Terapi imunoglobulin

Terapi imunoglobulin, juga dikenal dengan nama imunoglobulin manusia normal (NHIG), adalah penggunaan campuran antibodi (imunoglobulin) untuk menangani sejumlah kondisi medis,[1][2] seperti imunodefisiensi primer, purpura trombositopenik idiopatik, penyakit Kawasaki, sejumlah kasus HIV/AIDS dan campak, sindrom Guillain-Barré, dan kasus infeksi tertentu jika imunoglobulin yang lebih spesifik tidak tersedia.[1] Campuran ini dapat diberikan dengan disuntikkan ke dalam otot, pembuluh darah, atau di bawah kulit.[1] Efeknya akan berlangsung selama beberapa minggu.[2]

Data klinis
Nama dagang Flebogamma, Gammagard, lainnya
AHFS/Drugs.com monograph
Kat. kehamilan ?
Status hukum -only (US)
Rute IV, IM, subQ
Pengenal
Nomor CAS 9007-83-4
Kode ATC J06BA
ChemSpider none
Sinonim imunoglobulin manusia normal (HNIG), imunoglobulin normal manusia (HNIG)
Data kimia
Rumus ?

Efek samping yang dapat muncul adalah rasa sakit di tempat suntikan, sakit otot, dan reaksi alergi.[1] Efek samping parah yang dapat terjadi adalah masalah ginjal, anafilaksis, trombus, dan hemolisis.[1] Penggunaannya tidak disarankan untuk orang dengan jenis kekurangan IgA tertentu.[1] Penggunaannya untuk ibu hamil tampaknya relatif aman.[1]

Imunoglobulin manusia terbuat dari plasma darah manusia[1] dan mengandung antibodi untuk melawan virus.[2] Terapi imunoglobulin sendiri pertama kali dilakukan pada tahun 1930an, sementara campuran untuk disuntikkan ke dalam pembuluh darah pertama kali disetujui penggunaannya di Amerika Serikat pada tahun 1981.[3] Imunoglobulin manusia masuk ke dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[4] Sejumlah campuran imunoglobulin khusus juga tersedia untuk penyakit tertentu, seperti imunoglobulin hepatitis B, rabies, tetanus, infeksi varicella dan paparan darah Rh positif.[2]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c d e f g h "Immune Globulin". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 January 2017. Diakses tanggal 8 January 2017. 
  2. ^ a b c d British national formulary : BNF 69 (edisi ke-69). British Medical Association. 2015. hlm. 867–871. ISBN 9780857111562. 
  3. ^ Etzioni, Amos; Ochs, Hans D. (2014). Primary Immunodeficiency Disorders: A Historic and Scientific Perspective (dalam bahasa Inggris). Academic Press. hlm. 283–284. ISBN 9780124115545. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-09. 
  4. ^ "WHO Model List of Essential Medicines (19th List)" (PDF). World Health Organization. April 2015. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses tanggal 8 December 2016.