Tari Kain Kromong adalah salah satu tarian yang berasal dari daerah Jambi dan mulai dikenal sejak tahun 1800an. Tari Kain Kromong dalam penampilannya mengenakan kain tenun sebagai properti yang biasa disebut selendang pelangi.[1] Saat Tari Kromong diperkenalkan untuk pertama kali, pada tahun 1800, daerah Mandiangin belum memiliki sistem pemerintahan dan belum terbentuk perkampungan, tetapi masyarakat di sana sudah hidup secara berkelompok sehingga masyarakat menciptakan karya seni tersebut.[2]

Legenda

sunting

Tari Kain Kromong berkaitan erat dengan legenda setempat di daerah Mandiangin Tuo dan legenda tersebut masih terus diyakini oleh masyarakat. Legenda yang melekat pada Tari Kain Kromong menjadi keunikan tersendiri bagi Tari Kain Kromong ini. Tari Kain Kromong pertama kali digelar oleh seorang gadis cantik setelah berhasil menenun kain. Saat menari ia sambil menggumamkan suara musik, yaitu kromong, kendhang, dan gong.[1]
Legenda setempat menceritakan bahwa ada salah seorang remaja putri diberi kewajiban oleh adat setempat untuk menenun selembar kain dengan menggunakan hati dan perasaan karena dengan perlakuan tersebut, dipercaya akan menghasilkan tenunan yang lebih indah. Tari Kain Kromong ini dilakukan sebagai tari untuk menyambut para tamu kehormatan atau pejabat. Tari Kain Kromong ini merupakan budaya asli masyarakat Mandiangin, Kota Jambi.[1][3]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c mohammadwildan (2016-11-11). "Tari Kain Kromong, Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2016". Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Diakses tanggal 2019-09-21. 
  2. ^ "Tari Kain Kromong". Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Diakses tanggal 11-07-2020. 
  3. ^ katalog warisan budaya takbenda indonesia 2018. jakarta: direktorat warisan dan diplomasi budaya kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2018. hlm. 222.