Dolores Umbridge

(Dialihkan dari Umbridge)

Dolores Jane Umbridge adalah karakter fiksi dalam novel Harry Potter karangan J.K. Rowling.

Dolores Jane Umbridge
PemeranImelda Staunton
Informasi
Jenis kelaminPerempuan

Umbridge tampak seperti kodok besar pucat. Tubuhnya agak gemuk pendek dengan wajah lebar menggelambir dan mulut lebar kendur. Matanya besar, bundar, dan agak menonjol. Suaranya nyaring dan kekanak-kanakan. Dia sering memakai pita besar hitam di rambutnya yang mengingatkan Harry pada lalat yang akan ditangkapnya dengan lidah panjang lengket. Intinya Umbridge suami yang baca.

Nama Dolores berasal dari kata Latin ‘dolor’ yang berarti kepahitan/kepedihan/kesakitan/kesedihan, jadi namanya bisa berarti melambangkan kepahitan yang dibawanya ke Hogwarts. Nama ‘Umbridge’ dilafalkan sama dengan kata ‘umbrage’ dalam bahasa Inggris yang artinya perasaan tersinggung atau perasaan kecewa karena kurang dihormati.

Umbridge memiliki kecurigaan tidak berdasar pada makhluk-makhluk non-manusia dan separuh-manusia dan membuat undang-undang anti-manusia serigala yang menyebabkan orang-orang seperti Remus Lupin kesulitan mencari pekerjaan. Ditambah lagi, ia terlalu setia kepada Kementerian Sihir (siapapun menterinya dan apapun kebijakannya, ia selalu setuju).

Dalam film Harry Potter and the Order of the Phoenix dan Harry Potter and the Deathly Hallows, Imelda Staunton memerankan Umbridge.

Umbridge dalam seri Harry Potter sunting

Umbridge pertama kali muncul dalam Harry Potter and the Order of the Phoenix, sebagai Asisten Senior Menteri Sihir. Dia adalah salah satu orang yang menginterogasi Harry dalam Sidang Wizengamot, di mana Harry dituduh melanggar Dekret Pembatasan Masuk Akal bagi Penyihir di Bawah-Umur dan Undang-Undang Kerahasiaan Sihir Internasional. Di akhir cerita terungkap bahwa ternyata Umbridge sendiri yang menyuruh Dementor untuk menyerang Harry.

Umbridge di Hogwarts sunting

Umbridge ditempatkan di Hogwarts sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru atas perintah dari Kementerian Sihir di London, yang pada saat itu tidak percaya akan kembalinya Lord Voldemort. Dia kemudian ditunjuk sebagai "Inkuisitor Agung Hogwarts", yang memberikan Umbridge kekuasaan tak terbatas terhadap murid, guru-guru dam kurikulum. Umbridge juga membentuk Regu Inkuisitorial, yang kebanyakan terdiri dari anak-anak Slytherin yang dengan gembira menerima tugas ini karena mereka akan mendapatkan nilai tambahan dari Umbridge. Selain itu mereka dpat bertindak semena-mena dan menjatuhkan detensi pada murid-murid lain yang tidak mereka sukai, terutama Harry. Mereka juga kerap mengurangi poin asrama lain dengan alasan-alasan yang sepele dan tidak masuk akal.

Masa-masa Umbridge di Hogwarts diwarnai dengan kekerasan dan hukuman fisik terhadap murid-murid, terutama Harry yang diberi hukuman menulis kalimat dengan pena khusus (Pena Setan), yang secara sihir menyebabkan kata-kata yang ditulis itu tertulis di tangan si penulis, sampai meninggalkan bekas (yang bahkan masih berbekas di tangan Harry sampai tahun berikutnya). Lee Jordan juga dikenai hukuman serupa, biarpun tidak sebanyak Harry. Umbridge juga mengizinkan pemberian hukuman cambuk bagi Fred dan George Weasley (sebelum mereka kabur dari Hogwarts), dan berencana untuk menggunakan Kutukan Cruciatus untuk mengorek informasi dari Harry.

