikat dalam perang melawan Jepang, ia dipindahkan ke Tiongkok selatan sebagai komandan Tentara Kelompok XI Tionghoa Nasionalis. Ia kemudian menggantikan Jenderal Chen Cheng sebagai komandan Pasukan Ekspedisi Tiongkok, yang dikenal sebagai Pasukan Y. Pasukan Y terdiri atas lebih dari 100.000 tentara Nasionalis dan terlibat dalam operasi-operasi militer besar dalam mendukung serangan Jenderal Amerika Joseph W. Stilwell di utara Burma. Tidak seperti banyak orang sezamannya, Wei mampu bekerja secara efektif dengan komandan-komandan Amerika.

Mengawali serangannya ke selatan Yunnan pada 11 Mei 1944, pasukan Wei merebut Tengchung pada 15 September setelah pertempuran sengit selama dua bulan. Dilanjutkan ke selatan, meskipun menghadapi perlawanan berat, akhirnya pasukannya menyatu dengan divisi-divisi Tiongkok di Wanting, Burma pada 27 Januari 1945. Keberhasilan serangan ini memungkinkan Sekutu untuk membuka kembali jaringan pasukan Jalan Burma ke Tiongkok melalui Ledo, Burma, yang sekarang bernama Jalan Ledo. Sejalan dengan operasi angkutan udara yang sedang berlangsung atas Punuk, Jalan Ledo memungkinkan pengangkutan suplai militer melalui darat dari India ke basis-basis Nasionalis di Tiongkok.

Karier pascaperang sunting

Dipanggil kembali ke utara Tiongkok lagi-lagi untuk menggantikan Jenderal Chen Cheng setelah perang, Wei ditempatkan pada komando pasukan KMT di Tiongkok timur laut pada Oktober 1947. Setelah terputus dari komunikasi darat dengan KMT karena pihak komunis berhasil merebut Chinchow (Jinzhou 锦州, Liaoning), ia diduga merencanakan serangan untuk merebut kembali ibu kota provinsi Nasionalis sebelum ia diperintahkan untuk mundur oleh Chiang Kai-shek. Sesaat sebelum komunis merebut Mukden (Shenyang), Wei kembali ke selatan Tiongkok setelah ia digantikan oleh komandan lapangannya Du Yuming pada Ooktober 1948.

Terlepas dari kesuksesan Wei sebelumnya, masa kepemimpinannya di timur laut sangat tidak berhasil. Ia menentang perintah untuk mundur selama lebih dari satu tahun dan kehilangan 300.000 tentara. Taylor (2009) menulis bahwa "Dari mereka, 246.000 ditangkap dan banyak jika tidak sebagian besar dengan cepat bergabung ke dalam PLA" (hlm. 389).

Chiang memerintahkan penahanan rumah Wei. Wei berhasil lari ke Hong Kong pada tahun 1949 dan pindah ke Beijing pada tahun 1955, tempat ia kemudian "terlibat dalam berbagai organisasi Republik Rakyat" (Taylor, 2009, hlm. 389). Ia tinggal di RRT hingga kematiannya pada tahun 1960.

Referensi sunting