Taman Budaya Raden Saleh

Taman Budaya Raden Saleh atau lebih dikenal dengan nama TBRS (Jawa: ꦠꦩꦤ꧀​ꦧꦸꦝꦪ​ꦫꦢꦺꦤ꧀​ꦱꦭꦺꦃ, translit. Taman Budhaya Radèn Salèh) adalah pusat kesenian dan kebudayaan yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Nomor 29 Kota Semarang, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi tepatnya berada di samping gedung Perpustakaan Daerah Jawa Tengah. Taman Budaya Raden Saleh memiliki luas kurang lebih 89.926 meter persegi.[1] Di dalamnya terdapat empat gedung utama, yaitu Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho, Kantor Pengelola TBRS, Gedung Serba Guna, dan Kantor Dewan Kesenian Semarang (Dekase). Selain itu, juga ada beberapa bangunan pendopo berbentuk joglo.

Taman Budaya Raden Saleh
[[Berkas:|220px]]
Informasi
Berdiri
PengelolaPemerintah Kota Semarang
FasilitasGedung Kesenian Ki Narto Sabdho, Kantor Pengelola TBRS, Gedung Serba Guna, dan Kantor Dewan Kesenian Semarang (Dekase)
AlamatJl. Sriwijaya Nomor 29 Kota Semarang
Telpon
E-mail
Website

Sejarah sunting

TBRS dulu bernama Taman Hiburan Rakyat, dan merupakan lokasi kebun binatang Semarang, hal inilah yang menyebabkan taman budaya ini sebagian besar lokasinya masih berkontur tanah dan dipenuhi pepohonan yang rindang. Setelah kebun binatang dipindah ke Tinjomoyo, dan sekarang sudah dipindah lagi ke Mangkang, taman ini berganti nama menjadi Taman Budaya Raden Saleh. Fungsi taman pun berubah menjadi pusat kesenian dan kebudayaan Jawa Tengah.

Dinamai Taman Budaya Raden Saleh berasal dari nama salah satu pelukis terkenal Indonesia, Raden Saleh Sjarif Boestaman yang berasal dari Semarang.

Budayawan lainnya, yaitu Ki Narto Sabdho, yang merupakan maestro wayang asal Jawa Tengah, juga diabadikan menjadi gedung utama pertunjukan seni dan budaya, dengan patung besar didepan gedung tersebut, menyambut tamu yang masuk ke komplek Taman Budaya Raden Saleh[2].

Fasilitas sunting

  • Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho
  • Gedung Serba Guna
  • Kantor Pengelola TBRS
  • Kantor Dewan Kesenian Semarang (Dekase)
  • Gallery Seni [3]
  • Taman

Pertunjukan seni sunting

Berbagai kegiatan dan pagelaran budaya rutin digelar di TBRS. Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho menjadi tempat untuk menggelar pertunjukan wayang orang, wayang kulit, dan musik keroncong.[4] Wayang orang oleh Ngesti Pandawa digelar rutin setiap Sabtu Malam, wayang kulit setiap Malam Senin Pahing, dan musik keroncong oleh Komunitas Keroncong setiap bulan di Rabu terakhir.

Selain pertunjukan seni, TBRS juga diramaikan oleh acara-acara yang sering dibuat oleh komunitas-komunitas di Semarang.

Wacana penggusuran sunting

Pada tahun 2015, muncul wacana penggusuran TBRS karena lahannya akan dibangun untuk Trans Studio.[5] Wacana ini menimbulkan kontroversi di kalangan pegiat budaya di Semarang. Namun pada tahun 2016, PT Trans Ritel Property membatalkan pembangunan Trans Studio di Semarang, dan lebih memilih Yogyakarta sebagai lokasi pembangunan.[6]

Referensi sunting

  1. ^ Jalan-jalan: Taman Budaya Raden Saleh Diarsipkan 2016-10-21 di Wayback Machine., diakses pada 18 Oktober 2016
  2. ^ "Taman Budaya Raden Saleh, Punggawa Pelestarian Budaya Jawa". Semarang. 2023-05-09. Diakses tanggal 2023-05-13. 
  3. ^ Galeri Indonesia Kaya: Taman Budaya Raden Saleh, Pusat Kesenian Kota Semarang Diarsipkan 2016-10-19 di Wayback Machine., diakses pada 18 Oktober 2016
  4. ^ Hello Semarang: Inilah Pusat Kegiatan dan Pagelaran Budaya di Semarang Diarsipkan 2016-10-21 di Wayback Machine., diakses pada 18 Oktober 2016
  5. ^ Finance Detik: Inilah Calon Lokasi Trans Studio di Semarang, diakses pada 18 Oktober 2016
  6. ^ Media Jateng: Trans Studio Batal Dibangun di Semarang Diarsipkan 2016-10-21 di Wayback Machine., diakses pada 18 Oktober 2016