Uji biuret, juga dikenal sebagai uji Piotrowski adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida. Ion tembaga (II) dan ikatan peptida akan membentuk kompleks berwarna senduduk (ungu pucat) dalam larutan basa.[1] Beberapa varian uji juga telah dikembangkan dari metode ini, seperti uji BCA dan uji Lowry.[2]

Warna mauve menunjukkan hasil positif uji biuret

Reaksi uji biuret juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi protein karena semakin banyak kandungan protein, maka semakin banyak pula peptida yang berikatan dengan ion Cu2+, sehingga warna ungu akan semakin pekat. Serapan pada panjang gelombang 540 nm berbanding lurus dengan konsentrasi protein, menurut hukum Beer–Lambert.

Terlepas dari namanya, pereaksi ini ternyata tidak mengandung biuret ((H2N-CO-)2NH). Uji ini dinamai demikian karena dapat digunakan untuk mendeteksi ikatan mirip peptida dalam molekul biuret.

Di Polandia, uji biuret juga dikenal sebagai uji Piotrowski, untuk menghormati ahli fisiologi yang berkebangsaan Polandia, Gustaw Piotrowski (lahir 1833), yang memperkenalkan metode pengujian ini pada tahun 1857.

Prosedur

sunting

Larutan sampel dicampur dengan basa kuat (natrium atau kalium hidroksida) lalu ditetesi larutan tembaga(II) sulfat. Jika larutan berubah menjadi ungu, berarti larutan mengandung protein. Konsentrasi protein 5–160 mg/mL dapat ditentukan dengan akurat. Dibutuhkan setidaknya 3 asam amino dalam satu molekul protein agar didapat perubahan warna yang tajam dan terukur dengan pereaksi biuret.[3]

Pereaksi biuret

sunting

Pereaksi atau reagen Biuret terbuat dari natrium hidroksida (NaOH), tembaga(II) sulfat, dan natrium kalium tartarat.[4]

Reagen ini biasa digunakan dalam uji protein biuret, serta uji kuantitatif kolorimetri yang digunakan untuk menentukan konsentrasi protein dengan spektroskopi ultraungu–tampak pada panjang gelombang 540 nm.

Referensi

sunting
  1. ^ The reaction was first observed 1833: Ferdinand Rose (1833) "Über die Verbindungen des Eiweiss mit Metalloxyden" (On the compounds of albumin with metal oxides), Poggendorfs Annalen der Physik und Chemie, vol. 104, pages 132-142, doi:10.1002/andp.18331040512. It was independently rediscovered in 1857 by a Polish physiologist: G. Piotrowski (1857) "Eine neue Reaction auf Eiweisskörper und ihre näheren Abkömmlinge" (A new reaction of proteins and their related derivatives) Sitzungsberichte der Kaiserliche Akademie der Wissenschaften in Wien, mathematisch-naturwissenschaftliche Classe (Proceedings of the Imperial Academy of Philosophies in Vienna, mathematical-natural sciences section), vol. 24, pages 335-337.
  2. ^ “Chemistry of Protein Assay” Thermo Scientific Protein Methods Library. http://www.piercenet.com
  3. ^ Fenk, C. J.; Kaufman, N.; and Gerbig, D. G. J. Chem. Educ. 2007, 84, 1676-1678.
  4. ^ "Chemical Reagents". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-13.