Kolorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna.[1] Metode kolorimetri mengukur warna suatu zat sebagai perbandingan.[1] Biasanya cahaya putih digunakan sebagai sumber cahaya untuk membandingkan absorpsi cahaya relatif terhadap suatu zat.[1] Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur perbandingan warna yang tampak adalah kolorimeter. Selain kolorimetri, metode lain yang menggunakan warna sebagai pembanding adalah spektofotometri. Kelebihan metode kolorimetri adalah kemudahannya dalam menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil.[1] Metode kolorimetri biasa digunakan dalam analisis kimia.[1] Metode kolorimetri memiliki batas atas pada penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas yang kurang dari satu atau dua persen.[1] Salah satu faktor utama dalam metode kolorimetri adalah intensitas warna yang harus proporsional dengan konsentrasinya.[2]

Korelasi warna dengan perubahan suhu

Alat kolorimetri yang menggunakan sensor atau sel fotolistrik disebut kolorimetri fotolistrik.[1] Kolorimetri fotolistrik digunakan sebagai pengurangan sesatan yang disebabkan oleh pribadi pengamat.[1] Kolorimetri fotolistrik menggunakan prinsip panjang gelombang cahaya menggunakan filter yang berbentuk lempengan.[1] Filter dalam kolorimetri fotolistrik terbuat dari berbagai macam bahan, antara lain kaca dan gelatin.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j J. Bassett, R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham (1991). (Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik terjemahan dari Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, penerjemah: A. Hadyana P. dan Ir. L. Setiono. Penerbit Buku Kedokteran EGC. ISBN 979-448-228-5. 
  2. ^ (Inggris) "Important Factors". Clackamas Community College. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 10 Juni 2014.