Telur puyuh adalah telur burung puyuh yang kerap dijadikan bahan makanan di berbagai tradisi kuliner di dunia, termasuk di Asia, Eropa, dan Amerika.

Hidangan kentang galettes, disajikan dengan telur puyuh.

Dalam masakan Jepang, telur puyuh dapat disajikan mentah atau masak sebagai bagian dari bahan tamago (telur) dalam sushi dan kerap ditemukan dalam masakan rantang bekal bento.

Perbandingan ukuran telur puyuh dengan telur ayam dan telur bebek. Telur puyuh adalah yang terkecil.

Di beberapa kawasan, telur puyuh dianggap biasa saja dan bukanlah hidangan eksotik. Di Kolombia, Ekuador dan Venezuela, telur puyuh rebus lazim dijadikan tambahan pada hot dog dan hamburger. Di Filipina, kwek-kwek adalah jajanan jalanan yang terbuat dari telur puyuh yang direbus, dilapisi tepung, dan kemudian ditusuk sate dan kemudian digoreng. Di Indonesia, kemasan kecil telur puyuh lazim dijajakan oleh pedagang asongan bersama kacang dan jajanan lain sebagai kudapan. Sementara telur puyuh yang dibumbui dan ditusuk sebagai sate lazim disajikan sebagai makanan pendamping untuk soto dan bubur ayam. Di Vietnam, sekantung telur puyuh rebus lazim ditawarkan sebagai teman minum bir.[1] Di Korea Selatan, sekantung besar telur puyuh lazim dijual di pasar swalayan. Di Afrika Barat, seperti di Nigeria, suku timur (igbos) menyebut telur ini sebagai "Telur Ogazi" dan menjadi hidangan populer di kawasan ini, biasanya dijajakan sebagai jajanan kakilima.

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Eat Cheap, Top 7 Street Foods Around the World". Backpacker Ben (travel blog). August 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-29. Diakses tanggal 2016-07-07.