Wikipedia

Tebat Karai, Kepahiang

kecamatan di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu
Untuk tempat lain yang bernama sama, lihat Tebat Karai.

Tebat Karai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Indonesia.[5][6] Nama kecamatan diambil berdasarkan nama salah satu kelurahan yang termasuk dalam wilayahnya.

Tebat Karai
Kecamatan
Negara Indonesia
ProvinsiBengkulu
KabupatenKepahiang
Pemerintahan
 • CamatRenal Saputro[1]
Populasi
 • Total14.753 jiwa
Kode Kemendagri17.08.03 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1708040 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan13 desa dan satu kelurahan[4]
Peta
PetaKoordinat: 3°38′28.428″S 102°38′29.044″E / 3.64123000°S 102.64140111°E / -3.64123000; 102.64140111

Pembentukan

sunting

Tebat Karai dibentuk sebagai sebuah kecamatan tersendiri menyusul pemekaran Kepahiang sebagai kabupaten definitif dari Kabupaten Rejang Lebong pada 7 Januari 2004.

Kondisi wilayah

sunting

Geografi

sunting

Kecamatan ini memiliki luas 76,88 km2.[2] Wilayahnya terdiri dari hamparan dan kawasan lereng atau perbukitan. Tebat Karai adalah kecamatan terkurung daratan dan semua wilayahnya berada jauh dari pesisir.[7] Ketinggian rata-rata wilayah ini antara 444-723 mdpl.[2] Desa dengan ketinggian terendah adalah Penanjung Panjang (444 mdpl) dan Taba Air Pauh (448 mdpl), sementara yang memiliki ketinggian rata-rata tertinggi adalah Karang Tengah (723 mdpl) dan Tapak Gedung (796 mdpl).[8] Tebat Karai bersama Ujan Mas, Kepahiang, Kabawetan, Muara Kemumu dan Seberang Musi adalah kecamatan-kecamatan yang rawan longsor.[9] Selain itu, potensi bencana lain yang menghantui Tebat Karai adalah gerakan tanah dan pergeseran Patahan Semangko.[9]

Beberapa desa di kecamatan ini dilalui oleh Sungai Musi,[10][11][12] berikut anak-anak sungainya, termasuk Curug Gayur,[13] serta Air Pinggir Kuning, Air Kotok, Air Tik Sebubut, Air Penebat, Air Sengkuang, Air Rawa Salak, Air Duku, dan Air Tebat.[14]

Terdapat sebuah hutan lindung di perbatasan Tebat Karai dengan Bermani Ilir. Hutan lindung yang dikenal sebagai hutan Rimbo Donok tersebut memiliki luas 433 hektare, terbesar ketiga di antara empat kawasan hutan lindung di seluruh wilayah Kepahiang.[15]

Batas-batas

sunting

Kecamatan ini memiliki batas-batas administratif sebagai berikut.[4]

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kabawetan, Kepahiang
  • Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bermani Ilir, Kepahiang
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Seberang Musi, Kepahiang
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kepahiang

Administrasi

sunting

Tebat Karai secara administratif dibagi menjadi satu kelurahan dan 13 desa,[4] sehingga jumlah pembagian wilayahnya menjadi 14 entitas, semuanya berstatus sebagai kelurahan dan desa definitif.[16] Semua desa yang ada memiliki badan permusyawarahan desa (BPD) yang aktif.[17] Berikut adalah kelurahan dan desa di kecamatan ini.

