Thatcherisme menjelaskan gaya politik keyakinan, ekonomi, kebijakan sosial, dan politik politikus Konservatif Britania Raya, Margaret Thatcher, yang menjabat sebagai ketua partainya sejak 1975 sampai 1990. Istilah ini sering digunakan untuk menyebut kepercayaan pemerintah Britania Raya saat Thatcher menjabat sebagai Perdana Menteri antara Mei 1979 sampai November 1990 dan masa pemerintahan John Major dan Tony Blair. Pendukung Thatcherisme disebut Thatcherit.

Dua definisi Thatcherisme dan pengaruhnya bagi sejarah Britania Raya selama beberapa dasawarsa terakhir masih kontroversial. Dalam hal ideologi, Thatcherisme disebut-sebut Nigel Lawson, Chancellor of the Exchequer periode 1983 sampai 1989, sebagai platform politik yang mengutamakan pasar bebas dengan pengetatan belanja pemerintah dan pemotongan pajak ditambah nasionalisme Britania Raya baik di dalam maupun luar negeri.[1] The Daily Telegraph menulis pada April 2008 bahwa program pemerintah Britania non-konservatif selanjutnya, kabinet Tony Blair yang mengutamakan 'New Labour', pada dasarnya menerima tindakan reformasi pusat khas Thatcherisme seperti deregulasi, swastanisasi industri-industri nasional yang penting, mempertahankan pasar tenaga kerja yang fleksibel, memarginalkan serikat buruh, dan melakukan devolusi pembuatan keputusan kepada pemerintah daerah.[2]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Daftar pustaka

sunting