Setelah Dumbledore meninggalkan Hogwarts, Umbridge diangkat sebagai Kepala Sekolah, tetapi Kantor Kepala Sekolah menolak untuk membuka pintu baginya (dan membuatnya kesal). Masa-masa Umbridge menjabat sebagai Kepala Sekolah diwarnai dengan berbagai pemberontakan yang dilakukan para murid Hogwarts (terutama anggota Laskar Dumbledore), bahkan para guru (McGonagall,Dumbledore,dll). Puncaknya adalah pasca perginya si kembar Weasley, banyak murid yang mengincar posisi sebagai biang keonaran. Sebagai contoh, siswa-siswi yang masuk kelas Umbridge mengaku menderita "Umbridgeitis" dengan gejala "mimisan", "meriang", "muntah-muntah", dan sebagainya (padahal sebenarnya adalah efek Kudapan Kabur ciptaan si kembar Weasley yang menyebabkan orang yang memakannya sakit sehingga tidak dapat menghadiri pelajaran, tergantung varian)[HP5]. Contoh lainnya, siswa-siswi pro Umbridge diserang oleh orang tak dikenal (yang anti-Umbridge), dengan kutukan, Bom Kotoran, dan Peluru Bau[HP5]. Bisa dikatakan Umbridge dan Argus Filch (satu-satunya staf Hogwarts yang mendukung rezim Umbridge) tidak berdaya menghadapi pemberontakan tersebut.

Umbridge kemudian bertemu dengan sekawanan centaurus di Hutan Terlarang (jebakan Harry dan Hermione)[HP5]. Mereka menyerang Umbridge setelah merasa dihina. Entah bagaimana jadinya bila Dumbledore tidak masuk ke dalam hutan dan menyelamatkannya. Dumbledore kembali menjadi Kepala Sekolah dan Umbridge dipaksa untuk mengundurkan diri setelah insiden di Kementerian Sihir.

Umbridge dirawat di rumah sakit Hogwarts setelah diselamatkan Dumbledore. Selama beberapa hari ia tidak menunjukkan reaksi kecuali bila (seperti yang diperagakan Ron) ada yang membuat suara "klik-klok-klik-klok" (langkah kaki kuda) dengan lidahnya. Umbridge pergi dari Hogwarts sehari sebelum akhir tahun ajaran. Dia menyelinap meninggalkan rumah sakit di malam hari, berharap bisa pergi tanpa diketahui yang lain. Celakanya, ia bertemu Peeves di tengah jalan, yang segera menggunakan kesempatan terakhirnya untuk melaksanakan instruksi Fred (untuk membuat Umbridge sengsara bila perlu hingga ia pergi dari Hogwarts). Peeves kemudian mengejar Umbridge dengan gembira dari halaman Hogwarts, memukulinya berganti-ganti dengan tongkat McGonagall dan kaus kaki penuh kapur.

Kehidupan selanjutnya dan akhir karier sunting

Dalam Harry Potter and the Half-Blood Prince, Umbridge masih bekerja di Kementerian Sihir di bawah menteri yang baru, Rufus Scrimgeour, tetapi tidak dijelaskan ia menempati posisi sebagai apa. Kemudian, dalam Harry Potter dan Relikui Kematian, ketika Kementerian Sihir diambil alih Pelahap Maut, ia menempati posisi sebagai ketua Komisi Registrasi Kelahiran Muggle[HP7], badan baru yang dibentuk untuk "pendaftaran" (padahal sebenarnya digunakan untuk memenjarakan) penyihir kelahiran Muggle.

Menurut JK Rowling, setelah pertempuran Hogwarts (2 Mei 1998), ia akhirnya diadili dan dipenjarakan seumur hidup di Azkaban atas tuduhan kejahatan terhadap penyihir kelahiran Muggle (genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan) dan bekerjasama dengan pihak musuh.

Trivia sunting

Pranala luar sunting