No. Nama Status[18] Suku bangsa utama
1 Karang Tengah Desa Serawai
2 Nanti Agung Desa Serawai
3 Penanjung Panjang Desa Rejang
4 Penanjung Panjang Atas Desa Rejang
5 Peraduan Binjai Desa Rejang
6 Sinar Gunung Desa Serawai
7 Taba Air Pauh Desa Rejang
8 Taba Saling Desa Rejang
9 Taba Sating Desa Rejang
10 Talang Karet Desa Serawai
11 Tapak Gedung Desa Serawai
12 Tebat Karai Kelurahan Rejang
13 Tebing Penyamun Desa Serawai
14 Tertik Desa Rejang

BPS Kabupaten Kepahiang dalam publikasinya menyebutkan bahwa ibu kota kecamatan berada di Kelurahan Tebat Karai,[19] tetapi publikasi resmi di situs web kabupaten menyebutkan bahwa kantor camat terletak di Desa Taba Saling, yang diresmikan oleh bupati Kepahiang pada 7 Januari 2019.[20]

Menurut mandat Peraturan Daerah Kabupaten Kepahiang No. 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepahiang Tahun 2012 - 2032, Tebat Karai dan Merigi akan menjadi kecamatan yang memiliki pusat pelayanan kawasan (PPK). Khusus wilayah Tebat Karai, PPK-nya akan berada di Penanjung Panjang. Fungsi PPK adalah untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.[21]

Demografi

sunting

Per tahun 2020, Tebat Karai memiliki populasi sebesar 14.753 jiwa, naik sedikit dibandingkan tahun 2019 dengan populasi 14.074 jiwa.[22] Rasio jenis kelaminnya adalah 107, yang artinya setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 107 penduduk laki-laki.[22] Angka rasio jenis kelamin kecamatan Tebat Karai tahun 2020 naik menjadi 107, setelah sebelumnya dalam tiga tahun berturut-turut sejak 2017, angka tersebut berada pada kisaran 103.[23]

Kepadatan penduduk kecamatan ini adalah 163 dan 192 jiwa/km2 masing-masing pada 2010 dan 2020.[3] Laju pertumbuhan penduduknya dalam satu dekade terakhir mencapai 1,62%.[24]

Sebagian besar penduduk Tebat Karai sudah menikmati listrik. Ada 4.538 keluarga yang melanggan baik listrik PLN maupun non-PLN. Hanya sebagian kecil keluarga saja yang masih belum menggunakan listrik. Tercatat jumlah mereka ada 40 keluarga, setengah di antaranya berada di Taba Air Pauh.[25] Sementara untuk bahan bakar memasak, mayoritas masyarakat sudah menggunakan gas LPG,[26] walaupun masih ada juga yang menggunakan putung atau kayu bakar.[27]

Kesehatan

sunting

Tebat Karai dalam bidang kesehatan dilayani oleh dua puskesmas.[28] Keduanya berstatus sebagai puskesmas non-rawat inap, masing-masing terletak di Karang Tengah dan Tebat Karai.[29] Tidak ada rumah sakit, rumah sakit bersalin, apotek, maupun klinik di wilayah kecamatan ini.[30]

Pendidikan

sunting

Dalam bidang pendidikan, pada 2020, di kecamatan ini terdapat 17 fasilitas pendidikan,[31] dengan rincian 12 SD (semuanya berstatus negeri),[32] satu MI negeri di Nanti Agung,[33] tiga SMP,[34] dan satu SMA.[35] Tidak ada MTs, MA, SMK, atau perguruan tinggi di kecamatan ini.[36] Ada pun taman kanak-kanak di kecamatan ini, semuanya berstatus sebagai sekolah swasta.[37]

Jumlah guru dan murid di sekolah-sekolah di Tebat Karai disajikan dalam tabel berikut.[38]

Fasilitas Pendidikan Guru Murid
TK dan
Raudatul Athfal 		negeri 0 0
swasta 27 217
SD negeri 131 1.081
swasta 0 0
MI negeri 21 140
swasta 0 0
SMP negeri 46 377
swasta 0 0
MTS negeri 0 0
swasta 0 0
SMA negeri 33 379
swasta 0 0
MA negeri 0 0
swasta 0 0
SMK negeri 0 0
swasta 0 0
Jumlah 210 2.194

