Thae Yong-ho (Hangul태영호; Hanja太永浩;[2] Pengucapan Korea: [tʰɛ.jʌŋ.ɦo], lahir 25 Juli 1962) adalah politisi Korea Selatan, anggota Majelis Nasional Korea Selatan daerah pemilihan Gangnam, mantan diplomat Korea Utara[3] Ia pernah bertugas sebagai wakil duta besar Korea Utara untuk Britania Raya sebelum akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke Korea Selatan pada bulan Agustus tahun 2016. Ia menjadi salah satu tokoh dengan pangkat tertinggi yang meninggalkan Korea Utara selain Politisi Korea Utara dan perancang ideologi Juche Hwang Jang-yop yang terlebih dahulu membelot pada 1997.[4]

Thae Yong-ho
태영호
Thae bersaksi di depan U.S. Capitol pada November 2017
Anggota Majelis Nasional
Mulai menjabat
30 Mei 2020
MenggantikanLee Jong-gu
Daerah pemilihanSeoul, Gangnam A
Wakil Duta Besar Korea Utara untuk Inggris
Masa jabatan
1 Juni 2006 – 15 Agustus 2016
PemimpinKim Jong-il
Kim Jong-un
Informasi pribadi
Lahir25 Juli 1962 (umur 61)
Pyongyang, Korea Utara
KewarganegaraanKorea Selatan
Partai politikUnited Future Party (2020–kini)
Afiliasi politik
lainnya
Partai Buruh Korea (sebelum 2016)
Suami/istriO Hye-son
Anak2 anak
Dikenal karenaPembelotan
Tanda tangan
Situs webwww.thaeyongho.com
Nama Korea
Josŏn-gŭl
Hanja
Alih AksaraTae Yeong-ho
McCune–ReischauerT'ae Yŏng-ho
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Thae Yong-ho menentang dan mengkritik keras rezim Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Jong-un. Setelah pindah ke Korea Selatan bersama keluarganya, ia mendukung terciptanya Reunifikasi Korea, yang mungkin dapat terjadi jika rakyat Korea Utara melakukan revolusi untuk menumbangkan Dinasti Kim.

Kehidupan awal sunting

Di usia muda, Thae belajar Bahasa Inggris di Tiongkok. Lalu ia menuntut ilmu di Universitas Pyongyang jurusan Studi Asing.[5] Ia mulai bekerja pada 1980-an.[6]

Thae Yong-ho merupakan diplomat Korea Utara yang berpangkat tertinggi kedua di London yang telah hidup di sana selama 10 tahun.[7] Menurut laporan BBC, Thae adalah penikmat makanan India, juga senang bermain golf dan tenis.[8] Selain bisa berbicara dalam Bahasa Inggris, Thae juga bisa berbicara Bahasa Mandarin.[9]

Sebagai diplomat, ia dipercaya pemerintah Korea Utara untuk 'mempromosikan' negara tersebut.[3] Selain itu, ia juga menangani berbagai urusan pribadi Keluarga Kim, antara lain menemani saudara laki-laki Kim Jong-un, Kim Jong-chul menonton konser Eric Clapton di London pada tahun 2015.[7] Selama masa kerjanya di London, ia tinggal di apartemen dua lantai di West London.[10]

Meninggalkan Korea Utara sunting

Ia membelot setelah masa tugasnya berakhir sebagai wakil duta besar dimana ia dijadwalkan akan kembali ke negaranya.[7] Ia memutuskan untuk membelot ke Korea Selatan bersama keluarganya. Motifnya membelot ke Korea Selatan adalah muak akan rezim Kim.[11] Ia ingin tinggal di negara yang liberal dan demokratis.[11] Selain itu ia juga mengkhawatirkan masa depan keluarganya, terutama anak-anaknya yang terbiasa hidup di Inggris, jika melanjutkan hidup di Korea Utara.[7]

Thae menjadi tokoh Korea Utara dengan pangkat tertinggi yang membelot dalam 20 tahun terakhir.[7]

Sebelum Thae membelot, ia disebut-sebut oleh para pengamat sebagai elit Korea Utara terbaik pada masanya.[12][13] Menyusul kepergian Thae, Korea Utara semakin memperketat pengawasan perbatasannya dengan Tiongkok.[3] Reaksi dan ancaman yang keras diserukan terhadap para pembelot, terutama yang berpangkat tinggi.[3] Pemerintah Korea Utara menyebut Thae sebagai "sampah", dan menuduhnya[14] sebagai koruptor dan pedofil, namun tidak berhasil mengajukan petisi kepada Pemerintah Inggris untuk mengekstradisinya kembali ke Korea Utara untuk membuktikan 'tuduhan' tersebut.[15]

Setelah menjalani pemeriksaan oleh badan intelejen Korea Selatan, Thae telah menjalani hidup di Seoul.[16] Ia menyatakan dedikasinya untuk membantu terwujudnya Reunifikasi Korea dan mengakhiri rezim Korea Utara.[16] Menyusul kematian Kim Jong-nam dan eksekusi Jang Song-thaek, Thae berpikir ia akan menjadi target Kim Jong-un berikutnya.[17]

