Vaksin demam kuning

Vaksin demam kuning adalah vaksin yang melindungi seseorang dari penyakit demam kuning.[1] Demam kuning adalah infeksi virus yang menjangkiti kawasan Afrika dan Amerika Selatan.[1] Kebanyakan orang baru menjadi kebal sepuluh hari setelah diberikan vaksin. Vaksin ini diberikan melalui suntikan ke dalam otot atau di bawah kulit.[1]

Vaksin demam kuning
Deskripsi vaksin
Penyakit target Demam kuning
Jenis Virus lemah
Data klinis
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a607030
Kat. kehamilan ?
Status hukum ?
Rute Subcutaneous injection
Pengenal
Kode ATC J07BL01
ChemSpider none N

Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan imunisasi secara rutin di semua negara yang terjangkiti penyakit ini.[1] Mereka yang berkunjung ke negara-negara yang dijangkiti demam kuning juga perlu diimunisasi.[1] Dosis tambahan setelah mendapatkan vaksin pertama biasanya tidak dibutuhkan.[2]

Vaksin demam kuning aman untuk diberikan kepada manusia.[1] Efek samping ringan yang dapat timbul adalah sakit kepala, sakit otot, nyeri di tempat penyuntikan, demam, dan bercak.[1] Alergi yang parah juga dapat terjadi dalam delapan dari satu juta dosis, sementara masalah neurologis yang serius dapat timbul pada empat dari satu juta dosis, dan kegagalan organ juga dapat muncul pada tiga dari satu juta dosis.[1] Vaksin ini aman untuk ibu hamil,[1] sedangkan penggunaannya tidak disarankan untuk orang yang memiliki fungsi imun yang sangat lemah.[3]

Vaksin demam kuning pertama kali digunakan pada tahun 1938.[4] Vaksin ini masuk ke dalam Daftar Obat-Obatan Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[5] Harga grosiran di negara berkembang berkisar antara 4,30 hingga 21,30 dolar Amerika Serikat per dosis pada tahun 2014.[6] Di Amerika Serikat, biayanya berkisar antara 50 hingga 100 dolar.[7] Vaksin ini terbuat dari virus demam kuning yang telah dilemahkan.[1] Beberapa negara mewajibkan sertifikat vaksinasi demam kuning bagi pengunjung yang datang dari negara yang dijangkiti demam kuning.[1]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k "Vaccines and vaccination against yellow fever. WHO position paper -- June 2013" (PDF). Releve epidemiologique hebdomadaire / Section d'hygiene du Secretariat de la Societe des Nations = Weekly epidemiological record / Health Section of the Secretariat of the League of Nations. 88 (27): 269–83. 5 July 2013. PMID 23909008. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 22 December 2015. 
  2. ^ Staples, JE; Bocchini JA, Jr; Rubin, L; Fischer, M; Centers for Disease Control (CDC) (19 June 2015). "Yellow Fever Vaccine Booster Doses: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices, 2015". MMWR. Morbidity and Mortality Weekly Report. 64 (23): 647–50. PMID 26086636. 
  3. ^ "Yellow Fever Vaccine". CDC. 13 December 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2015. Diakses tanggal 15 December 2015. 
  4. ^ Norrby E (November 2007). "Yellow fever and Max Theiler: the only Nobel Prize for a virus vaccine". J. Exp. Med. 204 (12): 2779–84. doi:10.1084/jem.20072290. PMC 2118520 . PMID 18039952. 
  5. ^ "WHO Model List of Essential Medicines (19th List)" (PDF). World Health Organization. April 2015. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses tanggal 8 December 2016. 
  6. ^ "Vaccine, Yellow Fever". International Drug Price Indicator Guide. Diakses tanggal 6 December 2015. 
  7. ^ Hamilton, Richart (2015). Tarascon Pocket Pharmacopoeia 2015 Deluxe Lab-Coat Edition. Jones & Bartlett Learning. hlm. 318. ISBN 9781284057560.