Kondisi sosial

sunting

Suku bangsa dan bahasa

sunting

Suku Rejang dari petulai Bermani, khususnya Marga Bermani Ilir adalah penduduk asli kecamatan ini. Suku bangsa Rejang di Tebat Karai menuturkan bahasa Rejang dialek Bermani, yang sehari-hari dikenal sebagai bahasa Rejang Kepahiang atau Hêjang Tabêah. Beberapa sumber seperti Richard McGinn menyebut dialek ini sebagai dialek Kebanagung.[a] Dialek yang dituturkan di wilayah ini adalah dialek yang sama dengan di kawasan Bermani Ilir, dengan perbedaan bahwa subdialek di Tebat Karai termasuk rumpun ulu atau hêi, sementara subdialek di Bermani Ilir termasuk rumpun ilir atau lot.

Selain suku bangsa Rejang, suku terbesar kedua di Tebat Karai adalah suku Serawai yang bermigrasi dalam kurun waktu seratus tahun belakangan dari daerah-daerah seperti Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Mereka dikenal secara lokal oleh orang Rejang sebagai Tun Sêlatan atau Tun Sahweê. Sementara mereka sendiri mengidentifikasikan diri sebagai Jemau Serawai atau Jemau Selatan. Baik tun dan jemau sama-sama bermakna "orang" atau "bangsa".

Suku Rejang adalah penduduk asli dan mayoritas di daerah-daerah seperti Taba Saling, Taba Sating, Tebat Karai, Tertik, Peraduan Binjai, Penanjung Panjang Atas, Penanjung Panjang, dan Taba Air Pauh. Situs keramat Air Kotok (Bioa Kotok) yang merupakan salah satu tempat sakral bagi suku Rejang di kecamatan ini terletak di daerah Penanjung Panjang dan ditetapkan sebagai cagar budaya Kabupaten Kepahiang.[39] Sementara Talang Karet, Tebing Penyamun, Nanti Agung, Sinar Gunung, Karang Tengah, dan Tapak Gedung mayoritas didiami oleh suku Serawai.

Agama

sunting

Tidak diketahui secara akurat berapa jumlah penganut agama non-muslim di wilayah ini. BPS menyebutkan bahwa terdapat kemungkinan bahwa 100% penduduk Tebat Karai memeluk agama Islam.[28] Pemeluk Islam di Tebat Karai menurut BPS mencapai 15.962 jiwa, sementara pemeluk agama Kristen Protestan tercatat ada satu orang saja.[40] Baik suku Rejang maupun Serawai yang merupakan dua suku terbesar, keduanya sama-sama memeluk Islam sebagai "agama rakyat". Muslim sebagai mayoritas di kecamatan ini dapat dikonfirmasi melalui keberadaan 15 masjid dan 13 musala di seluruh wilayahnya.[28] Sementara tidak tercatat ada sarana peribadatan agama lain.[41]

Ekonomi

sunting

Sektor perekonomian utama adalah pertanian dan perkebunan. Tanaman utama yang dibudidayakan masyarakat Tebat Karai adalah padi lahan basah (padi sawah) dan kopi jenis robusta. Pada 2020, tercatat kecamatan ini memproduksi tak kurang dari 1.940 ton biji kopi.[42] Selain itu, wilayah ini dikenal sebagai salah satu lokasi penambangan andesit atau batu gunung di Kabupaten Kepahiang.[43]

Pada sektor perniagaan, terdapat sebuah pasar dan 214 warung kelontong di Tebat Karai.[44] Pasar yang ada terletak di Penanjung Panjang Atas dan belum memiliki bangunan permanen.[45] Sementara restoran atau rumah makan ada masing-masing satu di Peraduan Binjai dan Penanjung Panjang Atas.[46] Tidak fasilitas akomodasi seperti penginapan, motel, hotel, atau wisma di kecamatan ini.[47] Selain itu, belum ada bank yang membuka cabang atau rantingnya di kecamatan ini.[48]