Ia telah menjadi pembicara umum untuk menjelaskan kenyataan tentang Korea Utara serta mempersempit perbedaan-perbedaan antara kedua negara tetangga.[18] Ia menyerukan agar diplomat Korea Utara yang lain membelot ke Seoul guna mencapai Reunifikasi Korea.[18] Menurutnya "adalah sebuah kewajiban, bukan pilihan" bagi diplomat seperti dirinya dan pembelot lain untuk datang ke Korea Selatan membantu terciptanya reunifikasi.[18]

Karier politik sunting

Pada Februari 2020, Thae maju sebagai anggota Majelis Nasional dalam Pemilu Korea Selatan 2020 melalui partai United Future Party. Dalam kampanyenya, ia maju dari daerah pemilihan Gangnam serta menggunakan nama Thae Ku-min (태구민), Ku-min berarti "menyelamatkan rakyat [Korea Utara]". Thae mendapat 58,4% suara.[19]

Kehidupan pribadi sunting

Thae Yong-ho menikah dengan putri petinggi Korea Utara bernama O Hye-son. Mereka mempunyai dua orang putra. Keduanya sempat menjalani pendidikan di Inggris dan diketahui mempunyai prestasi yang amat baik. Salah satu alasan Thae membelot adalah demi pendidikan anak-anaknya.

Ia memiliki saudara laki-laki dan perempuan yang masih berada di Korea Utara.[20] Menyusul kepergiannya, Thae mengkhawatirkan keduanya akan dihukum oleh pemerintah Korea Utara, namun ternyata tidak.[20] Dalam wawancara dengan CNN yang dirancang oleh pemerintah Korea Utara, kedua saudaranya mengutuk pembelotan Thae Yong-ho. Namanya telah dihapus dari keluarga besar Thae.[20]

Referensi sunting

  1. ^ "朝公使太永浩投诚或由韩英情报机构联手促成". chinese.yonhapnews.co.kr (dalam bahasa Chinese). Diakses tanggal 2016-08-22. 
  2. ^ @uni_kr (17 August 2016). "태영호 공사는" (Tweet) – via Twitter. 
  3. ^ a b c d North Korean Diplomat’s Defection Raises Questions About Regime’s Control, 05-01-2019.
  4. ^ 김병욱 (2011-02). "A Plan to Enhance 'Professional Counseling for North Korean Defector' by North Korean Defector". 사회과학연구. 19 (1): 34–71. doi:10.17787/jsgiss.2011.19.1.34. ISSN 1598-0596. 
  5. ^ "Membelot dari Korea Utara, 5 Fakta Menarik Thae Yong-ho yang Maju dalam Pemilu Korea Selatan". m.caping.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25. 
  6. ^ Lauler, Robert (15 August 2018). "Dual Perspective: Reading Thae Yong-ho". Sino-NK. Diakses tanggal 23 October 2018. 
  7. ^ a b c d e Five Notable Facts about Thae Yong-Ho, 5-01-2019
  8. ^ Evans, Steve (16 August 2016). "My friend the North Korean defector". BBC News. 
  9. ^ Rothwell, James (20 August 2016). "Revealed: Secret lives of the North Korean diplomats tucked away in a London surburb [sic]". The Telegraph. Diakses tanggal 2016-08-20. 
  10. ^ Harding, Luke; Nagapetyants, Dina (2016-08-17). "North Korean defector Thae Yong-ho was 'sick and tired of regime'". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2016-08-20. 
  11. ^ a b North Korean defector Thae Yong-ho was sick and tired of regime, 15-01-2019
  12. ^ Blair, David (17 August 2016). "North Korea's 'tough' and 'sophisticated' deputy ambassador in London defects to the South". The Telegraph. Diakses tanggal 2016-08-20. 
  13. ^ "North Korean defector Thae Yong-ho was among Pyongyang's 'best and brightest'". South China Morning Post. 19 August 2016. Diakses tanggal 2016-08-20. 
  14. ^ Sang-Hun, Choe (20 August 2016). "North Korea Says Diplomat Who Defected Is 'Human Scum'". The New York Times. Diakses tanggal 2018-01-18. 
  15. ^ "North Korea calls UK-based defector 'human scum'". BBC News. 2016-08-20. Diakses tanggal 4 January 2018. 
  16. ^ a b Former North Korea Diplomat Begins New Life as Regime Critic, 05-01-2019.
  17. ^ Lester Holt & Alexander Smith, North Korean Defector Tells Lester Holt 'World Should be Ready', NBC News (3 April 2017).
  18. ^ a b c Former North Korean diplomat Thae Yong-ho urges others to defect to the South to "achieve the dream of reunification":
  19. ^ "N Korean defector wins seat in South Korea". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-04-16. Diakses tanggal 2020-04-25. 
  20. ^ a b c Exclusive: North Korean defector disowned by family in Pyongyang, 15-01-2019

Pranala luar sunting