Thanakha (bahasa Myanmar: သနပ်ခါး; MLCTS: sa. nap hka:; diucapkan [θənəkʰá]) adalah krim khas Myanmar yang terbuat dari kulit kayu. Krim ini merupakan ciri khas budaya negara tersebut karena orang Myanmar sering membalurnya di wajah dan kadang juga di lengan wanita.[1][2][3]

Seorang gadis berbalur thanakha di Mandalay, Myanmar.

Sejarah sunting

Karya sastra pertama yang menyebutkan keberadaan thanakha adalah sebuah puisi abad ke-14 yang ditulis oleh pasangan Raja Razadarit yang berbahasa Mon.[4] Thanakha juga disebutkan dalam karya biksu-penyair Myanmar dari abad ke-15, Shin Raṭṭhasāra (1486-1529).

Pembuatan sunting

 
Kayu Thanakha (Hesperethusa crenulata) yang dijual di pasar.

Untuk membuat krim thanakha, terdapat berbagai jenis kayu yang dapat digunakan; pohon-pohon ini tumbuh subur di kawasan Myanmar tengah. Pohon-pohon ini meliputi Murraya spp. (thanakha)[2] dan juga Limonia acidissima (theethee).[5] Dua kayu pohon yang paling populer adalah kayu Shwebo thanakha dari Wilayah Sagaing dan Shinmadaung thanakha dari Wilayah Magway. Kayu yang baru-baru ini juga populer untuk dijadikan thanakha adalah Maukme thanakha dari Negara Bagian Shan selatan. Pohon-pohon yang dipakai untuk membuat thanakha adalah tumbuhan menahun, dan pohonnya harus berusia paling tidak 35 tahun sebelum dianggap layak untuk menghasilkan potongan bermutu tinggi.

Krim Thanakha dibuat dengan menggiling kulit kayu atau akar[2] pohon thanakha yang dicampur dengan sedikit air[5] di atas batu gilingan yang disebut kyauk pyin.[6]

Penggunaan sunting

Krim thanakha telah digunakan oleh pria, wanita, dan anak-anak Myanmar (terutama wanita untuk merias wajah) selama lebih dari 2.000 tahun.[6] Krim ini memiliki bau harum yang agak mirip dengan kayu cendana.[2][7] Krim ini dibalur di wajah (seperti di pipi, hidung, atau kening) dengan pola-pola yang menarik, dengan pola yang paling umum meliputi pola melingkar atau pola daun. Selain untuk merias wajah, thanakha diyakini dapat menyejukkan wajah dan melindunginya dari sengatan matahari.[1] Thanakha juga dipercaya dapat membantu menghilangkan jerawat dan memuluskan wajah. Krim ini juga memiliki sifat anti-jamur. Bahan aktif dari thanakha adalah kumarin dan marmesin.[8]

Catatan sunting

  1. ^ a b Streissguth, Thomas (2007). Myanmar in Pictures. Twenty-First Century. hlm. 44, 73. ISBN 0-8225-7146-3. Diakses tanggal 2008-01-21. 
  2. ^ a b c d Mabberley, D J (1997). The Plant-Book: A Portable Dictionary of the Vascular Plants . Cambridge University Press. hlm. 470. ISBN 0-521-41421-0. Diakses tanggal 2008-01-21. 
  3. ^ Kemp, Charles & Lance Andrew Rasbridge (2004). Refugee and Immigrant Health: A Handbook for Health Professionals. Cambridge University Press. hlm. 98. ISBN 0-521-53560-3. Diakses tanggal 2008-01-21. 
  4. ^ Yeni (5 August 2011). "Beauty That's More Than Skin Deep". The Irrawaddy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2011. Diakses tanggal 7 August 2011. 
  5. ^ a b Köllner, Helmut & Axel Bruns (1998). Myanmar (Burma). Hunter Publishing. hlm. 18. ISBN 3-88618-415-3. Diakses tanggal 2008-01-21. 
  6. ^ a b Moe, J. "Thanakha withstands the tests of time". Mizzima News, 17 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 September 2008. Diakses tanggal 2008-12-06. 
  7. ^ Baker, William & Ira Bruce Nadel (2004). Redefining the Modern. Fairleigh Dickinson University Press. hlm. 24. ISBN 0-8386-4013-3. Diakses tanggal 2008-01-21. 
  8. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-11. Diakses tanggal 2014-10-19.