Ikan tapah

genus ikan
(Dialihkan dari Wallago)
Ikan tapah
Wallago micropogon
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Wallago

Bleeker, 1851
Spesies

Lihat teks

Sinonim
  • Silurodon Kner, 1866
  • Wallagonia Myers, 1938

Ikan tapah[1] atau Wallago adalah genus beberapa ikan berkumis (Siluriformes) dalam famili siluridae pemakan daging (karnivora) berukuran besar dari Asia tropika. Sampai saat ini tercatat ada lima jenis anggotanya, dengan jenis yang paling umum adalah tapah asia (Wallago attu). Nama "tapah" diambil dari nama kota di negeri Perak, Indonesia yang dikenal sebagai tempat ditemukannya banyak Wallago attu. Ikan tapah memiliki panjang tubuh yang dapat mencapai 1,5 meter dan dapat mencapai bobot sebesar 35 kg.[2] Ikan ini biasanya memakan krustasea serta ikan-ikan kecil lainnya.[3]

Habitat dan Persebaran

sunting

Di sungai-sungai Kalimantan hidup tapah Wallago leeri yang berwarna hitam. Ikan ini banyak di temukan diperairan air tawar juga tidak jarang ditemukan pada saat pengaruh pasang surut air di beberapa negara, seperti India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Afghanistan, Indonesia, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Masyarakat India menyebut ikan ini dengan sebutan “Boal / Boali / Boallee / Barhari / Poil”.[3]

Morfologi

sunting

Tubuhnya memiliki warna bervariasi dan pada bagian dorsal berwarna coklat keabu-abuan dan kepalanya berwarna keunguan.[4] Tubuh memanjang dan terkompresi lateral. Profil dorsal tubuh hampir lurus dengan perut. Kepalanya sangat besar dan lebar kepala sedikit kurang dari panjangnya dan sama dengan setengah dari tinggi badannya. Mulut lebar, bergigi besar serta rahang bagian bawah sedikit lebih panjang. Matanya kecil dan tepat berada di atas tingkat mulut dan tidak tertutup oleh kulit.[3]

Wallago attu tidak bersisik[4] serta memiliki sirip dorsal (punggung) yang pendek dan tidak bertulang. Sirip bagian perut lebih kecil, sedangkan sirip dubur sangat panjang. Sirip pektoral cukup kuat dan bergerigi halus serta memiliki insang yang berselaput. Sirip dubur dan ekor berwarna agak kehitaman.[3]

Pola Reproduksi

sunting

Pola reproduksi Wallago attu baik itu jantan maupun betina termasuk ke dalam dimorfisme seksual yang dapat terjadi di semua tahap dan di semua musim serta dapat dengan mudah ditandai dari struktur tulang belakang dada yang berkembang dengan baik, luas dan sangat jelas pada jantan sementara perberkembangan pada betina lemah dan sempit. Ikan ini berkembang biak sekali dalam satu tahun di musim hujan selama Mei-Agustus dengan puncaknya pada bulan Juni-Juli di negara-negara bagian timur, Juni-Agustus di negara-negara barat utara.[3]

Status Ancaman

sunting

Seiring perkembangan zaman populasi ikan tapah mulai berkurang. Hal ini dikarenakan degradasi lingkungan, polusi dan kurangnya pengelolaan yang tepat juga merupakan faktor semakin berkurangnya populsi.[3] IUCN RedList telah menetapkan bahwa ikan tapah masuk ke dalam Near Threatened.[5]

Daftar Spesies

sunting

Ada lima jenis yang dikenal, yang termasuk marga ini, meskipun W. hexanema agak diragukan validitasnya.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Iman, Mustafa (30 Mei 2022). "Ikan Tapah, Ikan Air Tawar Raksasa yang Hidup di Sungai-Sungai Indonesia". goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 25 November 2023. 
  2. ^ Kottelat, M.A.J., Whitten, S. N, Sari K. dan Wirjoatmojo. 1993. Ikan Air Tawar di Perairan Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Limited bekerjasama dengan Proyek EMDi. Kantor Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI, Jakarta.
  3. ^ a b c d e f Gupta, S. 2015. Wallago attu (Bloch and Schneider, 1801), a threatened catfish of Indian waters. International Journal of Research in Fisheries and Aquaculture 2015: 5(4): 140-142.
  4. ^ a b Lal, S. S. 2008. Practical Zoology. Volume-3. Capital Offset Press, India.
  5. ^ http://www.iucnredlist.org/details/166468/0.
  6. ^ Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2012). Species of Wallago di FishBase. Versi February 2012.