Sektor lain yang sebenarnya potensial, tetapi belum tergarap dengan baik adalah sektor pariwisata. Objek wisata utama di daerah ini adalah Air Terjun Curug Embun di Desa Tapak Gedung,[49] yaitu sebuah air terjun setinggi lebih dari 10 meter yang berada di ketinggian 796 mdpl. dan berhawa sejuk.[50]

Transportasi dan komunikasi

sunting

Wilayah kecamatan ini dilalui oleh jalan lintas antarprovinsi, menghubungkan Curup dan Kepahiang dengan Empat Lawang dan Pagaralam. Jalan ini berstatus sebagai jalan kolektor primer 2 (K2) dan menghubungkan Tebat Karai dengan Kecamatan Kepahiang dan Bermani Ilir.[51] Selain jalan K2, ada pula jalan K3 yang menghubungkan kecamatan ini dengan Kabawetan, serta jalan K4 yang menghubungkan Tapak Gedung hingga ke perbatasan Sindang Dataran.[51] Ada pun rencana jalan yang akan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas kecamatan Tebat Karai adalah ruas jalan lingkar Taba Sating-Padang Lekat-Kelilik.[51]

Sarana transportasi utama masyarakat adalah sarana transportasi darat, dengan jalan umumnya sudah diaspal atau hotmix. Ada angkutan umum, tetapi beroperasi tanpa trayek yang rigid.[52] Jalanan utama yang menghubungkan seluruh kelurahan dan desa di kecamatan ini sudah diaspal dan dapat dilalui sepanjang tahun, baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.[53]

Jumlah menara BTS (pemancar sinyal) di Tebat Karai pada 2020 adalah sebanyak empat buah, masing-masing ada dua di Penanjung Panjang Atas, satu di Taba Sating, dan satu di Talang Karet.[54] Rata-rata jumlah operator telekomunikasi di Tebat Karai adalah tiga operator setiap desa, dengan pengecualian Penanjung Panjang yang dilayani oleh empat operator telekomunikasi, serta Talang Karet dan Karang Tengah yang hanya dilayani oleh dua operator saja.[55]

Status sinyal di tiap desa di Tebat Karai dapat dilihat pada tabel di bawah ini.[55]

Nama desa Status sinyal
Karang Tengah Lemah
Nanti Agung Kuat
Penanjung Panjang Sangat kuat
Penanjung Panjang Atas Kuat
Peraduan Binjai Lemah
Sinar Gunung Kuat
Taba Air Pauh Lemah
Taba Saling Kuat
Taba Sating Kuat
Talang Karet Sangat kuat
Tapak Gedung Kuat
Tebat Karai Sangat kuat
Tebing Penyamun Kuat
Tertik Kuat

Hingga 2020, Tebat Karai belum memiliki kantor pos atau kantor pos pembantu. Tidak ada agen ekspedisi dan kargo yang membuka pos di wilayah ini.[56]

Keterangan

sunting
  1. ^ Penamaan bagi dialek yang dituturkan di sebagain wilayah Kabupaten Kepahiang ini memang agak pelik disebabkan belum adanya istilah yang baku dan disepakati. Oleh karena itu, untuk mempermudah, sebagian orang membagi dialek bahasa Rejang berdasarkan kabupaten tempat para penutur masing-masing dialek berdiam. Dialek yang dituturkan di wilayah Curup dan sekitarnya biasa disebut sebagai Rejang Curup atau Jang Cu'up; Rejang di Lebong sebagai Rejang Lebong atau Jang Lebong; Rejang di Kepahiang sebagai Rejang Kepahiang atau Hêjang Payang; dan Rejang di Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah masing-masing sebagai Rejang Utara atau Jang Utara dan Jang Benteng. Istilah selain Rejang Kepahiang yang biasa dipakai dalam publikasi akademik adalah dialek Bermani dan dialek Kebanagung. Bermani adalah salah satu marga utama Rejang di wilayah Kepahiang yang sekarang. Namun, marga ini bukan satu-satunya penutur dialek yang dimaksud, karena masyarakat marga Merigi juga menggunakan dialek yang sama. Sementara istilah Kebanagung digunakan oleh McGinn dan Jaspan, merujuk pada Keban Agung yang merupakan ibu kota sekaligus "kota" terbesar di wilayah Bermani.

