Dalam sejarah, wanita di Myanmar (juga dikenal sebagai Burma) memiliki status sosial unik dalam masyarakat Burma. Menurut riset yang dilakukan oleh Mya Sein, wanita Burma "selama berabad-abad – bahkan sebelum zaman sejarah" memiliki "ukuran kemerdekaan yang tinggi" dan memiliki "hak hukum dan ekonomi" disamping pengaruh Buddha dan Hindu. Burma sempat memegang sistem matriarkal yang meliputi hak khusus untuk mewarisi sumur minyak dan hak untuk mewarisi jabatan sebagai kepala desa. Wanita Burma juga diangkat pada jabatan-jabatan tinggi oleh para raja Burma, dapat menjadi dukuh dan ratu.[1]

Women in Myanmar
Seorang wanita Burma memakai busana adat, sekitar tahun 1920.
Indeks Ketidaksetaraan Gender
Nilai0.437 (2012)
Peringkat80th
Kematian ibu (per 100,000)200 (2010)
Wanita dalam parlemen4.0% (2012)
Perempuan di atas 25 tahun dengan pendidikan menengah18.0% (2010)
Wanita dalam tenaga kerja75.0% (2011)
Indeks Ketimpangan Gender Global
NilaiNR (2012)
PeringkatNR dari 144

Referensi

sunting
  1. ^ Daw Mya Sein. "Women in Burma", The Atlantic, Atlantic Magazine, February 1958.

Pranala luar

sunting