Referensi

sunting
  1. ^ "Bupati Lantik Pejabat Administrasi dan Pejabat Pelaksana". Situs Web Resmi Kabupaten Kepahiang. 25 November 2021. Diakses tanggal 12 Maret 2022. 
  2. ^ a b c BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 4.
  3. ^ a b BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 23.
  4. ^ a b c BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 3.
  5. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 10.
  6. ^ "Kecamatan, Kelurahan, dan Desa". Situs Web Resmi Kabupaten Kepahiang. Diakses tanggal 27 Maret 2022. 
  7. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 6.
  8. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 5.
  9. ^ a b Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 22.
  10. ^ "Perahu Arum Jeram Terbalik, 7 Orang Hanyut, Dosen FKIP Unib Meninggal". Progres Kepahiang. 23 April 2017. Diakses tanggal 27 Maret 2022. 
  11. ^ Putro, Yuliardi Hardjo (23 April 2017). Mahbub, Harun, ed. "Dosen Perempuan Universitas Bengkulu Tewas Saat Pandu Arung Jeram". Liputan6.com. Diakses tanggal 27 Maret 2022. 
  12. ^ "Pamit ke Kebun, Warga Tebat Karai Membusuk". tuntasonline.com. 20 September 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-31. Diakses tanggal 27 Maret 2022. 
  13. ^ "Dua Hari Menghilang, Ditemukan Terbujur Kaku di Curug Gayur". Rakyat Bengkulu. 19 Januari 2022. Diakses tanggal 27 Maret 2022. 
  14. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 20.
  15. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 19.
  16. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 12, 14.
  17. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 15.
  18. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 13.
  19. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 4, 12.
  20. ^ "Bupati Resmikan Kantor Camat Tebat Karai". Situs Web Resmi Kabupaten Kepahiang. 14 Januari 2019. Diakses tanggal 27 Maret 2022. 
  21. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 13.
  22. ^ a b BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 21.
  23. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 22.
  24. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 24.
  25. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 64-65.
  26. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 64.
  27. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 67.
  28. ^ a b c BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 29.
  29. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 42.
  30. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 41-42.
  31. ^ "Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Per Kec. Tebat Karai". Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-12. Diakses tanggal 28 Maret 2022. 
  32. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 30.
  33. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 31.
  34. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 32.
  35. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 34.
  36. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 29, 33-36.
  37. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 39.
  38. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 39, 40.
  39. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 21.
  40. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 47.
  41. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 48.
  42. ^ BPS Kabupaten Kepahiang 2021, hlm. 60.
  43. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 24.
  44. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 71.
  45. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 72.
  46. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 73.
  47. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 74.
  48. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 75.
  49. ^ "Pariwisata Provinsi Bengkulu - Kabupaten Kepahiang". Situs Web Resmi Pemerintah Provinsi Bengkulu. Diakses tanggal 28 Maret 2022. 
  50. ^ Enyeng, Novri (9 November 2020). "Curug Embun, Wisata Air di Kepahiang". Bengkulu Ekspress. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-09. Diakses tanggal 28 Maret 2022. 
  51. ^ a b c Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 14.
  52. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 83.
  53. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 84.
  54. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 82, 85.
  55. ^ a b Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 85.
  56. ^ Pemerintah Kabupaten Kepahiang 2012, hlm. 86.

Daftar pustaka

sunting

Buku

sunting

Produk hukum

sunting

Pranala luar

sunting

3°38′28″S 102°38′29″E / 3.641230°S 102.641401°E / -3.641230; 102.641401

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tebat_Karai,_Kepahiang&oldid=26177644"